x

Faktor Kelelahan, Pesepakbola Muda Indonesia Ini Meninggal Dunia

Rabu, 21 Maret 2018 03:59 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Krisna Yusuf.

Kabar duka kembali datang dalam ranah sepakbola Tanah Air. Seorang pesepakbola cilik bernama Krisna Yusuf dikabarkan meninggal dunia pasca bermain sepakbola.

Dilansir dari Malang Post, Krisna yang berumur 13 tahun itu mengalami kelelahan pasca memperkuat timnya dalam laga uji coba di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Minggu (18/03/18) kemarin dengan melawan tim dari Gresik.

Baca Juga

Diketahui, Krisna menghembuskan napas terakhirnya saat melakukan perjalanan pasca dirujuk dari salah satu rumah sakit di Bangil, menuju ke Rumah Sakit Saiful di Kota Malang.

Krisna disinyalir mengalami kelelahan yang teramat sangat, karena pemain tersebut jatuh ketika tengah berlaga di atas lapangan.


1. Telah Dimakamkan

Makam.

Dikabarkan bahwa jenazah Krisna pada Senin (19/03/18) kemarin telah dimakamkan di kawasan Jalan Ki Ageng Gribig. Tentunya, hal ini membuat kedua orang tuanya sangat terpukul, mengingat Krisna sendiri pernah menjadi top skor dalam sebuah event sepakbola yang diadakan di Kota Malang.


2. Bermain 2 Hari Berturut-turut

Sepakbola pemain kecil.

Salah satu sumber yang dikutip dari Malang Post mengatakan bahwa Krisna meninggal dunia pasca kelelahan bertanding selama dua hari berturut-turut. Kondisi fisik yang terlampau lemah karena kelelahan disinyalir menjadi faktor utama meninggalnya Krisna.

"Kemarin (Senin, 19 Maret 2018) dalam rangka sparing melawan tim dari Gresik lalu bertanding di Bangil. Dia menginap di Gresik dan paginya langsung ke Bangil dan bertanding siang harinya,” ucap sumber dari Malang Post tersebut.


3. Pemain Berbakat dari SSB Arema

Ilustrasi SSB Arema.

Krisna selama ini dianggap sebagai pesepakbola yang berbakat dari SSB Arema. Hal ini pun sempat menarik perhatian dari sang lawan, Gresik, yang dikabarkan memiliki ketertarikan dengan bakat dan kemampuan Krisna di atas lapangan.

"Lawan kemarin (Senin, 19 Maret 2018) sempat menyatakan ketertarikannya kepada Krisna, tapi takdir berkata lain," tambahnya.

Rifai selaku tetangga Krisna pun menjabarkan bahwa sejak kecil, temannya tersebut memang sudah sangat tertarik dengan sepakbola, dan sering berprestasi sebagai pemain terbaik.

"Dia dulu membela SSB di sini, terus ikut seleksi di SSB Arema Domhils dan akhirnya dia diterima sampai sekarang. Dia pemain berbakat dan supel sama pemain lain, pelatih, dan tetangga-tetangganya di rumah," tutur Rifai.


4. Kata Mantan Pelatih Klub Liga 1

Mantan pelatih Perseru Serui, Agus Yuwono.

Di sisi lain, Agus Yuwono selaku pelatih sepakbola mengatakan bahwa terdapat beberapa penyebab dari meninggalnya Krisna, dari sisi teknis maupun sisi medis.

"Saya dengar mainnya Krisna disana (Bangil) di waktu yang tidak disarankan oleh medis. Kabarnya dia bermain diatas jam 9 pagi dan itu tidak disarankan oleh dokter karena memasuki jam 10 ke atas merupakan puncak keluarnya CO2 dan tidak disarankan untuk beraktifitas olahraga," ucap Agus.

Mantan pelatih Perseru Serui ini juga mengatakan bahwa setiap pelatih sepakbola harus bisa melihat bagaimana program latihannya, apakah melebihi kekuatan sang pemain atau tidak.

"Pemain harusnya diberi kesempatan istirahat dan tidak diforsir untuk bermain apabila pemain merasa keletihan harusnya diistirahatkan," tambahnya.

Liga IndonesiaBakat Muda Indonesia

Berita Terkini