x

3 Formasi yang Pernah Populer di Timnas Indonesia

Sabtu, 15 September 2018 15:25 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
Ilustrasi Formasi Indonesia.

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia sudah berulang kali berganti pelatih. Pergantian pelatih itu juga diikuti dengan formasi yang sering bergonta-ganti. 

Timnas Indonesia kini sedang mengalami polemik di bidang pelatih. Luis Milla yang kontraknya habis usai Asian Games 2018 lalu, belum memperpanjang kontraknya. 

Karena polemik tersebut, mulai muncul beberapa nama yang dianggap pantas menggantikan Luis Milla. Mulai dari Simon McMenemy hingga Kurniawan Dwi Yulianto.

Sebenarnya, pergantian pelatih di tubuh Timnas Indonesia sudah menjadi hal yang biasa sejak lama. Sejak era sebelum kemerdekaan, sudah puluhan nama yang menduduki jabatan pelatih Timnas Indonesia. 

Baca Juga

Baik pelatih lokal maupun pelatih asing, bergantian menahkodai Timnas Garuda. Pergantian-pergantian pelatih tersebut juga berdampak kepada formasi dan pola permainan yang diterapkan di Timnas. 

Mulai dari formasi tradisional 3-5-2, hingga formasi modern 4-2-3-1 pernah menjadi pakem yang digunakan Timnas Indonesia. Berikut 3 formasi yang pernah populer di Timnas Indonesia.


1. 3-5-2

Mantan pelatih Tim Nasional Indonesia Benny Dollo.

Seperti sudah disinggung di atas, formasi 3-5-2 merupakan formasi tradisional dalam sepak bola, begitu juga di Timnas Indonesia. Kepopuleran formasi 3-5-2 sudah ada sejak era 90-an. 

Formasi ini melekat dengan Timnas Indonesia hingga era kepelatihan  Benny Dollo di periode 2000-2001. Saat itu, nama-nama sperti Bedjo Sugiantoro dan Nur'Alim menjadi pengisi lini belakang Timnas. 

Di tengah, pemain-pemain seperti Bima Sakti, Uston Nawawi, Imran Nahumarury, hingga Ismed Sofyan menjadi kombinasi yang apik dalam bertahan dan menyerang. 

Baca Juga

Namun, formasi tersebut gagal membawa Indonesia menjuarai Piala AFF 2000 (dahulu Piala Tiger) dan gagal meraih medali di SEA Games 2001. 

Kepopuleran formasi 3-5-2 di Timnas Indonesia tak lepas dari populernya formasi itu di sepak bola internasional. Kepopuleran formasi 3-5-2 di dunia juga berdampak ke Liga Indonesia dan Timnas Indonesia. 


2. 4-4-2

Alfred Riedl, mantan pelatih Timnas.

Kepopuleran formasi 3-5-2 mulai berakhir pada medio 2002. Saat itu, Timnas Indonesia dilatih oleh pelatih asing asal Bulgaria, Iven Venkov Kolev. 

Kolev mulai memperkenalkan skema 4-4-2 di Timnas Indonesia. Para penggawa Timnas saat itu yang diisi oleh Djet Donald La Alla, Firmansyah, Isnan Ali, Supriyono, Yaris Riyadi, Ellie Aiboy, Gendut Doni, Zainal Ichwan, Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif awalnya sempat kesulitan beradaptasi dengan formasi 4-4-2 yang diterapkan Kolev. 

Kecanggungan para penggawa Timnas Indonesia dengan formasi 4-4-2 terlihat di Piala AFF 2002 (Piala Tiger 2002). Di laga perdana, Indonesia yang menjadi tuan rumah hanya bermain imbang 0-0 melawan Myanmar. 

"Tim ini masih dalam pematangan formasi 4-4-2. Jadi wajar kalau belum bisa maksimal," ujar Ivan Kolev kepada wartawan usai pertandingan. 

Baca Juga

Formasi 4-4-2 masih terus berlanjut di Timnas Indonesia saat tongkat kepelatihan berpindah ke tangan pelatih asal Inggris, Peter White di tahun 2004. Sesuai dengan asalnya, Peter White menerapkan formasi 4-4-2 yang populer di Inggris. 

