x

Tak Berhenti Merengek, Man United Berhenti Manjakan Mourinho

Selasa, 14 Agustus 2018 18:46 WIB
Editor: Gerry Crisandy
Pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

INDOSPORT.COM - Bursa transfer musim panas Liga Primer Inggris telah resmi ditutup pada 9 Agustus lalu, dua hari sebelum divisi utama persepakbolaan Britania Raya tersebut bergulir. Ini adalah pertama kalinya Inggris memutuskan untuk menutup jendela transfer lebih awal dan mencoba memulai suatu perubaha di persepakbolaan Eropa.

Klub-klub Liga Primer, setidaknya mayoritas, mengalami kesulitan. Berbeda dengan bursa-bursa transfer sebelumnya, pihak klub harus mengunci pembeliannya lebih cepat, terutama dengan adanya 'distraksi' Piala Dunia 2018.

Jose Mourinho, pelatih dari salah satu klub dengan kekuatan finansial terbesar di dunia seperti Manchester United pun, mengeluhkan hal ini.

Baca Juga

Ditanyai mengenai apakah musim 2018/19 akan lebih sulit, Mourinho tanpa basa-basi menjawab: "Tentu saja," seperti yang dikutip dari Metro.

"Saya pikir ini akan menjadi musim yang sulit bagi semua orang, bukan hanya kami. Untuk kami ini akan menjadi suatu musim yang usulit karena saya tadinya memiliki rencana, dan saya memiliki rencana tersebut sejak berbulan-bulan lalu."

"Tapi saya menemukan diri saya di awal dari Liga Primer Inggris, dengan bursa transfer yang telah tertutup, menemukan diri saya di situasi yang saya tidak berpikir akan saya hadapi. Tapi saya pikir ini akan menjadi yang terakhir saya membicarakannya."

"Berakhir, selesai, bursa transfer telah tertutup. Dan tidak ada pembicaraan mengenai itu lagi," tegasnya.


1. Kehilangan Suara dalam Pembelian Pemain?

Jose Mourinho dan Ed Woodward.

Itu bukan pertama kalinya bagi pelatih asal Portugal tersebut menyuarakan kegundahannya terkait bursa transfer.

Sebelumnya, Mourinho secara tidak langsung mengisyaratkan keretakan hubungannya dengan CEO Man United, Ed Woodward, terkait keputusan-keputusan transfer.

Disodorkan pertanyaan apakah ia memiliki masalah dengan Woodward, Mourinho menjawab: "Itu adalah sepakbola. Itulah manajemen sepakbola."

"Saya pikir sepakbola telah berubah dan kemungkinan besar manajer-manajer sepakbola seharusnya dipanggil pelatih kepala," tambahnya.

Sebutan manajer sepakbola memang begitu lekat pada sepakbola Inggris. Berbeda dengan pelatih-pelatih utama di liga-liga top Eropa lainnya, persepakbolaan Inggris menyebut pelatih kepala sebagai 'manajer'.

Hal ini mengacu pada tanggung jawan dan otoritas pelatih kepala yang juga meliputi memilih tim pelath, turut serta dalam pengambilan keputusan dalam pembelian dan penjualan pemain dan bertemu dengan media.

Sementara, pelatih kepala biasanya memfokuskan pekerjaannya pada melatih dan mengembangkan atlet-atlet yang dipercayakan padanya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Mourinho menyiratkan pesan bahwa Man United tidak memberikannya wewenang dalam urusan transfer pemain.


2. Gagal Boyong Target Musim Panas 2018

Jose Mourinho.

Di bursa transfer musim panas 2018 ini, Manchester United, memang tidak seaktif bursa transfer musim panas sebelumnya. Satu tahun yang lalu United jorjoran untuk nama-nama seperti Romelu Lukaku, Nemanja Matic dan Victor Lindelof -- belum lagi Alexis Sanchez di bursa transfer Januari. Di musim ini satu-satunya pembelian besar adalah Fred dari Shaktar Donetsk.

Mourinho mengaku bahwa ia telah memberikan nama-nama baru yang diinginkan kepada klub beberapa bulan yang lalu.

"Saya telah memberikan sebuah daftar yang berisi lima pemain (target transfer) kepada klub, beberapa bulan lalu, dan saya menunggu apakah jika itu mungkin untuk mendapatkan satu dari beberapa pemain ini," ungkap mantan pelatih Chelsea tersebut.

Ia tidak pernah membongkar siapa saja yang berada di daftar tersebut, tapi mengingat bahwa kutipan tersebut hadir usai laga melawan Real Madrid -- yang berarti setelah Fred diresmikan, Mourinho tidak mendapatkan satupun dari nama-nama tersebut.

Bagaimanapun, mengingat apa yang telah didapatkan Mourinho selama ia berada di kursi yang ditinggalkan oleh Louis van Gaal, menunjukkan bahwa ia tak pantas merengek ke media.


3. Pantaskah Mourinho Merengek?

Manchester United telah memiliki pemain-pemain bintang seperti Lukaku, Pogba dan Sanchez.

Kenyataannya, sejak musim panas 2016, di mana Mourinho menjadi arsitek The Red Devils, United merupakan tim terboros kedua dari tim-tim 'top six' Liga Primer.

Dari data yang dikoleksi dari The Sun, Manchester United menggelontorkan dana 382,5 juta poundsterling (7,1 triliun rupiah) dan hanya memiliki pendapatan dari transfer sebesar 80,5 juta poundsterling (1,5 triliun rupiah) dengan net spend (defisit) sebesar 302 juta poundsterling (5,6 triliun rupiah).

Pengeluaran tersebut hanya berada di bawah Manchester City (net spend - 388 juta poundsterling atau sekitar 7,2 triliun rupiah). Bagaimapun, 19 poin yang memisahkan antara United dan 'si tetangga berisik' di tabel akhir Liga Primer musim lalu, mencerminkan sebaliknya.

Tabel Defisit Pembelian dan Penjualan Klub-klub 'Enam Besar' Liga Inggris sejak Mourinho melatih Man United di musim panas 2016.

Di bawah asuhan Pep Guardiola, Man City memainkan sepak bola yang memanjakan mata dan begitu mendominasi. United, di lain sisi, meskipun tetap meraih 25 kemenangan dalam 38 yang mungkin dimenangkan, tidak selalu meraih hasil-hasil positif tersebut dengan cara yang meyakinkan.

Wajarkah terus menuntut klub untuk merogoh kocek ketika Man United telah mengeluarkan dana sekitar dua kali lipat dari tim-tim seperti Chelsea, Arsenal dan Liverpool, bahkan lebih dari empat kali lipat apa yang dikeluarkan oleh Spurs?

Apakah masalahnya justru terletak pada Mourinho dan bagaimana ia mengeluarkan performa dari pemain-pemain bintang yang dimilikinya saat ini?

Mungkin pihak manajemen merasa bahwa sudah saatnya berhenti untuk memanjakan Mourinho dan mulai memintanya untuk melatih -- seperti yang seharusnya dilakukan oleh pelatih.

Manchester UnitedJose Mourinho

Berita Terkini