x

3 Kisah ini Buktikan Sepak Bola Bisa Jadi Alat Perdamaian

Minggu, 9 September 2018 21:48 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Football for Peace.

INDOSPORT.COM - Tak perlu diragukan lagi, sepak bola memang merupakan salah satu cabang olahraga paling populer seantero dunia. Publik selalu dibuat heboh setiap kali ada momen besar yang terjadi dari arena lapangan hijau.

Kemahsyuran olahraga mengolah si kulit bundar ini bahkan perlahan berubah menjadi sebuah industri besar. Perputaran uang dalam jumlah fantastis terus menyelimuti jagat sepak bola.

Namun, sepak bola bukan soal olahraga dan bisnis saja. Pengaruh sepak bola juga kerap berdampak pada membaiknya struktur kehidupan sosial sebuah kelompok masyarakat.

Baca Juga

Buktinya terjadi dalam beberapa kisah berikut ini. Sepak bola dengan segala kepopulerannya bisa membuat dua kubu yang berseteru, menjadi berdamai dan rukun kembali.

Lalu, apa saja kisah dari jagat sepak bola yang bisa membawa perdamaian tersebut? Berikut rangkuman INDOSPORT untuk Anda pembaca setia kami.


1. Timnas Pantai Gading dan Didier Drogba

Striker Pantai Gading Didier Drogba

Pantai Gading, sebuah negara di Afrika yang selama beberapa tahun sempat mengalami tragedi perang saudara.

Perperangan itu membuat negara ini terpecah jadi dua kubu, yaitu Pantai Gading Selatan yang dihuni para penduduk asli, serta Pantai Gading Utara yang penduduknya mayoritas merupakan pendatang.

Namun, semua ini berubah saat Timnas sepakbola Pantai Gading berhasil mengalahkan Sudan dengan skor 3-1 pada 2006 lalu.

Baca Juga

Kemenangan yang membuat Pantai Gading lolos ke ajang Piala Dunia untuk pertama kalinya ini, diwarnai dengan aksi dramatis dari para pemainnya.

Dipimpin oleh Didier Drogba, para pemain Pantai Gading berlutut dengan sebuah mikrofon di depan kamera televisi. Sambil berlutut, mereka pun berteriak memohon kepada semua masyarakat Pantai Gading agar segera lekas berdamai. 

Upaya Drogba dkk pun nampak berhasil. Sejak saat itu, sepak bola sukses jadi simbol perdamaian di Pantai Gading.


2. Timnas Irak di ajang Piala Asia 2007

Suporter Timnas Irak.

Kisah ini terjadi pada gelaran Piala Asia di Indonesia pada 2007 lalu. Saat itu, Irak memang berhasil jadi yang terbaik dengan keluar sebagai juara di ajang tersebut. 

Menjadi cukup tragis, sebelum gelaran Piala Asia 2007 dimulai, negara Irak sebenarnya sedang sedang dilanda perpecahan. Perang saudara antara suku Syiah, Kurdi, dan Sunni jadi konflik yang begitu hebat di kalangan masyarakat Irak.

Namun, semua itu berubah saat Timnas Irak bertanding dalam laga final Piala Asia 2007 melawan Arab Saudi. Irak menang dengan skor 1-0 dan berhasil keluar sebagai juaranya. 

Baca Juga

Di balik semua itu, ada kisah persatuan yang terjadi di masyarakat Irak. Selain bersatu untuk mendukung timnasnya bertanding, kisah gol kemenangan Irak juga jadi cerita yang begitu indah.

Younis Mahmoud, sang pemain yang mencetak gol kemenangan, merupakan seorang dari keturunan suku Sunni. Gol Younis ini bisa terjadi berkat sebuah umpan matang Hawar Taher, yang tak lain merupakan seorang pemain dari suku Kurdi. 

Ya, Timnas Irak jadi kisah yang begitu indah tentang persatuan. Sepak bola ternyata juga bisa mendamaikan dan menyatukan suku-suku yang sedang terlibat konflik.


3. Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku

Alvin Ismail Tuasalamony.

Kisah satu ini berasal dari bagian timur Indonesia. Latar cerita berawal dari kondisi sosial Maluku yang sedang dilanda perpecahan. 

Hampir setiap hari masyarakat di sana terlibat kerusuhan yang dilatarbelakangi konflik agama. Hal ini membuat seseorang bernama Sani Tawainella, jadi tergerak hatinya untuk menyatukan anak-anak muda di Maluku dengan sepakbola.

Sani akhirnya terpilih sebagai pelatih Tim Maluku di kompetisi PSSI U-15. Sani lantas berhasil membuat anak-anak muda dari Tulehu dan Passo bersatu padu dalam sebuah permainan sepakbola. 

Baca Juga

Perlu diingat, Tulehu dan Passo merupakan dua daerah di Maluku yang saling berseteru akibat konflik agama. Namun, racikan strategi dari Sani bisa menyulap tim Maluku keluar sebagai juara dalam kompetisi PSSI U-15.

Jika berpikir ini hanyalah sebuah narasi film, kalian jelaslah salah. Ini merupakan kisah nyata masyarakat Maluku yang akhirnya menemukan persatuan dari sepakbola. 

Sosok Sani memang benar-benar ada di Maluku sana. Nama-nama tokoh dari film ini, seperti Alvin Ismail Tuasalamony, Rizky Pellu, dan Hendra Adi Bayao, juga memang nyata adanya. Mereka bahkan sekarang sudah berhasil jadi pemain sepak bola profesional di Indonesia. 

Ikuti terus berita sepak bola dan olahraga lainnya di INDOSPORT