Belajar dari Kesalahan, Milla Bawa Timnas U-23 Juarai Grup A
INDOSPORT.COM - Pertemuan antara Timnas Indonesia U-23 dan Hong Kong U-23 dalam penyisihan Grup A Asian Games 2018 akan menjadi penentu tim mana yang akan melaju ke babak 16 besar sebagai juara dan tim mana yang harus menggunakan aturan empat peringkat ketiga terbaik.
Hong Kong, yang berhasil mengumpulkan satu poin lebih banyak dibandingkan Indonesia, hanya membutuhkan hasil imbang untuk menjadi juara grup. Sedangkan bagi sang tuan rumah, menang adalah satu-satunya cara untuk berada di puncak.
Di pertandingan ini, Tim Garuda Muda menunjukkan bahwa Indonesia pantas untuk menjadi pemenang. Mental untuk melakukan comeback setelah tertinggal terlebih dahulu dan permainan yang mendominasi adalah bukti-bukti nyata.
1. Luis Milla Tak Mau Ambil Risiko
Di pertandingan kedua penyisihan grup melawan Palestina, pelatih Timnas U-23, Luis Milla, melakukan perubahan besar-besaran dalam kesebelasan utama. Bukan hanya mengistirahatkan beberapa pemain penting seperti Evan Dimas dan Alberto Goncalves, Milla memutuskan untuk bereksperimen dengan menggunakan Stefano Lilipaly sebagai false nine.
Hasilnya, Indonesia gagal meraih satu poin pun, bahkan tak mampu menyulitkan barisan pertahanan Palestina. Di sepanjang pertandingan, gol Irfan Jaya adalaah satu-satunya tembakan Indonesia yang mengarah ke gawang Palestina. Untuk perbandingan, Palestina merepotkan penjaga gawang Andritany sebanyak delapan kali dan dua di antaranya berakhir gol.
Akhirnya di pertandingan ketiga melawan Laos, Milla kembali menggunakan sistem yang digunakannya ketika melawan Taiwan. Perbedannya hanya pada Saddil Ramdani yang menggantikan Irfan Jaya.
Di pertandingan tersebut, Indonesia begitu mendominasi dengan 63% penguasaan bola dan 32 tembakan ke arah gawang -- berbanding tiga dari Laos.
Milla belajar dari hal ini dan untuk pertandingan yang menentukan posisi akhir grup, ia kembali tak mau bereksperimen. Indonesia kembali menggunakan sistem yang sama, dengan satu perubahan pada kembalinya Irfan Jaya ke starting line-up.
2. Indonesia Superior
Di menit 39', gol seorang pemain bertahan, Hok Ming C Lau, begitu mengejutkan Indonesia. Keunggulan tersebut bahkan bertahan hingga kedua tim masuk ke ruang ganti di interval antar babak.
Beban untuk menang pun menimbulkan kericuhan di akhir babak pertama yang berakhir dengan tiga kartu kuning untuk Indonesia.
Bagaimanapun, di babak kedua, Indonesia begitu beringas. Tak sampai satu menit babak kedua dimulai, Indonesia telah menyamakan kedudukan melalui Irfan Jaya. Dan dua gol di fase akhir pertandingan, dari Lilipaly dan Hanif Sjahbandi memastikan dominasi Indonesia di pertandingan tidak berakhir sia-sia.
Indonesia memegang 59% penguasaan bola sepenajang pertandingan. Total 17 percobaan ke arah gawang dengan 10 di antaranya mengarah ke gawang menunjukkan Hong Kong kesulitan di pertandingan ini. Tim tamu, di sisi lain, hanya mencatatkan dua sepakan ke arah gawang Indonesia.
3. Hong Kong Fokus pada Beto, Lilipaly Bersinar
Lagi-lagi, nama pemain Bali United, Lilipaly, menjadi aktor utama kemenangan Indonesia. Bukan hanya mencatatkan namanya di papan skor, pemain keturunan Belanda ini juga memberikan dua assist untuk dua gol lainnya.
Total, Lilipaly melesatkan lima tembakan (hampir 30% dari total percobaan Indonesia) di pertandingan tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh perhatian lawan yang tertuju pada Beto.
Mencetak dua gol melawan Laos, Beto tentu saja akan berada di daftar teratas pemain yang diawasi oleh Hong Kong. Beto begitu dikawal ketat oleh bek-bek lawan, hingga ia gagal mencatatkan satu pun tembakan sebagai seorang striker.
Bagaimanapun, terdapat satu figur yang diuntungkan dengan pengawasan pada Beto, yaitu Lilipaly.