Peter White juga mengadaptasi gaya bermain kick n rush dari Liga Inggris. Salah satu eksperimen yang pernah diterapkan oleh Peter White dengan formasi 4-4-2 adalah menaruh Boaz Solossa sebagai sayap kiri. 

Eksperimen itu dilakukan di ajang Merdeka Games 2006. Bahkan saat partai final, Peter White melakukan eksperimen yang lebih besar lagi. 

Saat pertandingan final melawan Myanmar, Peter White menukar posisi Atep dan Boaz ditengah-tengah pertandingan. Saat memasuki babak kedua, Peter White menginstruksikan Atep dan Boaz untuk bertukar posisi. 

Meski hasilnya Indonesia kalah 1-2 dari Myanmar, namun permainan yang ditampilkan oleh Timnas malam itu sudah membuktikan bahwa formasi 4-4-2 cocok diterapkan di Timnas Indonesia. 

Selanjutnya, formasi 4-4-2 dilanjutkan oleh Alfred Riedl di Piala AFF 2010. Riedl menggunakan formasi 4-4-2 dengan komposisi pemain sebagai berikut. 

Kiper: Markus Horrison
Bek (kanan-kiri): Zulkifli Syukur, M.Robby, Hamka Hamzah, M.Nasuha
Tengah (kanan-kiri):  M.Ridwan, Firman Utina, Ahmad Bustomi, Okto Maniani
Depan: Christian Gonzales, Irfan Bachdim

Skema 4-4-2 memang menjadi pakem utama Timnas Indonesia saat era Alfred Riedl. Selain karena Timnas sudah mulai terbiasa dengan formasi itu, Alfred Riedl memang pelatih yang menyukai pola konservatif asal Inggris tersebut. 


3. 4-3-3 dan 4-2-3-1

Wim Rijsbergen mantan pelatih Timnas Indonesia.

Selain 3-5-2 dan 4-4-2, pola 4-3-3 dan 4-2-3-1 juga pernah populer di Timnas Indonesia. Formasi 4-3-3 mulai diperkenalkan Ivan Kolev ke Timnas sebelum ajang Piala Asia 2007. 

Saat itu Kolev menganggap formasi 4-3-3 cocok diterapkan di Timnas Indonesia. Kolev akhirnya menerapkan formasi 4-3-3 dengan Bambang Pamungkas sebagai ujung tombak, serta didukung oleh Boaz Solossa dan Budi Sudarsono. 

Sayangnya, saat uji coba melawan Hong Kong, Boaz menderita patah kaki. Akhirnya posisi Boaz digantikan oleh striker gaek, Elie Aiboy. 

Untuk lini tengah diisi oleh Ponaryo Astaman, Firman Utina, dan Syamsul Chaerudin. Dengan formasi itu, Timnas Indonesia mengalahkan Bahrain 2-1 dan imbang 0-0 dengan Korea Selatan meski akhirnya gagal lolos ke perempatfinal Piala Asia 2007. 

Selanjutnya formasi 4-2-3-1, formasi ini sempat singkat dipakai oleh Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2014. Kala itu, Timnas Indonesia dilatih oleh pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen. 

Timnas kala itu mengalahkan Turkmenistan dengan skor 4-3 dengan permainan terbuka yang diterapkan Wim. 

Baca Juga

Formasi 4-3-3 yang dikombinasikan dengan 4-2-3-1 kembali dipakai Timnas Indonesia saat ditangani oleh Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu tak hanya menerapkan formasi Timnas Spanyol. 

Milla juga menerapkan taktik yang mirip dengan negara asalnya itu. Milla sering menerapkan strategi False Nine. 

Terakhir di Asian Games 2018 lalu, Luis Milla menempatkan Stefano Lilipally sebagai False Nine dan menyimpan Beto Goncalves di bangku cadangan. 

Jika akhirnya Timnas Indonesia memiliki pelatih baru, menarik untuk menantikan formasi dan strategi apa yang akan diterapkan oleh Timnas Indonesia. 

Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta  Timnas Indonesia hanya di INDOSPORT

Alfred RiedlBenny DolloTimnas IndonesiaIvan KolevLuis MillaWim RijsbergenBola InternasionalTRIVIA

Berita Terkini