x

5 Pemain Senior yang Layak Masuk Timnas Lawan Puerto Rico

Senin, 29 Mei 2017 21:39 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Gregah Nurikhsani Estuning

Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Luis Milla berencana memanggil 5 pemain senior untuk dua laga uji coba yakni melawan Kamboja dan Puerto Rico pada FIFA match day Juni nanti.

Pemanggilan tersebut dilatarbelakangi keinginan Luis Milla untuk memberikan keseimbangan tim yang notabene diisi oleh pemain Timnas U-22. Selain itu, kehadiran pemain senior diharapkan bisa membagikan pengalaman dan mengangkat moral pemain muda di Timnas U-22 usai kalah 1-3 di laga internasional melawan Myanmar Maret lalu.

Persija Jakarta vs Timnas U-22.

Pasalnya laga melawan Kamboja dan Puerto Rico juga cukup penting lantaran masuk di agenda FIFA mach day. Jika kembali kalah, peringkat Indonesia di ranking dunia akan semakin melorot. Karenanya merupakan keputusan tepat Luis Milla untuk memanggil sejumlah pemain senior.

Melihat kondisi tersebut, INDOSPORT mencoba menyajikan lima pemain senior yang berpeluang dipanggil Luis Milla. Siapa saja mereka? berikut ulasannya.


1. Irfan Bachdim

Irfan Bachdim (Bali United FC).

Pemain Bali United ini bisa menjadi solusi di lini depan Timnas Indonesia apabila ingin mencetak lebih banyak gol. Pasalnya laga melawan Kamboja dan Puerto Rico nanti termasuk FIFA match day dan mendapat poin untuk mengangkat peringkat Indonesia yang terus merosot akhir-akhir ini.

Kehadiran Irfan tentu bisa membantu mengangkat moral dan motivasi pemain muda. Ia bisa berbagi pengalaman bagaimana mengatasi setiap situasi yang muncul saat bermain di level internasional. 

Selain itu Irfan termasuk tipe pemain yang fleksibel, ia bisa bermain di berbagai posisi di lini depan. Kakak ipar Kim Jeffrey itu bisa bermain sebagai striker tunggal, second striker bahkan melebar di posisi sayap. Hal itu menjadi nilai tambah lantaran selama ini Luis Milla menginginkan pemain yang bisa bermain lebih dari satu posisi.

Di Liga 1 2017 ini, Irfan tampil cukup baik meski belum mampu mencetak gol. Akan tetapi, pemain kelahiran Belanda itu turut berperan besar dengan menorehkan tiga assists untuk rekan-rekannya. Akurasi operannya pun cukup baik, sekitar 78% menurut catatan Labbola.


2. Stefano Lilipaly

Bintang Timnas Indonesia, Stefano Lilipaly.

Pemain milik SC Cambuur ini seolah sudah melekat di hati penggemar Timnas Indonesia. Penampilannya yang luar biasa dan enerjik di Piala AFF 2016 menjadikan Lilipaly sebagai idola dan nyawa skuat Garuda di lini tengah.

Pengalaman Lilipaly yang bermain di kompetisi kompetitif Eropa yakni kasta kedua Liga Belanda sangat diperlukan untuk membimbing pemain muda seperti Evan Dimas, Gian Zola, M. Hargianto hingga Paulo Sitanggang di lini tengah Timnas Indonesia.

Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla seharusnya tidak perlu berpikir lama untuk memanggil Lilipaly. Meksi sempat berpindah klub dari SC Telstar ke SC Cambuur, statistik penampilan Lilipaly tetap konsisten bahkan cenderung meningkat.

Total Lilipaly mencetak 12 gol, dan 10 assists di kasta kedua Liga Belanda. Ia bahkan hampir mengantarkan SC Cambuur promosi ke Liga Eredivisie (kasta tertinggi Liga Belanda) sebelum dikalahkan MVV Maastricht di babak play off.   

Sejauh ini Lilipaly dianggap sebagai pemain naturalisasi terbaik untuk Timnas Indonesia. Ia dinilai selalu bermain dengan hati saat mengenakan jersey berlambang Garuda di dada.


3. Dedi Kusnandar

Dedi Kusnandar.

Pemain milik Persib Bandung ini tampil cukup baik di Liga 1, meski kerap bermain dari bangku cadangan. Berdasarkan catatan Labbola, Dedi memiliki akurasi operan mencapai 83%, akurasi umpan silang 22% dan tekel sukses, 57%.

Statistik di atas setidaknya menjadi pertimbangan Luis Milla jika menginginkan pemain senior dengan di pos gelandang bertahan. Selain itu, Dado, sapaan akrab Dedi Kusnandar juga memiliki segudang pengalaman bermain di Liga Malaysia maupun di Timnas Indonesia di level kelompok umur hingga senior. 

