x

Ditinggal Buffon CS Gantung Sepatu, Ini 7 Wonderkid yang Bakal Bersinar Bersama Timnas Italia

Selasa, 14 November 2017 16:20 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
Pemain Muda Masa Depan Italia

Gagalnya Timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia setelah dikalahkan oleh Timnas Swedia dini hari tadi dinilai menjadi sebuah kemunduran dalam dunia persepakbolaan Italia.

Banyak para pengamat dan pecinta sepakbola menilai bahwa regenerasi dalam sepak bola Italia dianggap cukup lambat. Mereka menilai pemain muda tidak banyak mendapat kesempatan mengenakan Jersey Timnas Italia senior. 

Baca Juga

Padahal, tidak sedikit wonderkid Italia yang patut ditambah jam terbangnya. Apalagi, Banyak legenda sepak bola yang berasal dari Italia. Negeri Spaghetti ini tidak pernah kehabisan stok pemain berbakat istimewa, seperti Francesco Totti, Andrea Pirlo, Gianluigi Buffon, yang bersinar satu dekade terakhir. 

Logo Timnas Italia

Timnas Italia perlu bangkit, ditambah lagi Italia juga punya klub-klub besar penghasil pemain-pemain hebat di masa depan. Sebut saja Juventus, AS Roma, Inter Milan, AC Milan, Lazio, hingga Atalanta memiliki akademi yang bagus.

Menanggapi hal tersebut, INDOSPORT berhasil merangkum 7 Pemain muda berbakat Italia yang dihimpun dari berbagai sumber. Berikut inilah daftarnya:
 


1. Gianluigi Donnarumma (AC Milan - 18 th)

Gianluigi Donnarumma

Pemain kelahiran Castellammare di Stabia, Italy, pada 25 Februari 1999 ini telah menunjukan kemampuan hebatnya dibawah mistar gawang AC Milan, dan dengan kemampuan yang dimilikinya, ia sangat diyakini sangat mampu menggantikan sosok sang legenda Gianluigi Buffon. 

Donnarumma diketahui akan berada cukup lama dibawah mistar gawang AC Milan, hal tersebut dikarenakan sejak usia 16 tahun dirinya sudah membuat sensasi dengan melalukan debut di tim utama Milan.

Beberapa pemain senior Italia pun banyak yang menaruh harapan pada penjaga gawang yang telah berusia 18 tahun ini. Apalagi label sebagai penerus Gigi Buffon di Timnas Italia sudah melekat pada Donnarumma. Donnarumma memiliki tinggi badan 196 cm dan memakai nomor punggung 99 di klubnya AC Milan.


2. Federico Bernardeschi (Fiorentina - 23 th)

Federico Bernardeschi

Piawai dan serba bisa sebagai pemain 'nomor 10' di skuat La Viola saat ini. Tak salah pihak klub memberinya nomor punggung 10 untuk Bernardeschi, dimana sebelumnya sudah ada nama seperti Giancarlo Antognoni, Roberto Baggio dan Rui Costa yang pernah memakai nomor itu.

Bahkan Paulo Sousa, pelatih Fiorentina saat ini mengatakan bahwa Bernardeschi adalah pemain yang memiliki kemampuan dan potensi yang hebat.

Sang pelatih juga menambahkan bahwa Bernardeschi memudahkan dirinya untuk mengubah taktik, dan tidak semua pemain memiliki kemampuan bermain seperti Bernardeschi.

Federico Bernardeschi diketahui lahir di Carrara, Italia, pada tanggal 16 Februari 1994. Ia memiliki tinggi badan 185 cm, dan berat badan 77 kg. Bernardeschi kini membela Juventus FC.


3. Manuel Locatelli (AC Milan - 18 th)

Manuel Locatelli

Cedera parah Riccardo Montolivo membawa berkah bagi Locatelli. Penampilan pemain berusia 18 tahun di lini tengah Milan berbuah gol krusial saat mereka menang atas Sassuolo dan Juventus. 

