x

Pilkada Rasa PSSI, Para Tokoh Ini Maju Di Pilkada 2018

Rabu, 27 September 2017 16:52 WIB
Editor: Rizal

Suka tidak suka, sepakbola dan politik tak bisa dibilang sama, namun juga tidak bisa dipisahkan. Keduanya sama-sama melibatkan khalayak ramai. Keduanya sama-sama penuh intrik.

Di dunia internasional sudah ada contoh dimana pengurus olahraga juga bisa berpolitik. Sebut saja pemilik AC Milan, Silvio Berlusconi, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Italia.

Baca Juga

Kini, Indonesia nampaknya mau mengadaptasi hal tersebut. Meski mengelola olahraga dan daerah merupakan hal yang berbeda, kepemimpinan dan kharisma menjadi syarat mutlak dalam dua tugas tersebut.

Tiga nama yang berpengalaman sebagai Ketua PSSI, bertekad maju dalam Pilkada serentak pada 2018 mendatang. Berbagai motivasi dan target tentu mendasari keinginan mereka untuk maju dalam pertarungan politik 2018.

Siapa saja mereka? Berikut ulasan INDOSPORT mengenai profil singkat mereka.


1. Nurdin Halid, Cagub Sulawesi Selatan

Ketua Umum PSSI periode 2003-2011, Nurdin Halid.

Ketua Umum PSSI periode 2003-2011 ini maju dalam Pilkada 2018 sebagai Calon Gubernur Sulawesi Selatan. Bersama dengan pasangannya, Abdul Aziz Qahhar Muzakkar, NH-Aziz diusung oleh partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Golongan Karya (Golkar).

Sebagai putra daerah, pria kelahiran Watampone ingin memajukan Sulsel yang selama ini dikenal sebagai pintu kawasan Indonesia timur (KTI). 

"Intinya kalau Bung Karno memiliki Tri Sakti, Soeharto punya Tri Murti dan Jokowi nawacita, maka NH mempunyai Tri Karya yang berbasis infrastruktur dan kearifan lokal," ujar Nurdin seperti dikutip dari Tempo.co.

Nurdin Halid

Saat masih menjabat sebagai Ketua PSSI, Nurdin pernah mendekam di penjara karena tersandung beberapa kasus korupsi.

Diantaranya adalah kasus penyimpangan penggunaan dana Bulog, kasus dugaan pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam, dan tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng.

Meski demikian, elektabilitas Nurdin hingga saat ini masih tinggi. Menurut Hasil Survei Poltracking Indonesia seperti dilansir dari Kompas, NH-Aziz memiliki elektabilitas sebesar 19,79 persen, lebih tinggi ketimbang tiga paslon lainnya.


2. La Nyalla Mahmud Matalitti, Cagub Jawa Timur

Ketua Umum PSSI periode 2012-2016, La Nyalla Mahmud Matalitti.

Ketua Umum PSSI-KPSI periode 2012 hingga 2016 ini maju dalam Pilkada 2018 sebagai Calon Gubernur Jawa Timur. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur itu akan mendaftarkan diri di Gerindra dan Nasional Demokrat.

Bila maju di Pilgub Jatim, La Nyalla akan bersaing dengan nama-nama besar seperti Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, dan Walikota Surabaya, Tri Risma Harini.

"Menjadi gubernur itu bukan cita-cita. Itu ikhtiar saya untuk semakin memperluas ladang amal kita," kata La Nyalla ketika ditanya motivasi dirinya, seperti dilansir Detik.com.

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) itu juga sudah mencanangkan tiga target program.

"Pertama, mengatasi kemiskinan. Kedua, menempatkan rakyat sebagai subjek, bukan objek pembangunan. Ketiga, menerapkan semua instrumen pembangunan menuju kemakmuran," ujar pria berusia 58 tahun itu.

La Nyalla

La Nyalla pernah menjadi tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur karena diduga terlibat dalam kasus dana hibah Kadin. La Nyalla sempat mendekam di penjara selama tujuh bulan.

Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat memutuskan La Nyalla bebas karena tidak terbukti korupsi. JPU Kejati mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung, yang kemudian ditolak oleh MA.


3. Letjend TNI Edy Rahmayadi, Cagub Sumatera Utara

Edy Rahmayadi dalam rangka pelepasan Timnas U-16.

Ketua PSSI periode 2016 sampai sekarang ini telah mendaftarkan diri dalam penjaringan cagub Sumut dari sejumlah parpol. Diantaranya adalah PDIP, Golkar, Demokrat, Hanura, PPP, dan NasDem.

Pria kelahiran Sabang, 10 Maret 1961, tersebut punya misi besar untuk Sumatera Utara, dengan keamanan dan ketertiban masyarakat jadi prioritas utama.

Edy mengatakan, kebulatan tekadnya maju di Pilgub Sumut setelah mendapat dorongan dan dukungan warga Sumut pada 1 Juni lalu.

"Orang Sumut tak ada yang serius mau urus Sumut. Makanya saya pulang," kata Edy seperti dilansir Okezone.com.

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmaydi.

Jika sudah mendapat kepastian ikut serta dalam Pilgub Sumut, pria yang menjabat sebagai Pangkostrad ini akan serius dan mundur dari TNI.

"Kalau di awal Februari saya sudah resmi jadi calon Gubernur, paling lambat bulan Februari (2018) saya pensiun," kata Edy.

PSSILanyallaEdy RahmayadiNurdin Halid

Berita Terkini