x

Lagi-Lagi Kehilangan Poin, 3 Alasan Real Madrid Terpuruk Musim Ini

Minggu, 4 Februari 2018 19:49 WIB
Penulis: Gerry Crisandy | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
Real Madrid terancam tidak berpartisipasi di kompetisi Eropa musim depan.

Real Madrid kembali harus kehilangan poin saat mengunjungi markas Levante, Ciutat de Valencia. Bersamaan dengan peluit akhir, anak-anak asuh Zinedine Zidane dipaksa berpuas diri berbagi satu poin.

Los Blancos gagal mempertahankan keunggulan yang diraih melalui gol Isco di menit ke-81. Delapan menit berselang, pemain pengganti Levante, Giampaollo Pazzini, menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit ke-89.

Baca Juga

Dengan hasil ini, Real Madrid tetap berada di posisi keempat klasemen La Liga Spanyol, mengantongi 39 poin. Bukan lagi Barcelona, si pemuncak klasemen, yang harus menjadi perhatian Real Madrid, melainkan Villareal yang berada satu peringkat di bawah.

Villareal menguntit dalam jarak dua poin, sekali terpeleset, Real Madrid beresiko tidak memiliki tempat di kompetisi Eropa sama sekali, bahkan tidak Liga Europa. Klub yang musim lalu memamerkan dua belas trofi Eropanya, berpotensi tidak kebagian tempat untuk berpartisipasi.

Mengapa Real Madrid terjatuh begitu dalam musim ini?  Mengapa sebuah tim yang tidak kehilangan bintang-bintang utamanya, tidak terlihat seperti sebuah tim yang menjadi jawara Spanyol dan Eropa musim lalu?


1. Bergantung pada kualitas individu

Zinedine Zidane masih bergantung pada kualitas individu.

Musim lalu Zidane menyematkan namanya di deretan pelatih-pelatih terbaik dunia. Mempertahankan trofi Liga Champions Eropa adalah pencapaian yang luar biasa, mungkin tidak akan terulang dalam beberapa puluh tahun ke depan.

Kesuksesan Real Madrid, bagaimanapun, tidak berfondasi pada sebuah sistem, melainkan kualitas individu. Gol-gol Sergio Ramos di menit-menit akhir pertandingan, dribble Marcelo dari sisi lapangan sebelum menceploskan bola ke gawang, penyelamatan luar biasa kiper Keylor Navas: merupakan pemandangan yang tidak jarang menyelamatkan Real Madrid dari kekalahan musim lalu. Musim ini, ketika keran aksi-aksi dari kemampuan individu tertutup, Real Madrid juga berhenti terlihat tak terkalahkan.


2. Tumpulnya lini depan

Cristiano Ronaldo hanya mencetak delapan gol di La Liga musim ini.

Cristiano Ronaldo hanya mencatatkan delapan gol di liga musim ini, jumlah yang sama dengan gelandang tengah Barcelona Paulinho. Benzema bahkan hanya membukukan dua gol. Tapi tumpulnya dua pemain ini tidak lantas membuat Real Madrid kesulitan dalam mencetak gol.

Musim ini Real Madrid mencetak total 49 gol di La Liga Spanyol [terbaik kedua], menciptakan peluang terbanyak dengan 323 peluang [lebih banyak 98 peluang daripada Barcelona] dan melalukan percobaan ke gawang terbanyak, sebanyak 408 kali. Mengejutkan bukan? Masalahnya, dengan kecilnya produktivitas dua pemain terdepan, gol-gol Real Madrid datang dari sumber lain.

Untuk menutupi kurangnya gol dari Benzema dan Ronaldo, mau tak mau Zidane mengerahkan pemain-pemain lainya ikut membantu serangan. Bermain dengan garis pertahanan tinggi, justru membuat Real Madrid rapuh di belakang. Real Madrid telah kebobolan 21 gol, 11 gol lebih banyak dibandingkan Barcelona. 


3. Pasif di bursa transfer

Real Madrid kehilangan pemain-pemain seperti Morata dan Rodriguez di bangku cadangan.

Musim lalu, salah satu faktor utama kesuksesan Real Madrid adalah kedalaman skuat. Dalam beberapa kesempatan, Zidane mampu merotasi tujuh hingga sembilan pemain dengan percaya diri, sebab ia memiliki pemain-pemain yang mampu melakukan tugasnya di bangku cadangan.

Keberhasilan Real Madrid, bahkan saat bergantung pada pemain-pemain lapis kedua, menarik perhatian tim-tim besar untuk mengangkut pemain-pemain tersebut. Alvaro Morata (Chelsea), James Rodriguez (Bayern Munchen), Danilo (Manchester City): adalah beberapa nama yang meninggalkan Real Madrid di bursa transfer musim panas. Pemain-pemain tersebut bukan hanya mampu tampil baik saat dipanggil bertugas, tapi bahkan memiliki peran besar. Morata dan Rodriguez saja mencetak total 23 gol di liga musim lalu.

Real Madrid memilih berinvestasi pada pemain-pemain muda, yang belum memiliki banyak pengalaman, misalnya Dani Ceballos, Theo Hernandez, Borja Mayoral dan Achraf Hakimi. Pemain-pemain muda tersebut memeliki potensi untuk jangka panjang, tapi tidak akan selalu memberikan dampak yang diharapkan saat dipanggil.

Real Madrid seharusnya tidak melepaskan kaki dari pedal gas saat berada di garis depan, bukannya terlena dengan titel juara.

Real MadridZinedine ZidaneLaLiga SpanyolLiga Spanyol

Berita Terkini