x

HUT ke-20: 3 Kreasi Militan Jakmania Sepanjang 2017

Selasa, 19 Desember 2017 14:38 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Ahmad Priobudiyono
Dua puluh tahun Jakmania.

Setelah melewati musim yang berat di 2016, Persija mengakhiri kompetisi 2017 dengan gaya. Tim berjuluk Macan Kemayoran itu bercokol di posisi empat besar.

Sempat terseok-seok di awal musim, bahkan tersungkur di peringkat 15, Persija pelan-pelan mulai bangkit. Tiada pernah hentinya dukungan dari suporter, Jakmania, membuat Macan Kemayoran percaya terdapat jalan keluar untuk membahagiakan mereka.

Sejak partai kandang perdana Persija di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jakmania selalu memenuhi setiap sudut venue. Celah-celah kecil ada memang. Tapi, jumlahnya tidak seberapa.

Baca Juga

Setianya Jakmania yang selalu menemani Persija kendati raihan jeblok di awal musim tidak sia-sia. Perlahan, Macan Kemayoran mulai menunjukkan taringnya. Apa sebab? Dukungan Jakmania yang selalu bernyanyi 90 menit tiada henti.

Tidak hanya di partai kandang, Jakmania senantiasa menemani Persija di laga away. Sebab, haram hukumnya bagi Jakmania membiarkan Macan Kemayoran berjuang sendirian di 'rumah orang'.

Tepat pada Selasa (19/17/17) usia Jakmania bertambah. Organisasi suporter Persija ini genap berumur 20 tahun.

INDOSPORT merangkum secara ringan tiga kreasi militan terkeren Jakmania sepanjang tahun 2017, berikut ulasannya.


1. Koreo Bendera Palestina

Jakmania Tunjukkan Kepedulian terhadap Palestina saat Persija Jakarta vs Bhayangkara FC.

Jakmania membuktikan bahwa sepakbola merupakan alat perjuangan. Lebih dari itu, terdapat kedekatan emosional di dalamya.

Indonesia memiliki kemiripan dengan Palestina. Penduduknya sama-sama mayoritas beragama Islam. Dalam konteks ini, Jakmania mengedepankan unsur korelasi.

Ketika konflik Israel yang terus menyerang Palestina tak kunjung usai, Jakmania menentukan sikap. Pertandingan sepakbola dipilih untuk meluapkan dukungan mereka kepada Palestina.

Laga kontra Bhayangkara FC pada 29 Juli 2017, menjadi wahana bagi Jakmania menunjukkan solidaritas kepada Palestina. Luar biasa memang, militansi Persija hari itu menghadirkan koreografi berbentuk bendera Palestina di Tribun Selatan Stadion Patriot.

Keren Jak!


2. Menahan Diri dari Anarkis

The Jakmania

Partai Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Juli 2017, berakhir mencekam. Tim tamu dihujani botol dan batu oleh pendukung tuan rumah.

Selang empat bulan kemudian, giliran Persija menjamu Persib di Stadion Manahan, Solo. Alih-alih balas dendam, suporter Macan Kemayoran malah memerlakukan tim lawan dengan gaya. Tidak ada aksi penimpukan maupun anarkistis hingga pertandingan selesai.


3. Jadi yang Terbanyak di Indonesia dan Asia Tenggara

Spanduk dari Jakmania untuk Persija Jakarta.

Jakmania memang haus dengan suguhan perjuangan pasukan ibu kota di atas lapangan. Setelah pada 2016 senantiasa menjadi tim musafir, di tahun ini Macan Kemayoran hampir tidak pernah absen menggelar laga kandang di Patriot. Hanya melawan Sriwijaya FC dan Persib yang tidak berlangsung di Patriot.

Jakmania memanfaatkan momen langka ini dengan berbondong-bondong mengoranye dan memerahkan Patriot. Tidak tanggung-tanggung, di akhir musim, Jakmania mendapat dua predikat sekaligus.

Pertama, organisasi yang dipimpin oleh Tauhid Indrasjrief ini menjadikan Persija sebagai klub yang paling banyak menyedot penonton di laga kandang. Jumlahnya tidak main-main. Mencapai 391.859 penonton sepanjang Liga 1 2017.

Kedua, rataan Jakmania yang mendukung Persija di laga home mencapai 23.051 penonton. Surplus sekitar lima ribu dari pendukung Persib, Bobotoh, dan 6000 ribu dari Johor Darul Takzim (Malaysia). Jumlah ini menjadikan Persija sebagai klub dengan rataan penonton terbanyak di partai kandang se-Asia Tenggara.

Well done, Jak…

Persija JakartaThe JakmaniaLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini