x

Piala Presiden 2018, Warisan Berharga dan Obat Mujarab Lupakan Polemik Sepakbola Indonesia

Minggu, 18 Februari 2018 19:23 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Lanjar Wiratri
Skuat Persija Jakarta berpesta usai menerima trofi juara Piala Presiden 2018.

Piala Presiden 2018 telah berakhir sekaligus menyajikan pengaturan sistem sepakbola yang transparan, akuntabel, serta fair play. Seluruh penikmat sepakbola seakan lupa akan permasalahan yang terjadi sebelum Piala Presiden 2018 bergulir di antaranya penunggakan gaji, pengaturan skor, dan permasalahan lainnya yang mewarnai kancah sepakbola nasional.

Sebut Peter Odemwingie, Baubacar Sanogo, dan Kristian Adelmund dengan kencang membongkar bobrok sepakbola Indonesia. Adelmund mengungkapkan jika sepakbola Indonesia penuh dengan korupsi, tak tanggung-tanggung ia pun membongkar berbagai kejadian kelam yang disebut-sebut dialaminya saat bermain di Tanah Air.

Skuat Persija Jakarta berpesta usai menerima trofi juara Piala Presiden 2018.

"Semuanya sempat berjalan baik dan para fans sangat menghargai saya. Namun tiba-tiba saya didepak tanpa belas kasihan. Dengan cara ini, pelatih bisa mengambil pemain baru dan memasukan keuntungan ke kantongnya sendiri," ujar mantan pemain Persela dan PSS Sleman tersebut.

Baca Juga

"Meski keadaan semakin baik saat ini, korupsi tetap menadi masalah utama sepakbola Indonesia. Sebagai contoh, saya pernah melihat bos lawan membawa pistol ke ruang ganti wasit. Anda tak perlu heran dengan hal itu di Indonesia," sambungnya.

Kristian Adelmund

Namun semua keburukan sepakbola nasional yang diungkap para pemain asing tersebut seakan sirna dengan perhelatan Piala Presiden. Dimana semua elemen sepakbola Indonesia, dari pemain, pemilik klub, suporter hingga pedagang kaki lima, hingga asongan, mendapatkan berkah dan pelajaran berharga dari gelaran tahunan ini.

Meski berakhir, Piala Presiden tak benar-benar meninggalkan kita. Setidaknya ada warisan manis yang ditinggalkan untuk sepakbola Indonesia. Berikut INDOSPORT merangkum warisan yang ditinggalkan dari ajang turnamen bergengsi, Piala Presiden 2018. 


1. Transparansi dan fair play

Presiden Ri, Joko Widodo.

Seperti instruksi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang meminta perhelatan Piala Presiden berjalan dengan lancar dan aman serta menanamkan sistem fair play. Tak hanya itu orang nomor satu di Indonesia ini memonta segala kegiatan dilaksanakan dengan transparan dan menyentuh seluruh elemen seluruh pecinta sepakbola Indonesia.

Hal ini pun yang diutarakan oleh Ketua Steering Committe Piala Presiden, Maruarar Sirait. Bahkan dia yakin dengan sistem ini nantinya prestasi Indonesia akan datang.

"Fair play tidak ada isu pengaturan skor. Itu kita jaga. Fair play kita jaga. Soal transparansi, tiket terjual dan penonton selaku kita laporkan. Bahkan terobosan kita di setiap menit 75 kita berikan laporan. Ekonomi kerakyatan pedagang bisa merasakan manfaat dari event ini," ucap Maruara.

"Saya pikir seperti arahan Pak Jokowi, kita sudah masuk ke penataan mendasar. Kita yakin waktunya akan datang prestasi untuk sepakbola Indonesia," tambahnya.


2. Tak Ada Tunggakan Gaji

Preskon Piala Presiden 2018

Kesejahteraan pemain sepertinya sangat diperhatikan dalam Piala Presiden. Dimana panitia tak mau ada masalah penunggakan gaji pemain yang dilakukan klub yang berlaga di ajang ini.

"Bagaimana para pemain sudah kalian terima hak kalian? saya gak mau kalian sudah capek-capek belum terima hak kalian. Karena kita sudah berikan semua," ucap Steering Committee Piala Presiden, Maruarar Sirait.

"Ini menjadi konsen kita juga bahwa kita tak mau pemain, kkub terlantar. Makanya kita langsung berikan hak mereka. Bahkan uang hadiah bagi juara akan kita berikan dalam waktu dekat," tegas pria yang akrab disapa Ara itu.

Hal senada diamini oleh pemain Bali United, I Made Andhika Wijaya. I Made merasakan jika penunggakan gaji sama sekali tak dialaminya maupun rekan-rekannya selama memperkuat tim di Piala Presiden 2018.

"Semua berjalan baik, tidak ada penunggakan. Semua sudah kita terima. Semoga saja nanti di Liga juga seperti ini," harapnya.


3. Kedewasaan Suporter Indonesia

Selain Pemain Terbaik, Marko Simic juga menjadi pencetak gol terbanyak Piala Presiden 2018.

Hal yang terasa dalam imbas Piala Presiden juga menyentuh pada suporter Indonesia. Kedewasaan pendukung fanatik klub peserta yang identik dengan kerusuhan, perlahan mulai menghilang di Piala Presiden 2018.

"Suporter kita semakin dewasa, mereka dapat menerima baik menang atau kalah. Seperti contoh Bobotoh saat di Bandung mereka kalah di Bandung dan gagal melangkah tapi tidak terjadi kerusuhan," tegas Ara.

"Juga Aremania dan Bonek mereka yang datang ke Solo, tapi tim kesayangannya kalah mereka bisa tetap kondusif. Ini bukti suporter kita semakin dewasa," tambahnya.

Pernyataan ini juga dipertegas oleh Winarto selaku Direktur Utama Stadion Gelora Bung Karno. Winarto melihat hal itu dalam babak final semalam. Dimana suporter Jakmania dapat dengan tenang menyaksikan. "Kita melihat Jakmania mereka banyak perubahan. Tidak seperti dulu yang lebih parah. Ini patut kita berikan penghormatan bahwa suporter kita semakin baik," tandas Winarto.

Warisan berharga Piala Presiden ini diharapkan mampu membawa sepakbola Indonesia semakin maju dan profesional. Ilmu berharga ini pun diharapkan dapat diterapkan di roda kompetisi Indonesia, Liga 1 yang akan bergulir pada Maret mendatang. 

Sebab Piala Presiden hanya ajang pramusim semata. Pertempuran sesungguhnya ialah kompetisi mendatang. Warisan berharga yang telah didapatkan di Piala Presiden 2018 harus dipertahankan. Selamat datang di Sepakbola Modern dan Kredibiltas!
 

Maruarar SiraitLiga IndonesiaPiala Presiden 2018

Berita Terkini