x

5 Pelajaran Berharga dari Kekalahan Inggris di Semifinal

Kamis, 12 Juli 2018 12:57 WIB
Penulis: Yasmin Rasidi | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Timnas Inggris tertunduk lesu usai dikalahkan Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018.

Inggris memang harus menerima kenyataan mimpi mereka berlaga di final Piala Dunia 2018 berakhir. Perjuangan tim asuhan Gareth Southgate terhenti oleh Kroasia dengan skor 1-2 lewat perpanjangan waktu di babak semifinal di Moskow, Rabu (11/07/18).

Sekalipun slogan 'football is coming home' (sepakbola pulang ke rumah) tak terwujud, tetapi rakyat Inggris tetap bangga dengan pencapaian Jesse Lingard dan kolega. Mereka sudah melampaui harapan kebanyakan orang. Dan ini pertama kali mereka ke semifinal Piala Dunia setelah 28 tahun lalu di Italia.

Kekalahan Inggris menyisakan pelajaran berharga. Apa saja? Berikut kesimpulan dari tersingkirnya The Three Lions sebagaimana dilansir Caught Offside.

Baca Juga

Tonton Video Dokter Sport: Resep Jitu Orang Indonesia Main di Liga Inggris


1. Kegemilangan Southgate

Gareth Southgate, Pelatih Timnas Inggris di Piala Dunia 2018.

Perjalanan pria yang rompinya menjadi trend ini selalu penuh liku. Diragukan,dipecat, dianggap remeh. Baik sebagai pemain maupun pelatih. Tetapi kali ini Southgate menjadi pujaan rakyat Inggris.

Kemampuannya membangkitkan semangat pemain dan memadukan pemain-pemain usia muda membuat tim ini memberikan harapan baru bisa berprestasi di masa mendatang.

Publik Inggris menaruh harapan pada pria 48 tahun ini. Kemungkinan tim ini akan bertahan untuk Piala Eropa 2020 dan kemungkinan di Piala Dunia 2022. Tentu dengan beberapa perubahan.


2. Inggris 'Butuh' Modric

Luka Modric berada dalam penjagaan Jordan Henderson.

Sebelum laga berlangsung, beberapa pengamat sudah mengingatkan bahwa lini tengah Kroasia wajib dimatikan. Tetapi siapa yang bisa menghentikan kelincahan Luka Modric?

Dia benar-benar menjadi jendral lapangan tengah yang mengatur jalannya permainan dan memimpin rekan-rekannya di lapangan tengah. Jordan Henderson memang berperan penting dalam permainan Inggris, tetapi beberapa kali pemain Liverpool ini kelabakan mengatasi Modric.


3. Tidak Lagi Didominasi Big Six

Jordan Pickford berjibaku mengawal gawang Inggris di Piala Dunia 2018.

Selama ini kita terlalu terbuai  dengan bakat-bakat sepakbola Inggris dari klub-klub yang kerap menduduki papan atas klasemen seperti Manchester United, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea. Padahal banyak bakat terpendam di liga kasta bawah atau klub-klub Liga Primer papan tengah atau mungkin papan bawah.

Harry Maguire dan Jordan Pickford adalah contohnya. Nama pertama pernah merumput di Hull City sebelum pindah ke Leicester City, yang di awal kompetisi musim lalu nyaris terdegradasi.

Pickford adalah penjaga gawang Everton yang sempat tertatih-tatih bertahan di Liga Primer musim lalu. Sebelumnya, penjaga gawang bertubuh bongsor ini bermain untuk Sunderland, klub yang sudah turun kasta musim lalu.


4. Generasi Muda Man United dan Chelsea?

Marcus Rashford saat tampil membela Inggris melawan Belgia di Piala Dunia 2018.

Ini terkait dengan Marcus Rashford dan Ruben Loftus-Cheek. Mereka berdua adalah produk asli didikan klub masing-masing. Rashford adalah putra daerah Manchester yang dididik akademi milik klub berjuluk Setan Merah tersebut.

Bakatnya sudah terlihat dua atau tiga tahun terakhir. Tetapi kehadiran Romelu Lukaku membuat posisinya sedikit tergeser.

Sementara Ruben Loftus-Cheek mungkin bukan nama tenar dibanding rekan-rekannya yang lain. Sayap lincah berusia 22 tahun ini nasibnya selalu menjadi pemain pinjaman Chelsea.

Lalu, dia menemukan jati dirinya di klub papan bawah Crystal Palace, klub yang di enam laga awal musim 2017/18 tak bisa mencetak gol.

Loftus-Cheek menjadi perhatian saat Inggris melakoni laga persahabatan melawan Jerman beberapa bulan sebelum Piala Dunia. Dunia maya bereaksi dan mengkritik mengapa Chelsea menghamburkan uang membeli pemain sementara didikan akademi sendiri dipinjamkan.

Mungkin, waktunya bagi kedua klub besar tersebut untuk lebih memperhatikan bakat-bakat asli didikan mereka.


5. Teruskan apa yang sudah ada

Harry Maguire menjadi pembuka keran gol bagi Inggris saat melawan Swedia di babak perempafinal Piala Dunia 2018.

Keriuhan Piala Dunia 2018 sebentar lagi berakhir. Namun, hidup terus berjalan. Apa yang sudah dilakukan Southgate dan tim sudah baik. Dia sudah berhasil menanamkan semangat tinggi dalam tim, bukan seperti Fabio Capello yang memperlakukan skuat seperti anak kecil.

Baca Juga

Kerja keras, rasa hormat, dan latihan. Itu yang harus terus dilakukan. Dan tentu dengan harapan bisa lebih baik dibanding saat ini.

Berikut Dua Tim yang Berhasil Masuk ke Babak Final Piala Dunia 2018:

Ikuti berita terbaru INDOSPORT dengan topik: PIALA DUNIA 2018 RUSIA

Manchester UnitedKroasiaInggrisLuka ModricChelseaGareth SouthgateRuben Loftus-CheekMarcus RashfordBola InternasionalListicle Piala Dunia 2018TRIVIA

Berita Terkini