x

Deretan Jalinan Kasih antar Klub dan Suporter Sepakbola

Rabu, 2 Agustus 2017 18:19 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning

Di tengah-tengah rivalitas dalam sepakbola, baik itu antar klub maupun suporter, ternyata masih banyak ditemukan jalinan harmonis dan persahabatan yang erat. Hal tersebut tentu punya latar belakang, entah itu dari sisi historis, kemiripan kultur/budaya/sub-kultur, dan sebagainya.

Namun tidak jarang pula, kelompok suporter sebuah klub sepakbola berteman atau berhubungan baik antar fans tertentu karena membenci musuh yang sama. Banyak faktor yang bisa menciptakan jalinan kekerabatan yang erat, dan biasanya karena alasan yang unik.

Berikut ini INDOSPORT merangkumnya dalam jalinan persabatan antar klub dan suporter sepakbola baik itu dalam dan luar negeri.

Juventus dan Notts County

Juventus dan Notts County.

Juventus, salah satu kekuatan terbesar di Eropa, memiliki hubungan historis dengan salah satu tim terbaik di....Nottingham, Notts County. Penyebabnya adalah kostum.

Dulu, Juventus tidak mengenakan jersey hitam strip putih seperti yang kita kenal, melainkan merah muda atau pink polos dengan ornamen seperti dasi berwarna hitam. Lama kelamaan, karena belum ada teknologi laundry memadai, seragam yang terus menerus dicuci perlahan pudar.

John Savage, salah satu penggawa Juve awal 1900-an, diminta untuk pergi ke Inggris mengambil stok jersey. Di sana, Savage bertemu dengan rekannya yang merupakan suporter Notts County. Ia lalu diberikan lusinan kaos Notts County berwarna hitam-putih seperti kostum Juventus saat ini.

Desain kostum itu terus dipakai oleh Juve selama lebih dari 100 tahun, dan untuk menghormati jalinan persahabatan antara kedua tim tersebut, Juve mengundang Notts untuk menjadi lawan pertama mereka di pembukaan stadion baru, Juventus Stadium pada tahun 2011.


1. Jakmania dan Aremania

Jakmania dan Aremania.

Tidak diketahui secara pasti kapan dan bagaimana Jakmania bisa menjalin keakraban dengan Aremania. Yang jelas, romantisme dua kelompok suporter ini sudah lama terjalin.

Saat Arema dan Persija saling bertemu dalam sebuah pertandingan, suporter kedua tim akan terlihat mesra dan akur, baik itu di luar maupun di dalam stadion.

Sudah banyak juga kaos dan syal bertuliskan Jakmania dan Aremania yang beredar, yang menunjukkan bahwa tak ada permusuhan di antara dua kelompok suporter sepakbola tersebut.

Ada anggapan jika keakraban itu terjalin karena rivalitas suporter kedua fans dengan Bonek, suporter Persebaya. Namun pada akhirnya, hubungan antara Jakmania dengan Bonek belakangan ini kembali adem-ayem saja.

Ketika ribuan Bonek datang ke Jakarta pada 2016 silam untuk berdemo meminta Persebaya kembali 'diaktifkan' oleh PSSI, Jakmania tanpa ada instruksi khusus dengan suka rela memberikan bantuan berupa panganan kepada Bonek.

"Sekitar enam orang Jakmania memberi kami nasi bungkus banyak sekali," kata Blinjo, Bonek asal Batam, kepada wartawan.

Satu tahun sebelumnya, lebih tepatnya November 2015, Jakmania yang datang ke Surabaya disambut langsung oleh Bonek di Stasiun Gubeng. Ketua Umum Jakmania saat itu, Richard Achmad, mengatakan bahwa itu adalah momen penting lagi bersejarah bagi proses kedamaian kedua suporter.

Sunderland dan Feyenoord

Sunderland dan Feyenoord.

Kemesraan antar suporter juga terdapat pada fans Sunderland dan Feyenoord. Kisahnya pun cukup menarik.

Tahun 70-an silam, pemerintah Rotterdam 'mengimpor' pekerja dari kawasan Newcastle, Sunderland. Setelah rampung, pekerja-pekerja yang merupakan suporter Sunderland itu memutuskan untuk menetap di Kota Rotterdam, sehingga terjalin harmonisme antar suporter.

