x

3 Laga Buruk Djanur Bersama Persib di Liga 1

Minggu, 16 Juli 2017 21:14 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ramadhan
Pelatih Persib Bandung, Djajang Nurdjaman.

Manajemen Persib Bandung akhirnya sepakat untuk memenuhi permintaan pelatih mereka Djajang Nurdjaman yang ingin mundur (yang kedua kalinya) usai rentetan hasil buruk di tiga laga terakhir.

Manajer tim Persib Bandung, Umuh Muchtar mengaku tidak bisa tidak bisa menahan, sebab Djanur sendiri sudah tidak sanggup menangani Persib Bandung. 

"PT Persib Bandung Bermartabat (PERSIB) telah menerima permohonan pengunduran diri coach Djajang Nurdjaman dari kursi pelatih utama PERSIB setelah pertandingan melawan Mitra Kukar, Sabtu 15 Juli 2017," demikian pertanyaan resmi manajemen Persib seperti dilansir dari laman resmi klub. 

Dengan keputusan mundurnya Djanur, maka Persib Bandung akan menunjuk asisten pelatih Herrie Setyawan sebagai pelatih kepala untuk sementara waktu. Selain itu, Maung Bandung juga mengaku belum punya gambaran pelatih berikutnya yang akan ditunjuk.

Karenanya, sebagai flashback INDOSPORT mencoba membahas tiga pertandingan 'terburuk' Persib Bandung di Liga 1 saat masih ditangani oleh Djajang Nurdjaman. Dalam tiga kesempatan tersebut bisa dilihat beberapa 'kecerobohan' yang dilakukan Djanur hingga berujung pada hasil minor yang diterima Maung Bandung.


1. Imbang Lawan PS TNI

PS TNI vs Persib Bandung

Laga pekan kedua Persib Bandung Liga 1 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, 22 April lalu sejatinya berjalan sukses di awal babak kedua. Maung Bandung bahkan sempat unggul 2-0 melalui gol Michael Essien (menit ke-50) dan Atep Rizal (menit ke-52).

Keputusan Djajang Nurdjaman untuk menurunkan pemain debutan, Billy Keraf terbukti sukses. Pemain muda asal Nusa Tenggara Timur menjawab kepercayaan Djanur dengan aksi-aksi lincahnya, mengacak-acak barisan pertahanan PS TNI.

Namun, Djanur lantas menarik keluar Billy dengan alasan kondisi pemain 20 tahun itu belum 100 persen dan menggantikannya dengan Carlton Cole pada menit ke-75. Padahal jika dilihat dari menit bermain, Djanur punya opsi untuk menggantikan Cole dengan Shohei Matsunaga yang dimainkan sejak awal dan disinyalir sudah terkuras tenaganya.

Keputusan Djanur itu seolah menjadi blunder lantaran Carlton Cole dinilai bermain buruk dan tak mampu menunjukkan kualitasnya. Blunder itu semakin terlihat setelah PS TNI mampu bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2, bahkan pada tiga menit menjelang laga usai melalui Erwin Ramdani dan Gustur Cahyo Putro yang secara beruntun mencetak gol balasan pada menit ke-87 dan ke-90.

Usai laga tersebut media sosial pun dipenuhi dengan tagar (tanda pagar) #djanurout. Tak hanya netizen biasa, permintaan itu disinyalir juga berasal dari pendukung Persib sendiri yang biasa dikenal dengan Bobotoh.

Salah satu protes yang dilontarkan Bobotoh adalah soal pergantian wonderkid Persib, Fulgensius Billy Paji Keraf yang digantikan Carlton Cole di pertengahan babak kedua. 


2. Ditahan Imbang Persela Lamongan

Selebrasi Shohei Matsunaga (Persib Bandung) saat menjebol ke gawang Persela Lamongan.

Menjalani laga kandang, Persib Bandung terlihat sangat mendominasi permainan di babak pertama meskipun tidak bermain dengan striker utama. Pada laga 12 Juli lalu di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Maung Bandung unggul lebih dahulu melalui sepakan Shohei Matsunaga di menit ke-34.

Namun, memasuki babak kedua Persela justru mengubah gaya permainan dan berbalik menekan Persib Bandung. Duet Fahmi Al Ayyubi dan Samsul Arif benar-benar merepotkan pertahanan Maung Bandung melalui aksi serangan balik cepat yang kerap dilakukan. Sebaliknya Persib seakan kehilangan sentuhan di lini tengah dan setiap serangan yang dibangun mampu dihalau dengan baik oleh Kosuke Uchida dan Edy Gunawan di lini tengah Persela.