Dengan usia yang masih muda yakni 26 tahun, Dado tentu bisa berbagi ilmu dengan pemain Timnas U-22 seperti M. Hargianto, Paulo Sitanggang maupun Putu Gede yang bisa dimainkan sebagai gelandang bertahan. 

Selain Dedi Kusnandar, pada pos gelandang bertahan, Luis Milla juga tampaknya harus mempertimbangkan dua nama yakni, Bayu Pradana dan juga Manahati Lestusen. Bersama Dedi Kusnandar, dua pemain ini juga menjadi kunci sukses Timnas Indonesia melangkah ke babak final Piala AFF 2016 lalu. 

Namun khusus Manahati, jika ingin dipanggil Luis Milla, ia harus bisa meredam emosi dan menjaga atitude-nya di atas lapangan. Pasalnya Luis Milla pernah menegaskan akan lebih memilih pemain yang memiliki sikap disiplin dibandingkan yang bertalenta tapi sulit diatur.

Hingga pekan ke-8 Liga 1 ini, Manahati sudah mengoleksi tiga kartu kuning dan satu kartu merah. Ia bahkan dihukum larangan bertanding dalam 3 laga akibat mencekik pemain PSM Makassar, Marc Anthony Klok. 


4. Rizky Pora

Rizky Pora (Barito Putra).

Selain Stefano Lilipaly yang moncer di Piala AFF 2016 lalu, nama Rizky Pora juga tidak bisa dianggap sebelah mata. Ia bahkan menjadi pemain paling konsisten dengan torehan 4 assists dan satu golnya selama berkiprah di Piala AFF 2016.

Selepas Piala AFF, Rizky Pora menjadi pemain paling diincar oleh tim elit Indonesia untuk kompetisi tahun ini. Akan tetapi, ia kemudian memutuskan bertahan di Barito Putera dan didaulat menjadi kapten.

Bersama Barito Putera di Gojek Traveloka Liga 1, Rizky Pora sudah mencatatkan dua gol dan satu assist dari enam kali penampilannya. Satu hal yang menjadi nilai positif dan membuatnya layak dipanggil pelatih Luis Milla adalah Rizky Pora bisa bermain di posisi gelandang sayap/winger maupun di bek sayap/wing back

Keberadaan Rizky Pora akan sangat membantu beberapa bek sayap seperti Nazar Nurzaidin, Zalnando, Ricky Fajrin, hingga Putu Gede yang terlihat belum berani menusuk ke kotak penalti dan membantu pemain sayap saat melakukan serangan dalam beberapa laga uji coba.

Catatan bertahan Rizky Pora juga terlihat cukup bagus meksi saat ini ia diplot sebagai gelandang sayap. Pemain 27 tahun itu menorehkan 67% tekel sukses di Liga 1 berdasarkan catatan Labbola.

Selain itu, Rizky Pora juga bisa dipasangkan dengan winger lincah semacam Saddil Ramdani ataupun Febri Hariyadi untuk membantu lini serang dan menyuplai bola ke lini depan. 


5. Fachrudin Aryanto

Fachrudin Aryanto.

Pelatih Timnas Indoneisa, Luis Milla tampaknya harus memanggil Fachrudin untuk mengawal dan memberikan rasa nyaman di lini belakang saat melawan Kamboja dan Puerto Rico Juni nanti. Pasalnya lini pertahanan menjadi kelemahan paling mencolok di timnas U-22 saat kalah 1-3 dari Myanmar, Maret lalu. 

Permainan tanpa kompromi yang kerap ditunjukan Fachrudin menjadi pertimbangan utama. Hal itu pula yang membuatnya selalu menjadi pilihan utama Madura United di 8 laga Liga 1.

Di usia yang ke-28 tahun, Fachrudin terlihat semakin matang. Berdasarkan catatan Labbola, di Liga 1 2017 ini mantan pemain Sriwijaya FC itu sukses melakukan 71% tekel bersih dan akurasi operannya sangat bagus yakni 71 %.

Kehadirannya tentu sangat dibutuhkan oleh Luis Milla untuk membimbing para pemain muda terutama di posisi bek tengah. Ia bisa membagikan pengalamannya pada Ryuji Utomo yang kerap tampil inkonsisten. 

Di sisi lain, Fachrudin sudah mengenal betul karakter dan permainan pemain Timnas U-22, Hansamu Yama yang merupakan salah satu tandemnya di Piala AFF 2016. Kombinasi keduanya akan menjadi tembok kokoh untuk menahan seranagn Kamboja maupun Puerto Rico nantinya. 

Irfan BachdimDedi KusnandarStefano LilipalyTimnas U-22Timnas IndonesiaLuis MillaLiga IndonesiaFachrudin AryantoRizky Pora

Berita Terkini