Ozil Buka Suara Terkait Pertemuan Kontroversinya dengan Erdogan

INDOSPORT.COM - Jelang Piala Dunia 2018 lalu, dua bintang Timnas Jerman, Mesut Ozil dan Ilkay Gundogan mendapat kritikan keras dari publik Jerman. 

Bahkan akibat kritikan itu, Ozil secara resmi baru-baru ini menyatakan pensiun dari Timnas Jerman. "Perlakuan yang kuterima dari DFB dan banyak pihak lainnya membuatku tidak ingin lagi mengenakan kaus Timnas Jerman." ujar Ozil seperti dikutip dari Independent. 

Hal itu dikarenakan sebuah foto kontroversial keduanya dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tersebar di dunia maya. Sontak saja foto tersebut mendapat banyak kecaman dan protes karena diduga melanggar hak-hak sipil dan politik.

Selain itu, pertemuan yang digelar di London pada Mei lalu tersebut juga membuat keduanya dianggap sebagai alat kampanye Erdogan pada pemilu Turki, yang dilaksanakan beberapa hari setelah pertemuan.

Menanggapi hal itu, Gundogan membantah kalau pertemuan itu bermuatan politik. Sedangkan Ozil yang sempat tak ingin berkomentar mengenai masalah ini, akhirnya buka suara. Berikut kata Ozil:

1. Tanggapan Ozil

"Saya sadar kalao foto kami menyebabkan polemik besar di media Jerman, dan sementara beberapa orang mungkin menuduh saya berbohong, foto yang kami ambil tidak memiliki niat politik," kata Ozil di akun Twitter pribadinya.

“Seperti yang saya katakan, ibu saya tidak pernah membiarkan saya melupakan nenek moyang, warisan dan tradisi keluarga saya (karena Ozil keturunan Turki)."

"Bagi saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukan tentang politik atau pemilu. Hal itu mengenai cara penghormatan saya kepada negara tempat keluarga saya berasal."

“Sebenarnya, kami berbicara tentang topik yang sama yang kami lakukan setiap kali kami bertemu -sepak bola- karena dia juga pemain di masa mudanya."

“Meskipun media-media di Jerman telah menggambarkan sesuatu yang berbeda, kebenarannya tetap sama, yakni dengan tidak bertemu dengan Presiden Erdogan maka saya tidak menghormat leluhur saya."

"Bagi saya, tidak masalah siapa yang menjadi Presiden. Memiliki rasa hormat terhadap jabatan politik adalah pandangan yang saya yakini baik, bagi Ratu maupun Perdana Menteri. Apakah itu presiden Turki atau Jerman, sikap saya tidak akan berbeda," tutupnya.