Pintar dalam melepaskan operan dan umpan kepada rekannya. Masih banyak hal yang harus ditingkatkan bagi Locatelli, namun menit bermain bisa membuat dirinya lebih matang dalam bermain.

Gelandang tengah lulusan akademi Milan, yang lahir di Lecco, Italia, 780 hari setelah kiper legendaris yang ditaklukkannya, Gianluigi Buffon, lakoni debut profesional.

Merintis karier di usia sembilan tahun, Locatelli sejatinya bukanlah murni tempaan akademi Milan. Ia memulainya di tim junior Atalanta, sebelum tim pencari bakat I Rossonerri memboyongnya ke akademi dua tahun berselang.

Manuel Locatelli

Berposisi sebagai gelandang tengah, Locatelli berkembang begitu pesat bersama tim primavera Milan. Gaya bermainnya disebut mirip legenda sepakbola Jerman, Michael Ballack. Arsenal dan Chelsea pun sempat kepincut padanya. 

Namun Il Diavolo Rosso teguh mempertahankannya hingga mempromosikannya ke tim utama di usia yang baru 17 tahun.

Pemain berpostur 186 centimeter ini melakoni debutnya pada 21 April 2016, di giornata 34 Serie A musim 2015/16. Menggantikan Andrea Poli di manit ke-87 laga, Locatelli hanya tampil selama tiga menit hadapi Carpi.

Setelahnya, peluang mentas di tim utama makin banyak diraih Locatelli. Sebagaimana di musim 2016/17 ini, penggawa Timnas Italia U-19 itu telah catatkan 279 menit bermain.


4. Federico Chiesa (Fiorentina - 20 th)

Federico Chiesa

Ketika ayah Anda pemain yang punya penampilan 380 laga di Serie A dan mencetak 200 gol, putranya akan memicu perhatian. Apalagi ketika sang putra juga merupakan pesepakbola.

Hal ini dialami Federico Chiesa, putra dari Enrico Chiesa. Lazio, Sampdoria, Parma, dan Fiorentina pernah diperkuat Enrico Chiesa selama kariernya.

Kini, putranya, Federico Chiesa baru berusia 20 tahun dan sudah mampu menembus tim utama Fiorentina. Posisi asli Federico sebagai winger, tapi juga bisa berperan menjadi gelandang.

Dia juga pengumpan yang bagus dengan akurasi passing-nya mencapai 84.7 persen. Teknik dan kecepatan Federico Chiesa di atas rata-rata pemain muda seusianya.


5. Patrick Cutrone (AC Milan - 19 th)

Patrick Cutrone

Penyerang 19 tahun ini mencuri perhatian selama pramusim bersama AC Milan. Cutrone kerap mencetak gol pada laga uji coba sehingga pelatih Vincenzo Montella sering memberinya kesempatan bermain di Serie A 2017-2018.

Kesempatan dari Montella ini tidak disia-siakan Cutrone. Dia total sudah membukukan lima gol di berbagai ajang resmi yang diikuti Milan musim ini.

Kehebatan Cutrone membuat Montella beberapa kali mencadangkan dua penyerang mahal yang dibeli Milan musim panas lalu, Andre Silva dan Nikola Kalinic.

Jika terus konsisten, Cutrone bisa jadi striker masa depan Italia. Gaya main Cutrone mirip dengan Filippo Inzaghi. Dia pandai mencari ruang kosong di kotak penalti.


6. Moise Kean (Juventus - 17 th)

Moise Kean

Moise Kean mencetak sejarah di Liga Champions dan Liga Italia Serie-A bersama Juventus. Kean pemain pertama kelahiran 2000 yang tampil di Liga Champions, demikian juga di Liga Italia.

Kean mencetak gol pertamanya di level senior pada musim lalu ketika Juventus menghadapi Bologna. Namanya disebut-sebut sebagai calon penyerang berbahaya di masa depan. Kini Kean dipinjamkan Bianconeri ke Verona. 

