x

3 Hal yang Dinilai Sulit untuk Bima Sakti Latih Timnas Indonesia

Minggu, 21 Oktober 2018 16:00 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Asisten pelatih Timnas U-22, Bima Sakti.

INDOSPORT.COM – Sesuai rapat Exco PSSI, Minggu (21/10/18), pelatih sepak bola asal Spanyol, Luis Milla tampaknya tidak lagi diperpanjang kontraknya sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Sebagai gantinya, PSSI selaku induk sepak bola Indonesia telah menunjuk pelatih interim, Bima Sakti, sebagai arsitek Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Ia akan dikontrak bersama dua asisten pelatih, Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy, hingga turnamen dua tahunan itu berakhir.

Bima Sakti telah lama disebut-sebut akan menggantikan Luis Milla setelah gelaran Asian Games 2018. Pria asal Balikpapan itu merupakan sosok paling dekat dengan pelatih asal Spanyol tersebut sebab sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih sepak bola Timnas Indonesia.

Baca Juga

Meskipun telah dianggap mampu menyerap strategi dan taktik permainan Luis Milla, Bima Sakti dinilai masih memiliki sejumlah kekurangan untuk membesut Timnas Indonesia di Piala AFF tahun ini.

Berikut INDOSPORT merangkum tiga kekurangan Bima Sakti jika menangani Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.


1. Belum Memiliki Banyak Pengalaman Melatih

Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Yulianto

Meskipun telah mengantongi lisensi A AFC, Bima Sakti dinilai belum memiliki cukup pengalaman melatih, baik di level klub maupun Timnas Indonesia. Sebelum di timnas, dirinya hanya pernah sekali menjadi asisten pelatih Persiba Balikpapan pada musim 2016.

Setelah itu, Bima Sakti baru ditunjuk sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U-23 di bawah asuhan pelatih Luis Milla 1,5 tahun yang lalu. Bisa dikatakan, eks pemain Timnas Primavera itu belum teruji kemampuannya.

Baca Juga

Bima Sakti baru dua kali menangani Timnas Indonesia di ajang uji coba internasional FIFA. Ia mencatatkan dua kemenangan atas Mauritius dan Myanmar serta sekali imbang melawan Hong Kong.

Secara keseluruhan, hasil tersebut belum dapat dijadikan patokan kemampuan Bima Sakti dalam meramu strategi dan taktik di beragam kondisi, terutama di level turnamen yang sifatnya kompetitif dengan musuh yang lebih kuat.


2. Penampilan Perdana di Piala AFF 2018

Pelatih Timnas Malaysia, Tan Cheng Hoe (kiri) mengangkat trofi Piala AFF dengan Bima Sakti.

Piala AFF 2018 menjadi ujian pertama Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia. Ia sebelumnya baru mendampingi Luis Milla di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger itu tentu mempunyai atmosfer yang berbeda. Seperti Alfred Riedl misalnya, yang merupakan pelatih sepak bola kawakan dan telah makan asam garam saat membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2010 dan 2016, tanpa sekalipun menjuarainya.

Baca Juga

Target juara rasanya akan terasa berat apabila juga dibebankan kepada Bima Sakti yang baru sekali menangani Timnas Indonesia di Piala AFF.


3. Skuat Tim Masih Bawaan Luis Milla

Luis Milla, Bima Sakti, dan jajaran staf pelatih Timnas Indonesia U-23.

Bima Sakti hanya memiliki waktu yang sangat singkat untuk mempersiapkan tim jelang sepak mula Piala AFF 2018 melawan Singapura (09/11/18). Terlebih, Liga 1 2018 masih berjalan pada masa-masa tersebut.

Pelatih berusia 42 tahun itu mau tidak mau harus memaksimalkan skuat tim bawaan dari Luis Milla. Dengan kata lain, ia tidak bisa memilih pemain sesuai dengan skema permainan yang diinginkannya.

Baca Juga

Selain itu, sentuhan yang dimiliki oleh Bima Sakti dengan Luis Milla akan terasa berbeda dalam diri para pemain Timnas Indonesia. 

Benar adanya bila Bima Sakti telah 'mencuri' atau mempelajari racikan yang selama ini dilakukan oleh Milla di Timnas Indonesia, namun pemahaman yang diberikan oleh Milla tentunya berbeda dengan cara dengan Bima, dan bukan tidak mungkin juga taktik yang akan diterapkan kurang maksimal.

Ikuti Terus Update Seputar Timnas Indonesia dan Sepak Bola Indonesia di INDOSPORT.COM

Timnas IndonesiaLuis MillaBima SaktiBola InternasionalPiala AFF 2018

Berita Terkini