x

Termasuk Persikabo, 4 Klub Indonesia Ini Pernah Dilaporkan ke FIFA Akibat Menunggak Gaji Pemain

Kamis, 18 Januari 2018 19:48 WIB
Editor: Agus Dwi Witono
Yevgeni Kabayev

Sepanjang bergulirnya kompetisi profesional Liga Indonesia pada 1994, ada satu noda kelam yang pernah dan masih menghiasi terus sepakbola Indonesia. Noda itu bernama tunggakan gaji pemain.

Entah kenapa, setelah lebih dari dua dekade berjalan, kasus penunggakan gaji pemain ternyata masih tetap terjadi di sepakbola Indonesia. Bahkan ketika kompetisi sudah bernama Liga 1 sekalipun pada tahun lalu.

Seperti kabar yang muncul dari Persegres Gresik United menjelang bergulirnya Liga 1 2017. Klub asal Jawa Timur itu diketahui masih menunggak gaji pemain saat tampil di turnamen ISC A 2016. Dari kontrak selama 10 bulan, gaji para pemain pada 3 bulan terakhir belum dibayarkan manajemen Persegres.

Baca Juga

Belakangan ini, kasus tunggakan gaji pemain kembali muncul. Klub yang menjadi pelaku penunggakan gaji adalah Persikabo. Klub asal Kabupaten Bogor ini pun bahkan terancam dibekukan oleh FIFA.

Kasus klub Indonesia yang dilaporkan ke Dispute Resolution Chamber (DRC) FIFA ini tak hanya terkait Persikabo. Sebelumnya juga ada beberapa klub yang harus berurusan dengan otoritas tertinggi sepakbola dunia itu akibat menunggak gaji pemain.

Berikut INDOSPORT beberkan 4 klub Indonesia yang pernah diadukan ke FIFA. Akibatnya, sepakbola Indonesia pun sempat disorot dunia. Sayangnya, yang disorot adalah hal negatif. 


1. Persis Solo - Diego Mendieta

Diego Mendieta

Pemain yang bernasib paling tragis akibat gajinya belum dibayarkan klub yang mengontraknya bisa jadi adalah Diego Mendieta. Pemain asal Paraguay ini bahkan tak sempat bertemu keluarganya saat ajal menjemputnya, Desember 2012.

Hidup Mendieta begitu merana ketika gajinya selama empat bulan tidak dibayarkan oleh klub yang mengontraknya saat itu, Persis Solo. Jumlah gaji yang belum dibayarkan Persis mencapai 120 juta rupiah. Hingga kompetisi usai, tak sepeserpun Mendieta menerima sisa tunggakan gajinya.

Untuk menyambung hidup, Mendieta harus mencari pertandingan tarkam. Bahkan, ketika tidak ada tim yang menyewanya, ia sampai harus menggantungkan hidup dari sumbangan anggota Pasoepati dan bantuan kerabatnya dari Paraguay.

Kondisi semakin suram ketika ia mengalami sakit. Jangankan berobat, untuk beli makan saja Mendieta sudah kesusahan. Sempat dirawat di RSI Yarsis Solo, PKU Muhammadiyah Solo, hingga di RS Moewardi Solo, Mendieta pun akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada 4 Desember 2012.

Meski kemudian tunggakan tersebut disebut telah dilunasi pihak Persis kepada keluarga Mendieta, pihak asosiasi pemain sepakbola profesional (APPI) tetap membawanya ke FIFA. Apalagi kemudian diketahui saat itu ada lebih dari 20 klub yang memiliki tunggakan gaji pemain.


2. Persija Jakarta - Yevgeni Kabayev

Yevgeni Kabayev

Persija Jakarta menjadi salah satu klub yang pernah dilaporkan ke FIFA akibat melakukan penunggakan gaji pemain. Pihak yang melaporkan Persija kepada Dispute Resolution Chamber (DRC) FIFA adalah dua pemain asing, Martin Vunk dan Yevgeni Kabayev.

Laporan ini terpaksa dilakukan keduanya, dibantu Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), karena tidak ada respons positif dari somasi yang dikirimkan ke manajemen Persija yang pada 2015 lalu dipimpin Ferry Paulus.

Persija menunggak gaji Vunk antara Januari hingga April 2015. Kemudian juga hadiah sebagai MVP di laga kontra Gamba Osaka, lalu biaya pengobatan cederanya saat membela Persija. Sementara Kabayev menuntut pembayaran gaji antara Januari-April 2015.

Sejak melakukan somasi pertama pada 15 April hingga somasi ketiga pada 14 Mei, kedua pemain hanya mendapat 30 persen dari gaji di bulan Januari. Karena tak terlihat itikad baik dari manajemen Persija, maka keduanya pun melaporkan sengketa ini ke FIFA.


3. Persebaya Surabaya - Serge Ngankou

Serge Ngankou

Kasus tunggakan gaji pemain juga pernah dilakukan Persebaya Surabaya pada 2013 lalu. Pemain yang dirugikan adalah Serge Ngankou yang pernah memperkuat Persebaya pada 2009.

Namun kasus ini baru mencuat setelah APPI mendapat surat tembusan untuk mengingatkan kepada Persebaya soal tunggakan gaji terhadap Serge Ngankou. Jumlah gaji yang ditunggak Persebaya saat itu mencapai angka Rp225 juta. Plus denda 5 persen per tahun sejak 2012.

Namun, jika Persebaya tak kunjung menyelesaikan tunggakannya hingga 31 Maret maka mereka akan dipanggil untuk menjalani sidang pada 10 April 2013. Namun, rupanya ancaman ini dianggap angin lalu oleh manajemen Persebaya saat itu yang dipimpin Saleh Mukadar.

Akibatnya, turunlah vonis dari Komisi Disiplin FIFA pada 5 Februari 2014. Dalam putusan Komdis FIFA itu, Persebaya harus membayar seluruh tunggakan gaji Ngankou dan hukuman pengurangan 3 poin di ajang Indonesia Super League.


4. Persikabo - Jacques Joel Tsimi

Jacques Joel Tsimi

Kasus pengaduan pemain terhadap klub yang pernah mengontraknya kembali mencuat awal tahun ini. FIFA telah menjatuhkan vonis bersalah kepada Persikabo Kabupaten Bogor karena telah menunggak gaji pemain asingnya, Jacques Joel Tsimi.

Tsimi mengklaim Persikabo menunggak utang gaji kepada dirinya sebesar Rp210 juta selama bermain di kompetisi Divisi Utama musim 2013 silam. Akibatnya, Persikabo pun terancam sanksi pembekuan dari FIFA.

Terkait hal tersebut, CEO Persikabo, Effendi Syahputra, telah mengambil tindakan dan tengah mengupayakan banding kepada FIFA. Upaya banding ini pun akan dibantu oleh PSSI.

"Kita lagi upaya banding. Dan minta FIFA untuk mengkomunikasikan kita dengan pemain yang bersangkutan," ucap Effendi.

Persebaya SurabayaPersija JakartaFerry PaulusPersikaboPersis SoloPersebaya 1927Liga Indonesia

Berita Terkini