Italia akan beruntung memiliki pemain yang punya kecepatan dan kekuatan mengesankan seperti Kean. Usianya baru 17 tahun, tapi naluri dan kontrolnya di kotak penalti lawan seperti pemain matang.

Kean bakal menjadi mimpi buruk bek-bek lawan ketika usianya sudah cukup matang. Namun, Italia harus bergerak cepat, karena Kean juga berdarah Pantai Gading.


7. Alessio Romagnoli (AC Milan - 22 th)

Alessio Romagnoli

Alessio Romagnoli lahir di Anzio pada 12 Januari 1995. Ia dibesarkan di desa kecil Nettuno selatan Roma. Posisi utamanya adalah bek tengah, dan mungkin hasil dari latihannya membuatnya jauh lebih offensif di awal karir. Ia pernah memakai jersey nomor 10 dengan tim lokalnya, San Giacomo. Di AS Roma, dia juga telah digunakan sebagai regista pada banyak kesempatan. 

Siena pernah menunjukkan minat dalam Alessio Romagnoli, tetapi menurut Voce Giallorossa, Bruno Conti lah yang ternyata menjadi penentu dalam perburuan bek muda ini. Romagnoli memulai debutnya dengan Esordienti (tingkat anak usia 12 tahun) dan dengan cepat dapat bermain dengan Giovanissimi Nazionali, yang dilatih oleh Vincenzo Montella. Pada 2009 - 2010 mereka kehilangan Scudetto karena kekalahan di final 3-0 pada AC Milan.

Tahun berikutnya ia bermain untuk Allievi Nazionali. Tim ini dipimpin oleh Andrea Stramaccioni, yang hanya membutuhkan beberapa hari untuk memutuskan bahwa Alessio Romagnoli jelas memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi tokoh sentral dalam timnya. Allievi Nazionali berhasil melaju ke tahap akhir dari perebutan Scudetto, tapi pada akhirnya mereka tidak berhasil membawa pulang gelar juara.

Alessio Romagnoli saat latihan.

Pada keadaan normalnya, ia seharusnya melanjutkan satu tahun lagi dengan Allievi Nazionali, tapi seperti biasanya, dalam karir mudanya, ia dianggap cukup baik untuk melompat naik ke tingkat selanjutnya. Kali ini, pada tahun 2011 - 2012, tim Primavera Alberto De Rossi, bisa dibilang tim muda terbaik di Italia musim itu. Dia masih berhasil mendapatkan 7 pertandingan di liga. Dia selanjutnya membuat dampak yang solid baik di TIM Cup maupun Viareggio.

Romagnoli secara mengejutkan termasuk di skuad tim utama oleh pelatih kepala baru Zdenek Zeman, meskipun usianya baru 17 tahun, ia bergabung dengan kamp pra-musim dan sedang secara teratur dipanggil sebagai cadangan untuk pertandingan liga. Romagnoli membuat debut seniornya pada tanggal 11 Desember 2012 melawan Atalanta, bermain permainan penuh sebagai starter. Ia kemudian membuat debut Serie A dua belas hari kemudian, sebagai pengganti di menit akhir dari pertandingan liga melawan Milan. Dia mencetak gol pertamanya di Serie A pada 3 Maret 2013 melawan Genoa.

Alessio Romagnoli.

Di samping pertumbuhan yang cepat di AS Roma, Alessio Romagnoli juga telah membuat dirinya yang kuat di Coverciano, tempat latihan Timnas Italia. Dia bermain secara teratur untuk U-15, U-16, U-17 dan U-19. Pada bulan Desember ia juga dipanggil untuk Tim Nasional U-21, tapi sayangnya ia harus melewatkan kesempatan ini karena ia dibekap cedera.

Jika Alessio Romagnoli dapat mempertahankan kualitasnya, hanya masalah waktu sebelum Alessio Romagnoli membuat jalan ke skuad tim utama secara permanen, seperti yang Marquinhos lakukan setengah tahun yang lalu.

ItaliaAlessio RomagnoliFederico BernardeschiGianluigi DonnarummaBola InternasionalMoise KeanManuel Locatelli

Berita Terkini