x

3 Alasan Buat Indonesia Pikir Ulang Gelar Piala Dunia 2034

Sabtu, 9 Desember 2017 09:49 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Agus Dwi Witono
Trofi Piala Dunia

Dalam pertemuan anggota AFF di Nusa Dua, Bali pada 23-23 September 2017 lalu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan niat mereka untuk menjadi tuan rumah pesta sepakbola akbar Piala Dunia 2034. 

Melihat niat besar PSSI, seluruh anggota AFF pun memberikan dukungannya pada Indonesia untuk menggelar Piala Dunia 2034. Tak seorang diri, Indonesia rencananya akan bekerja sama dengan Thailand untuk menjadi tuan rumah ajang empat tahunan tersebut. 

Tiket Piala Dunia 

Rupanya, niatan PSSI itu disambut dengan baik oleh Presiden Joko Widodo. Agar terselenggara dengan baik, Presiden Jokowi sempat mengajukan syarat utama kepada PSSI. Beliau meminta PSSI untuk segera membenahi kondisi sepakbola nasional yang bahkan hingga saat ini masih carut marut.

Namun rupanya impian Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2043 bukanlah perkara mudah. Karena China rupanya juga siap bersaing memperebutkan posisi tersebut. Dikutip dari Huffington Post, China memiliki peluang untuk menjadi tuan rumah piala Dunia 2034. 

Baca Juga

China sendiri bahkan telah menyediakan secara lengkap rincian sumber daya ekonomi mereka. Hal itu menunjukkan kesiapan China untuk menggeser dan mengubur impian Indonesia menjadi tuan rumah ajang sepakbola dunia tersebut. 

Justru yang mengherankan, mengapa banyak negara berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah dalam sejumlah ajang olahraga akbar, bahkan sekelas Piala Dunia. Padahal, untuk menggelar ajang tersebut, ada sejumlah hal yang patut diperhatikan risikonya. 

Penggemar Kolombia memegang tiket pertandingan 16 besar Piala Dunia Brasil 2014 melawan Uruguay di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, pada 28 Juni 2014.

The Oxford Olympics Study 2016: Cost and Cost Overrun at the Games (2016) mengungkapkan bahwa kota dan negara yang memutuskan untuk menjadi penyelenggara Olimpiade, berarti tengah menjalani sebuah proyek agung yang paling boros dan berisiko secara finansial.

Berikut INDOSPORT berhasil merangkum tiga alasan mengapa Indonesia butuh berpikir ulang kembali soal rencana menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 mendatang:


1. Pengeluaran dan Pemasukan Sama-sama Bengkak

Caption

Menjadi tuan rumah sebuah ajang olahraga akbar bukan saja membawa dampak positif dengan besarnya pemasukan dari sejumlah sektor, terutama pariwisata. Namun membawa sebuah negara pada tanggungan pengeluaran yang lebih besar. 

Dilansir CNN, saat diselenggarakannya Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, negara Paman Sam tersebut mendapatkan pemasukan yang cukup besar dari penjualan tiket, dana sponsor, dan lisensi. Seperti yang diungkapkan oleh kepala penyelenggara Piala Dunia 1994 kala itu, Alan Rothenberg. 

Belajar dari kenyataan tersebut, Indonesia juga butuh memperhatikan pemasukan besar tentunya akan dibarengi dengan pengeluaran yang sama besarnya. Melihat kompetisi olahraga biasanya menjadi daya tarik, dan negara akan memberikan sebuah pertunjukkan spektakuler dengan dana yang tak kecil. 

Pemasukan besar dengan pengeluaran yang membengkak kemungkinan besar akan dihadapi oleh negara. Pihak penyelenggara perlu membangun sejumlah arena baru, atau kalau mungkin sudah ada, maka tentunya akan dilakukan renovasi pada arena-arena yang sudah ada sebelumnya, disusul dengan pembangunan jalan maupun hotel. 


2. Cikal Bakal Bangkrutnya Sebuah Negara

Fans Yunani bereaksi di Athena, Minggu (29/06/14), menyusul drama adu penalti antara Yunani kontra Costa Rica dalam laga 16 besar Piala Dunia Brasil 2014 di Stadion Arena Pernambuco, Recife.

Berangkat dari masalah dana, kemungkinan besar hal tersebut bisa menghasilkan kasus terparah lagi, yaitu kebangkrutan sebuah negara. Coba tengok negara yang terpaksa harus menelan pil pahit tersebut usai menjadi tuan rumah ajang olahraga akbar. 

Dilansir Business Insider pada 2004 lalu, Athena jadi tuan rumah Olimpiade. Dari kegiatan tersebut, Yunani mengeluarkan ongkos 9 miliar dolar AS yang setara dengan 5 persen Produk Domestik Bruto Yunani. Di tengah kesulitan ekonomi, negara tersebut semakin kebingungan. Menjadi tuan rumah Olimpiade semakin mendorong Yunani ke arah kebangkrutan. 

Begitu pula yang sempat dihadapi oleh Brasil dalam Olimpiade 2016 lalu. Dana yang dikeluarkan mencapai 13 miliar dollar AS, dan hal tersebut tak hanya berdampak pada keuangan namun juga kehidupan sosial di sana. Banyak warga yang rumahnya digusur untuk pembangunan infrastruktur, dan berujung meningkatnya kerusuhan dan ketidakpercayaan pada pemerintah.

Hal tersebut tampaknya patut untuk diperhatikan lebih jauh lagi, melihat Indonesia pun memiliki masalah ekonomi yang belum terbilang cukup stabil dan kondisi sosial yang sensitif terhadap kondisi semacam itu. Setidaknya, dengan menggelar ajang olahraga akbar justru membuat jurang strata sosial semakin melebar.


3. Infrastruktur Terbengkalai Usai Pesta Olahraga

Stadion Utama Bekas PON Riau yang terbengkalai.

Banyak membangun infrastruktur jelang acara, namun tak terawat di kemudian hari. Banyak negara di dunia yang pernah menjadi tuan rumah dari perhelatan ajang olahraga dunia yang mengalami hal serupa. Indonesia berpeluang mengalami hal serupa.

Tak perlu sampai di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia harusnya bisa mengkaji yang terjadi di tingkat nasional sendiri. Kembali menyegarkan ingatan pada ironi arena bekas Pekan Olahraga Nasional yang dihelat di Riau pada 2012 lalu. 

Dilansir harian Kompas (07/10/16) lalu, arena cabang menembak eks PON Riau 2012 kini tampak seperti rumah hantu.  Gedung yang dibangun dengan dana Rp40 miliar itu menjadi saksi bisu kebobrokan aparat pemerintahan dan anggota legislatif Riau yang koruptif. 

Soal rencana Piala Dunia 2034, tentunya Indonesia akan mempersiapkan dengan benar-benar infrastruktur apa saja yang akan dibangun maupun diperbaiki demi keberlangsungan turnamen tersebut. Namun jika dikaji ulang, penting pemerintah memikirkan bagaimana kabar infrastruktur pendukung yang telah dibangun usai berakhirnya ajang akbar tersebut. 

Piala DuniaPSSIIndonesia - FIFABola InternasionalPiala Dunia 1994

Berita Terkini