x

4 Aspek yang Berpotensi Menjadi Batu Sandungan Karier Egy Maulana di Polandia

Minggu, 11 Maret 2018 16:00 WIB
Editor: Gerry Crisandy
Egy Maulana Vikri.

Melihat seorang talenta Garuda Muda bermain di Eropa membesitkan kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Egy Maulana Vikri tak lama lagi akan mengadu nasib di Polandia, sebuah negara seluas 312,679 km2 di Eropa Tengah.

Lechia Gdansk menjadi pelabuhan di mana Egy akan menurunkan jangkarnya. Lechia bukan lah sebuah tim besar di Polandia. Terakhir kali klub asal Gdansk tersebut memenangkan trofi adalah di tahun 1983 di mana Lechia menggondol Piala Polanda dan Piala Super Polandia.

Baca Juga

Bagaimanapun, bagi seorang remaja 17 tahun untuk merantau sejuh lebih dari 10 ribu kilometer, batu sandungan pasti telah menanti di berbagai sisi jalur perjalanan kiprahnya. 


1. Tanpa Kompetisi Hingga Juli 2018

Egy Maulana Vikri mengoper bola kepada rekannya.

Peraturan usia minimun untuk penandatanganan konrak profesionala adalah 18 tahun. Sedangkan Egy masih harus menunggu hingga tepatnya 7 Juli 2018 untuk mendapatkan kontrak senior tersebut.

Hingga Egy memenuhi syarat tersebut, ia tidak akan dapat mengikuti kompetisi profesional.  Keadaan tersebut tentu saja tidak ideal bagi seorang pemain muda yang haus akan pengalaman bermain di atas lapangan hijau. Tingkat perkembangan Egy bisa saja 'jalan di tempat' karena tersandung aturan ini.


2. Kans Degradasi ke Divisi Dua

Egy Maulana Vikri tengah duduk di lapangan hijau.

Lechia Gdansk saat ini menempati posisi 12 klasemen Polandia (pekan ke-26). Di Ekstraklasa (divisi utama Polandia) delapan tim terbawah -- yaitu peringkat 9-16 -- akan menjalani babak kualifikasi untuk menentukan tim yang didegradasi.

Mengingat Egy tidak akan dapat membela klub Polandia tersebut di kompetisi resmi hingga pergantian musim, tidak kecil kemungkinannya Egy terpaksa menjalani musim pertamanya di divisi dua Polandia.

Penurunan level kompetisi juga akan mempengaruhi level perkembangan karier seorang pesepakbola. 


3. Jadwal Kompetisi dan Timnas Indonesia

Aksi Egy Maulana Vikri berjibaku dengan pemain Timnas Thailand U-19.

Berbeda dengan kompetisi lokal yang begitu fleksibel mengikuti jadwal tim nasional Indonesia, kompetisi-kompetisi di luar sana memiliki aturan ketat mengenai jadwal seorang pemain dapat meninggalkan jadwal latihan klub demi membela tim nasional.

Evan Dimas dan Ilham Udin yang membela Selangor FA, contohnya. Sempat terjadi perseteruan antara klub Malaysia tersebut dengan PSSI mengenai izin kedua pemain untuk meninggalkan klub demi membela Indonesia di ajang Asian Games 2018.


4. Tekanan Media dan Publik

Egy Maulana Vikri salah satu yang di panggil Timnas U-19.

Hal terakhir ini merupakan ganjalan yang tidak hanya dialami oleh pemain-pemain muda berbakat di Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Ekspektasi publik yang begitu tinggi terkadang menjadi beban mental bagi seorang pemain. Di bawah lampu sorot perhatian publik, pemain akan merasa takut untuk memperlihatkan celahnya.

Seorang pemain muda harusnya diberikan kesempatan untuk melakukan kesalahan di atas lapangan, belajar dari kesalahan itu dan terus mengulangi siklus tersebut.

Bola InternasionalEgy Maulana VikriLechia Gdansk

Berita Terkini