x

3 Kesalahan Neymar Tinggalkan Barcelona demi PSG

Jumat, 4 Agustus 2017 06:30 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
Neymar saat masih berseragam Barcelona.

Setelah melalui drama yang cukup panjang, Neymar akhirnya secara resmi menjadi bagian baru dari Paris Saint-Germain. Penyerang asal Brasil tersebut pun harus mengakhiri kebersamaannya bersama Barcelona, klub yang sudah dibelanya selama empat musim.

Dengan mahar sebesar 222 juta euro (sekitar Rp3,4 triliun), PSG sukses memboyong pemain kelahiran 5 Februari 1992 itu. Hal tersebut pun membuat Neymar kini berstatus pemain termahal di dunia.

Baca Juga

Neymar melampaui rekor sebelumnya yang dimiliki oleh Paul Pogba ketika didatangkan dengan dana sebesar 89 juta poundsterling (sekitar Rp1,5 triliun) oleh Manchester United dari Juventus pada Agustus 2016 lalu.

Harga mahal yang harus dikeluarkan PSG untuk mendatangkan pemain sekaliber Neymar memang bisa dimaklumi. Pasalnya, ia memang memiliki kemampuan di atas rata-rata bila dibandingkan pemain lain seusianya.

Lihat saja performanya bersama Barcelona di La Liga musim 2016/17 lalu. Dilansir dari Squawka, Neymar memiliki akurasi tembakan mencapai 51 persen dan rata-rata keefektivitasan umpan yang mencapai lebih dari 70 persen.

Statistik Neymar saat memperkuat Barcelona di La Liga Spanyol 2016/17.

Kepindahan tersebut bisa jadi tidak hanya membuat Neymar dan para fans PSG bersukacita. Sayangnya, di sisi lain, keputusan Neymar yang memilih Les Parisiens sebagai pelabuhan baru kariernya juga memiliki dampak negatif.

INDOSPORT merangkum setidaknya ada tiga hal risiko fatal yang harus dirasakan oleh Neymar dengan pilihannya bergabung dengan klub  yang sudah terbentuk sejak 1970 tersebut. Berikut ulasannya:


1. Turun Kasta

Ligue 1 Prancis.

Dalam beberapa tahun terakhir, La Liga Spanyol merupakan salah satu kompetisi yang paling hebat. Terbukti di tiga musim terakhir, trofi juara Liga Champions selalu mendarat di klub yang berasal dari Liga Spanyol (Real Madrid dua kali dan Barcelona sekali).

Kenyataan tersebut membuat tidak salah jika menyebut La Liga Spanyol saat ini berada di atas liga-liga lainnya, semisal Liga Primer Inggris dan Serie A Italia.

Dengan keputusannya meninggalkan Barcelona, yang notabene menjadi salah satu peserta Liga Spanyol ke PSG, Neymar secara otomatis juga harus mengucapkan selamat tinggal dengan atmosfer salah satu liga paling kompetitif di Eropa.

Bukan bermaksud merendahkan, namun pada kenyataannya Ligue 1 Prancis bukanlah salah satu kompetisi yang diminati masyarakat pencinta sepakbola. Dominasi klub-klub besar seperti PSG dan AS Monaco membuat laga Ligue 1 menjadi monoton dan jarang menimbulkan kejadian menarik.

Hal tersebut pun pernah disampaikan mantan rekan satu tim Neymar di Barcelona, Gerard Pique. Kekasih Shakira tersebut pernah memperingatkan Neymar agar tidak menerima pinangan PSG, lantaran kompetisinya kalah bersaing dengan La Liga.

Pique pernah menyebut level Ligue 1 Prancis jauh di bawah La Liga Spanyol.

"Jika ingin mencari kejayaan, maka tidak ada tempat yang lebih bagus ketimbang Barcelona. Tapi jika dia tetap memilih pindah ke Paris, maka tanpa mengurangi rasa hormat, kompetisi mereka saja berada di bawah Spanyol," tutur Pique seperti dikutip dari Marca.


2. Peluang Juara Eropa Kecil

Tropi Liga Champions dan Liga Europa.

Kompetisi musim 2014/15 bisa dikatakan menjadi masa paling indah bagi Neymar selama menggunakan jersey Barcelona. Tidak hanya meraih gelar juara La Liga Spanyol pertamanya, tapi ia juga merasakan menganggkat trofi Liga Champions, gelar juara tertinggi antara klub-klub top Eropa.

Sayangnya, harapannya untuk mengulang momen tersebut bisa jadi tidak akan terjadi lagi dengan keputusannya yang memilih menerima pinangan PSG dan meninggalkan Barcelona.

Neynmar saat menggenggam trofi Liga Champions bersama Messi dan Suarez.

Bukan tanpa sebab asumsi tersebut muncul. Pasalnya, klub yang kini dibesut Unai Emery itu punya catatan yang kurang impresif selama mengarungi derasnya persaingan di Liga Champions.

Ya, sejak berdiri pada 12 Agustus 1970 silam, PSG tercatat sama sekali belum pernah merebut gelar juara. Jangankan gelar juara, untuk bisa tampil di partai final saja mereka selalu menemui jalan buntu.

Sepanjang sejarah klub, PSG sama sekali belum pernah melangkah ke final Liga Champions.

Bahkan, ketika diperkuat empat musim oleh penyerang haus gol sekelas Zlatan Ibrahimovic saja, PSG nyatanya belum mampu berbuat banyak di pentas Liga Champions. Prestasi terbaik mereka selama lima tahun terakhir adalah tiga kali mencapai babak perempatfinal.


3. Kehilangan Banyak Penggemar

Selebaran di sekitar Camp Nou yang berisi ejekan kepada Neymar.

Tidak bisa dipungkiri, Barcelona merupakan salah satu klub yang memiliki banyak penggemar. Di akun media sosial Twitter dan Instagram saja, La Blaugrana memiliki lebih dari 20 juta followers dan masih terus bertambah dari waktu ke waktu.

Kepopuleran klub yang saat ini ditangani oleh Ernesto Valverde itu sendiri mau tidak mau menular kepada para pemainnya, tidak terkecuali Neymar.

Namun, sejak memutuskan bergabung dengan PSG, Neymar pun harus menanggung risiko menjadi pemain yang dibenci oleh para penggila Barcelona.

Hal itu sendiri sebenarnya sudah terlihat sejak kepindahannya ke PSG masih sebatas rumor belaka. Sejumlah kata-kata makian nampak menghiasi kolom komentar posting-an Neymar di akun Instagram pribadinya.

Tidak berhenti sampai di situ, aksi-aksi kekecewaan terhadap Neymar tersebut pun sampai berujung pada aksi pembakaran jersey Barcelona bertuliskan nama Neymar, hingga munculnya selebaran-selebaran di sekitar Camp Nou dengan gambar Neymar dan tulisan yang menyebutnya sebagai traidor, yang memiliki arti pengkhianat.

Bursa TransferNeymarBarcelonaParis Saint-GermainBola Internasional

Berita Terkini