x

Deretan Pesepakbola yang Sukses Melebihi Karier Sang Ayah

Kamis, 18 Januari 2018 23:00 WIB
Penulis: Rafif Rahedian | Editor: Matheus Elmerio Giovanni
Justin Kluivert dan Patrick Kluivert.

Sepakbola tentu sudah menjadi darah daging para pemain profesional. Pasalnya, tak jarang dari mereka menghabiskan seluruh hidupnya untuk tetap berkecimpung di dunia sepakbola.

Menunjukkan rasa cintanya kepada sepakbola pun tidak harus menjadi seorang pemain. Mereka yang telah pensiun pun bisa saja menjadi seorang pelatih atau orang yang berperan di belakang klub.

Bahkan, mereka juga berharap agar keturunannya bisa menjadi sepertinya untuk berkarier di dunia sepakbola prfoesional. Fenomena ini pun terbilang sudah sering terjadi dalam beberapa dekade ke belakang.

Zinedine Zidane bersama dengan sang putra, Enzo Zidane.

Hampir dari seluruh pemain yang menghiasi sengitnya pertarungan di atas lapangan pun merupuakan seorang anak pesepakbola profesional. Seperti halnya dengan Enzo Zidane dan Luca Zidane.

Dua anak Zinedine Zidane tersebut merupakan pemain muda yang dimiliki Real Madrid pada musim ini. Namun, kehebatannya belum terlihat menonjol di usianya yang masih terbilang sangat muda.

Bisa dikatakan bahwa dua pemain itu belum pantas menjadi seorang bintang seperti sang ayah. Mengingat, dirinya belum bisa menembus skuat utama di tim berjuluk Los Galcticticos tersebut.

Baca Juga

Berbeda dengan buah hati Zidane, anak dari legenda hidup Belandan Patrcik Kluiverts terbilang sudah pantas menjadi bintang diusianya yang masih menginjak 18 tahun. Talenta muda milik Ajax Amterdam tersebut telah memikat banyak perhatian lewat keahliannya.

Kali ini INDOSPORT pun akan membahas beberapa pemain yang bisa melebihi kehebatan sang ayah di dunia sepakbola profesional.


1. Pierre-Emerick Aubameyang dan Pierre Francois Aubameyang

Pierre-Emerick Aubameyang dan Pierre Francois Aubameyang

Tidak ada yang meragukan kehebatan penyerang Borussia Dortmund, Pierre-Emerick Aubameyang. Tentunya pecinta sepakbola setuju untuk memasukkan namanya sebagai salah satu striker terbaik di dunia.

Aubameyang telah membangung reputasi sebagai pemburu gol yang konsisten untuk klub Jerman. Hal ini jelas membuktikan bahwa pemain asal Gabon tersebut berhasil mengungguli karier sang ayah dalam dunia sepakbola.

Sang ayah bernama Pierre Francois Aubameyang juga pernah membela Timnas Gabon sebanyak 80 pertandinga. Berbeda dengan sang anak, Francois Aubameyang bermain sebagai seorang bek sepanjang kariernya.


2. Miroslav Klose dan Josef Klose

Miroslav Klose saat masih berseragam Lazio.

Miroslav Klose merupakan penyerang berbahaya pada setiap edisi Piala Dunia beberapa tahun lalu. Pemain Timnas Jerman tersebut bahkan berhasil memecahkan rekor Ronaldo sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah Piala Dunia.

Kariernya bersama Tim Panzer tersebut memang sangat fantastis. Terbukti, mantan pemain Bayern Munchen dan Lazio itu menjadi top skorer sepanjang masa Jerman dengan koleksi 71 gol. Dirinya juga telah memenangkan Sembilan trofi dengan, termasuk medali Piala Dunia.

Josef Klose.

Cerita berbeda datang dari sang ayah, Josef Klose. Josef saat itu menjadi bagian Timnas Polandia dan tidak memiliki karier yang gemilang seperti putranya. Kariernya terbilang sukses ketika dirinya memperkuat klub Prancis, AJ Auxerre, di mana dirinya membantu tim tersebut promosi pada tahun 1980.


3. Xabi Alonso dan Miguel Alonso

Xabi Alonso dan Miguel Alonso

Xabi Alonso memiliki cerita yang sama dengan ayahnya. Keduanya memulai karier profesionalnya bersama klub asal Spanyol, Real Sociedad. Namun, tingkat permainan dan prestasinya terbilang sangat berbeda jauh.

Kualitas Xabi Alonso sebagai seorang gelandang bertahan memang tidak perlu diragukan lagi. Itu terbukti saat dirinya memperkuat tim-tim besar seperti Liverpool, Real Madrid dan Bayern Munchen. Selama 20 tahun berkarier, dirinya pun mampu meraih 17 trofi di beberapa klub berbeda.

Sementara itu, Miguel Alonso hanya mampu meraih enam trofi dalam 14 tahun sebagai pesepakbola profesional. Hal ini jelas membuktikan bahwa Miguel Alonso kalah bersaing dengan sang buah hatinya.


4. Franck Lampard Jr dan Franck Lampard Sr

Franck Lampard Jr dan Franck Lampard Sr

Legenda hidup Timnas Inggris tersebut juga lahir dari keluarga sepakbola, di mana sang ayah  berkarier sebagai pemain West Ham United. Itulah mengapa sebabnya Franck Lampard memulai karir bersama The Hammers.

Lampard berhasil menjadi gelandang terbaik dengan mengoleksi 14 trofi prestisius dalam 17 tahun kariernya sebagai pesepakbola. Jumlah tersebut belum dengan beberapa penghargaan pribadinya. Hebatnya, Lampard keluar sebagai pencetak gol terbanyak Chelsea meski dirinya bukan seorang penyerang.

Hal ini berbanding terbalik dengan pencapaian sang ayah. Dirinya hanya mampu menyabet dua gelar Piala FA saat dirinya membela West Ham United. Ia juga terbilang menjadi salah satu legenda West Ham, di mana dirinya telah membela The Hammers selama lebih dari satu dekade.


5. Diego Forlan dan Pablo Forlan

Diego Forlan dan Pablo Forlan

Diego Forlan melambungkan namanya setelah bergabung dengan Villarreal dari Manchester United pada tahun 2004 silam. Dirinya tampil memukau bersama The Yellow Submarine dengan menyabet gelar UEFA Intertoto Cup pada musim debutnya.

Mantan pemain Atletico Madrid tersebut berhaisl memenangkan Sembilan trofi sepanjang kariernya dan telah dianggap sebagai penyerang terbaik di era sepakbola modern. Hebatnya, Forlan terpilih sebagai pemain terbaik pada Piala Dunia 2010 lalu.

Berbeda dengan putranya, Pablo Forlan adalah seorang pemain bertahan yang menghabiskan seluruh kariernya di Amerika Selatan. Dirinya berhasil mengoleksi tujuh gelar di Liga Uruguay, termasuk torfi Piala Libertadores.

Namun, kegemilangan seorang pemain bisa dibilang sukses ketika bermain di liga top Eropa. Hal tersebut lah yang tidak pernah dirasakan Pablo Forlan selama karier sepakbola profesionalnya. Itu membuat pecinta sepakbola menilai bahwa Diego Forlan lebih gemilang dibandingkan sang ayah.

Frank LampardMiroslav KloseXabi AlonsoDiego ForlanPierre-Emerick AubameyangBola Internasional

Berita Terkini