x

Cukong Judi 'Subur' di Sepakbola Indonesia?

Kamis, 1 Februari 2018 12:37 WIB
Penulis: Wira Wahyu Utama | Editor: Isman Fadil
Para pemain Madura United melambaikan tangan kepada suporter.

Pesepakbola asal Belanda, Kristian Adelmund, menceritakan kepada salah satu media Belanda, tentang perjalanan kariernya di klub Indonesia. Adelmund yang pernah memperkuat Persela Lamongan dan PSS Sleman ini mengaku jatuh cinta dengan atmosfer sepakbola Indonesia dengan segala keruwetannya.

Menanggapi nyanyian itu, Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali buka suara. Ia menilai jika maraknya praktik 'korupsi' dalam penyelenggaraan sepakbola di tanah air, disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang paling berbahaya adalah pengaturan skor. 

"Salah satu penyakit sepak bola paling berbahaya adalah pengaturan skor. Dimana itu terbagi tiga, match acting, match setting, dan match fixing," ungkapnya kepada INDOSPORT.

Baca Juga

Terkait match fixing, menurut Akmal, kasus ini erat kaitannya dengan para cukong judi. Dimana para pelaku bisnis hitam ini diduga memiliki akses untuk mempengaruhi jalannya pertandingan. Saat ditanyai mengapa bandar judi mengincar sepakbola Indonesia. Akmal menyebut ada tiga faktor yang membuat para pelaku bisnis menggiurkan ini menyukai Indonesia. Diantaranya, Animo tinggi suporter, banyak penggemar judi, dan tak adanya payung hukum yang jelas sehingga para bandar leluasa beroperasi.

"Nilai jual kompetisi kita tinggi karena animo masyarakatnya. Karena itu jadi lahan bandar judi yang menggiurkan. Ditambah lagi tidak adanya goverment will dan penegakkan hukum terhadap para pelakunya. Bahkan, dibiarkan bebas berkeliaran," ujarnya.

Diksusi interaktif Save Our Soccer.

Akmal menyarankan agar PSSI peka dan wajib cekatan dengan masalah yang sudah mengakar tersebut. Ia juga meminta kepada PSSI untuk membentuk tim independen seperti AFC yang membuat tim khusus untuk memerangi praktik pengaturan skor.

"Misalnya tim independen memerangi judi dan pengaturan skor," sebutnya.

Bagan pengaturan skor versi SOS yang pernah dikirimkan ke FIFA dan AFC.

Kampanye terhadap pengaturan skor juga sudah dilakukan oleh AFC. Mereka bahkan membuat aplikasi khusus yang diberi nama AFC Integrity. Aplikasi itu memungkinkan semua orang, mulai dari pemain, pelatih, ofisial tim, bahkan suporter sekali pun, untuk melaporkan tindakan pengaturan skor kepada AFC. AFC Integrity merupakan bagian dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Exco (Excecutive Comitee) AFC pada Desember 2016 silam. 

Ilustrasi Mafia Sepakbola

"Aplikasi ini menghubungkan komunitas virtual yang bisa melaporkan aktivitas mencurigakan terkait pengaturan skor. Bahkan, AFC memuji langkah Federasi Sepakbola Thailand (FAT) yang baru saja menangkap 12 pelaku matchfixing di sepakbola. Hal sama juga dilakukan Australia, Malaysia, Vietnam, dan Singapura," bebernya.

Terlepas dari semua itu, Akmal menilai jika memang perlu ada kesadaran dari seluruh pihak terkait. Akmal meyakini jika persolaan ini bisa ditangani serius maka kepercayaan publik terhadap PSSI bisa meningkat.

"Perlu kerja keras untuk membangun kesadaran terkait bahaya pengaturan skor. SOS yakin bila bahaya ini diperangi, trust terhadap PSSI akan meningkat. Prestasi akan bisa diraih. Sayangnya, sejauh ini belum kelihatan upaya dari PSSI untuk memeranginya,"jelasnya.

Kristian Adelmund saat wawancara dengan Vice Sport  tentang sepakbola Indonesia
Timnas IndonesiaExco PSSILiga IndonesiaSave Our Soccer (SOS)

Berita Terkini