Agresivitas serangan Persela ini akhirnya berbuah gol lewat kaki Samsul Arif di menit ke-81. Gol tersebut lahir dari titik penalti, usai kiper Persib, M. Natshir melakukan kecerobohan dengan melanggar Samsul Arif di dalam kotak terlarang. Skor 1-1 itu pun bertahan hingga usai laga dan Persib Bandung tidak mampu menunjukan dominasinya meski bermain dihadapan pendukung setianya.

Pada kesempatan itu, Djanur kembali melakukan rotasi yang terkesan memaksa dengan mendorong Supardi Nasir bermain sebagai sayap kanan. Hal itu dilakukan karena Persib tidak lagi memiliki stok pemain dengan tipe menyerang setelah Tantan, Carlton Cole dan Sergio van Dijk diterpa cedera.

Usai laga, pelatih Persela, Heri Kiswanto menyatakan ia sudah bisa membaca strategi Persib yang terkesan monoton. Hal itu pula yang membuatnya menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain lepas dan terus menekan tim tuan rumah.

"Saya enggak parkis bus ya. Saya melihat Persib tidak punya striker murni di situ. Saya sudah baca, Persib cuma main-main di sayap dan masuk (ke kotak penalti). Persib sendiri yang (bermain) melebar-melebar," ujar pelatih yang akrab disapa Herkis.


3. Kalah dari Mitra Kukar

Skuat Persib Bandung

Seperti biasa, sebagai klub besar di Liga Indonesia, Persib Bandung berusaha menguasai jalannya pertandingan saat melawan Mitra Kukar di di Stadion Aji Imbut, Sabtu (15/07/17) lalu. Kedua tim bermain cukup ngotot di awal babak pertama.

Persib pun berhasil unggul lebih dulu lewat gol yang dicetak bintang muda mereka, Fulgensius Billy Paji Keraf di menit ke-23. Namun di penghujung babak pertama, Marclei Cesar menyamakan skor menjadi 1-1. 

Gol itu berawal dari kepanikan lini belakang Persib Bandung hingga akhirnya Vujovic yang mencoba menghalau bola, justru mengenai tangannya di dalam kotak penalti. 

Jual beli serangan terus terjadi hingga babak kedua. Hingga akhirnya Mitra Kukar mampu unggul usai gelandang mereka, In-Kyun Oh, berhasil mencetak gol di menit ke-82.

Laga panas itu sempat tertunda hingga beberapa menit lantaran ada pelanggaran pada Shohei Matsunaga oleh Abdul Gamal di dalam kotak penalti Mitra Kukar yang dinilai kontroversional. Namun, akhirnya wasit tetap memberikan hadiah penalti untuk Maung Bandung.

Maitimo yang maju sebagai eksekutor gagal membobol gawang Mitra Kukar. Kiper Naga Mekes, Joko Ribowo berhasil membaca arah bola hasil sepakan Maitimo dan menepisnya. Skor tetap 2-1 untuk keunggulan Mitra Kukar dan bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Pada laga ini, lagi-lagi Djajang Nurdjaman melakukan pergantian yang cukup berani dengan menarik Billy Keraf dan memasukkan pemain bertahan, Jajang Sukmara. Begitu pula Michael Essien yang diplot sebagai gelandang serang kemudian ditarik keluar dan digantikan oleh Hariono. 

Menilik dari perubahan yang dilakukan, Djanur sepertinya ingin menerapkan strategi bertahan dan mengincar hasil imbang. Namun, keputusan itu sepertinya kembali menjadi blunder yang mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Mitra Kukar yang memilih memasukan pemain bertipe menyerang.

Usai laga vs Mitra Kukar, Djanur kemudian memutuskan untuk berhenti menjadi pelatih Persib Bandung. Kerap menuai hasil minor menjadi salah satu alasannya.

Pelatih Persib Bandung, Djajang Nurdjaman

Selain itu, kesalahan mencolok yang dilakukan Djanur di musim ini adalah tidak bisa menghadirkan sosok striker haus gol yang bisa membuat Persib meraih kemenangan dari setiap laga. Dua striker andalan, Carlton Cole dan Sergio van Dijk justru selalu bermasalah dengan kebugaran.

"Faktor yang mencolok kali ini yang saya adalah saya tidak bisa menghadirkan sosok striker yang dibutuhkan tim. Dua striker yang ada tidak bisa dimainkan. Yang satu (Sergio van Dijk) cedera, yang satu (Carlton Cole) masih diluar ekspetasi. Itu tanggung jawab saya semua rekrutmen adalah tanggung jawab saya," jelas Djanur.

"Padahal ini tim, kalau ada sosok striker semua persoalan selesai," tambahnya.

Persib BandungMitra KukarDjajang NurdjamanPersela LamonganPS TNILiga IndonesiaLiga 1Herrie Setyawan

Berita Terkini