Fans Feyenoord sering melakukan kunjungan ke Stadium of Lights, begitu pula sebaliknya. Bahkan sejumlah fans Sunderland pernah ditangkap polisi akibat mengenakan jersey Feyenoord dalam laga pramusim antara The Black Cats vs Ajax Amsterdam, yang notabene merupakan rival sengit dari Feyenoord.


2. St Pauli dan Glasgow Celtic

Celtic dan ST Pauli.

Dua tim berbeda Negara tersebut memiliki ikatan dekat. Dimulai sejak 26 tahun silam.

Kala itu, pendukung St Pauli tengah mengunjungi Kota Glasgow di Skotlandia dengan tujuan penyebaran suatu poster kelompok suporter. Paham politik yang sama juga menjadi suatu faktor.

“Ini dimulai kala kunjungan pertama pada 1991 lalu di Glasgow. Waktu itu, bagian dari tur kami ke penggemar fanzine yang berbeda di Inggris,” ujar Sven Brux, salah satu pendukung St Pauli dilansir dari dailyrecord.

“Kami menulis sebuah artikel tentang perjalanan kami dan setelah itu diterbitkan, semakin banyak penggemar St Pauli terhadap Glasgow Celtic dan pendukungnya. Beberapa kelompok mulai pergi ke Skotlandia dan sebaliknya, mereka juga datang ke Jerman,” lanjutnya.

Hubungan kedua pihak terus berkembang seiring berjalannya waktu. Bahkan, sampai seperempat abad. 

Penggemar St Pauli dan Celtic menekankan bahwa hubungan mereka dibangun berdasarkan kecintaan terhadap klub kebanggaan. Walaupun belakangan diketahui, klub sekota St Pauli dan Celtic, Hamburger SV dan Glasgow Rangers juga memiliki ikatan yang erat.

Bukan rahasia lagi, St Pauli dan Celtic selalu menikmati sisi yang berlawanan dari rival sekotanya. Tidak hanya di Jerman dan Skotlandia, tabiat ini juga terjadi di negara Eropa lainnya.


3. Ajax Amsterdam - Tottenham Hotspur

Tottenham dan Ajax Amsterdam.

Kekerabatan antar klub dan suporter berikutnya juga terlihat pada hubungan dekat Ajax dengan Spurs. Latar belakangnya cukup menarik, yakni karena agama.

Ajax, tim besar asal Amsterdam, ternyata didirikan di daerah yang dominan orang keturunan Yahudi. Pun dengan Tottenham Hotspur, yang memiliki basis suporter Yahudi di London Utara.

Persahabatan menjadi lebih dari sekadar faktor latar belakang agama saja. Pada tahun 1974, di laga final Piala UEFA (Liga Europa), Spurs kalah di tangan Feyenoord dengan skor 0-2.

Suporter Spurs yang bangga disebut Yid Army (Yid adalah slang dari bahasa Jerman yang artinya Yahudi) kemudian merusak fasilitas Stadion De Kuip). Kejadian tersebut membuat Ajax, rival berat Feyenoord menaruh respek tinggi sehingga hubungan keduanya semakin romantis dari tahun ke tahun.

Everton dan Everton

Everton dan Vivamos.

Jangan pusing dulu, dua tim ini memang bernama Everton. Yang satu adalah klub tempat Wayne Rooney mengakhiri karier sepakbolanya, yang satu lagi berada di Chile, dengan nama lengkap Everton de Vina del Mar di Divisi Primera Chile.

Everton 'KW' Chile dibentuk pada tahun 1909 oleh seorang pria Inggris bernama David Foxley. Ia diceritakan merupakan fans berat Everton 'original'.

Pada tahun 2010, kedua tim bermain di Brotherhood Cup, pertandingan persahabatan yang diselenggarakan untuk mempromosikan hubungan yang lebih erat antara dua klub tersebut. Everton 'original' menang 2-0.

Klub-klub tersebut juga berbagi monumen perang bersama di Goodison Park, menghormati kehidupan pemain dari kedua belah pihak yang meninggal selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Dan, seperti dilansir dalam majalah FourFourTwo edisi Agustus 2013, penggemar Everton secara teratur melakukan perjalanan ke Cile dan membagikan kemeja Everton kepada orang Chile yang kurang mampu.

EvertonTottenham HotspurGlasgow CelticAjax AmsterdamCelticBola Internasional

Berita Terkini