x

3 Hal yang Buat Indonesia Kalah dari Palestina

Kamis, 16 Agustus 2018 13:01 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Lanjar Wiratri
Starting Eleven Timnas Indonesia U-23 kala bersua Palestina U-23.

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia U-23 harus takluk 1-2 dari Timnas Palestina U-23 pada laga kedua penyisihan Grup A Asian Games 2018, di Stadion Patriot, Rabu (15/08/18).

Gol semata wayang Indonesia dicetak oleh Irfan Jaya pada menit ke-23. Sementara dua gol kemenangan Palestina dicetak oleh Oday Dabbagh pada menit ke-16, dan Mohamed Darwish di menit ke-51.

Hasil ini membuat posisi Indonesia pada klasemen sementara turun satu peringkat di tempat ketiga. Perjuangan Pasukan Garuda di Asian Games 2018 masih punya dua laga tersisa yakni menghadapi Laos dan Hongkong.

Baca Juga

Penampilan anak asuh Luis Milla saat berlaga melawan Palestina memang kurang maksimal. INDOSPORT merangkum, setidaknya ada tiga hal yang membuat Indonesia kalah dari Palestina semalam.

Lalu, apa saja tiga hal yang dimaksudkan tersebut? Berikut ulasannya.


1. Strategi Luis Milla Tak Berjalan Efektif

Stefano Lilipaly terjatuh dalam laga Timnas Indonesia U-23 vs Palestina U-23.

Strategi yang diterapkan Milla kala bersua Palestina tidak berjalan mulus. Alhasil, Skuat Garuda pun kewalahan menghadapi permainan Palestina.

Sejak awal pertandingan, Milla sepertinya ingin bermain lebih menunggu. Skuat Indonesia pun bermain dengan garis pertahanan yang dalam, dan mengandalkan serangan balik.

Namun, serangan balik yang diharapkan Milla tak berjalan lancar. Lilipaly yang diplot Milla sebagai penyerang malah tampil buruk dan gagal mengeksploitasi lini pertahan Palestina.

Lilipaly bahkan terkesan terisolasi dari permainan. Keputusan Milla dalam menempatkan Lilipaly jelas patut dipertanyakan.


2. Kalah Postur dengan Para Pemain Palestina

Stefano Lilipaly duel udara dengan pemain Palestina.

Perbedaan postur badan di antara para pemain kedua tim sekiranya juga berpengaruh terhadap hasil laga. Ya, para pemain Palestina memang punya postur tubuh yang lebih menjulang ketimbang para pemain Indonesia.

Faktor inilah yang lantas membuat Indonesia sulit dalam mengembangkan strategi serangan balik. Serangan balik yang dibangun Indonesia kerap mengandalkan bola-bola lambung jauh langsung ke depan. 

Namun, barisan penyerang Indonesia kesulitan berduel dengan bek Palestina untuk mendapatkan bola. Postur tubuh para pemain Palestina yang lebih tinggi menjadi salah satu alasan utamanya.


3. Pergantian Pemain yang Tak Maksimal

Irfan Jaya dijegal pemain Palestina Amed Qatmish.

Milla harus mendapati laga kontra Palestina dengan pergantian pemain yang tak maksimal. Alhasil, skuatnya pun tak mampu berbuat banyak saat perubahan sangat dibutuhkan.

Milla memakai pergantian pemain pertamanya untuk kepentingan strategi. Saat laga babak pertama belum selesai, Milla sudah menarik Septian David Maulana dengan Ilham Udin Armaiyn.

Ilham ditugaskan Milla untuk menambah kecepatan barisan depan Indonesia. Sementara, setelah masuknya Ilham, Lilipaly berubah posisi menjadi gelandang serang.

Baca Juga

Namun, Milla tak bisa melakukan banyak perubahan stgrategi lagi. Pasalnya, sisa dua pergantian pemain yang dimiliki Milla malah dipakai untuk para pemain yang cedera.

Ya, pada babak kedua, Milla terpaksa menarik keluar Bagas Adi dan Irfan Jaya yang mengalami cedera. Akibat hal ini, Timnas U-23 terkesan tidak beruntung dan kurang tepat dalam melakukan pergantian pemain. 

Terus Ikuti Berita Olahraga, sepak bola, dan Serba-serbi Asian Games 2018 di INDOSPORT.
 

Asian Games 2018Timnas IndonesiaBola InternasionalIrfan Jaya

Berita Terkini