x

Lionel Messi dan Kisah Anak Ayam dengan Induknya

Sabtu, 1 Desember 2018 22:37 WIB
Penulis: Coro Mountana | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Lionel Messi tampak tertunduk lesu setelah Argentina kembali tertinggal.

INDOSPORT.COM - Di tengah sayup-sayup suara gemuruh suporter, megabintang sepak bola yang tinggi badannya kurang lebih setara dengan Bambang Pamungkas itu berderai air mata melihat kegagalannya membawa Argentina juara Copa America 2016.

Kala itu, terlontar sebuah kalimat dari mulutnya untuk indikasi akan pensiun, yang mana membuat para dunia fansnya di Argentina merasanya saat itu seperti mau runtuh. Pemain itu adalah Lionel Messi.

Pada momen itu, Lionel Messi terlihat bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, linglung dan tidak tahu apa yang harus diperbuat selain mengeluarkan kata ‘menyerah’.

Sungguh ironis melihat perjalanan karier Lionel Messi yang sukses di klubnya tapi tidak ketika berada di negaranya.

Baca Juga

Seperti yang kita tahu, seekor anak ayam akan terlihat galak dan mandiri ketika berada di bawah ketiak induknya. Tetapi begitu dilepas dia akan terlihat seperti macan yang kehilangan taringnya.

Memang tidak adil menyamakan Lionel Messi dengan anak ayam karena biar bagaimanapun dirinya adalah 'dewa' sepak bola yang mungkin akan lahir lagi sekali dalam 50-100 tahun. Bahkan peraih Ballon d’Or sebanyak 5 kali itu berpeluang mendapatkan lagi di tahun ini.

Baca Juga

Tetapi jika melihat perjalanan kariernya di Argentina, rasanya ia memang kehilangan sosok induk yang dapat membantunya melakukan hal yang sama di Eropa.

Jika di Barcelona dia mendapat bantuan dari Xavi hingga Coutinho, tapi tidak begitu di Argentina.


1. Masa Kecil yang Akrab dengan Jarum Suntik

Lionel Messi kecil

Lahir dengan kota yang sama dengan pejuang Amerika Latin, Che Guevara yaitu Rosario 31 tahun yang lalu, Lionel Messi tumbuh menjadi seorang dewa yang tiba-tiba jago dalam bermain bola.

Hanya ada satu kelemahannya yaitu tubuh pendek akibat gangguan hormon pertumbuhan yang membuatnya harus akrab dengan jarum suntik demi pengobatan.

“Saya menyuntik kaki setiap malam dan itu dimulai pada umur 12 tahun. Itu tidak mengesankan buat saya,” kata Messi seperti yang dikutip dari portal berita olahraga, Mail Sports.

Baca Juga

Akibat masalah hormon pertumbuhan, River Plate dan Newell’s Old Boy tidak jadi merekrutnya karena besarnya biaya pengobatan Messi. Hanya Barcelona yang berani datang dan menawarinya sebuah kontrak yang hanya dibubuhkan di atas serbet saja.

Tanda tangan kontrak Lionel Messi di atas serbet meja restoran.

Perjudian Barcelona dengan merekrut Lionel Messi dengan besarnya biaya pengobatan pada saat itu sempat dianggap sebagai sebuah kesalahan.

Tetapi manajemen tetap bersabar hingga akhirnya pelatih saat itu, Frank Rijkaard memberikan debut pada Messi di La Liga.

“Saya tak pernah lupa dengan fakta bahwa dia (Rijkaard) yang membuka karier saya, dia memiliki kepercayaan terhadap saya ketika baru berusia 16 atau 17 tahun,” seperti yang dinukil dari Goal International.

Baca Juga

Pada akhirnya dengan debut bersama Barcelona yang sudah diberikan, yang terjadi setelahnya adalah sejarah. Pemain yang sangat berkontribusi bagi Barcelona hingga ia dilatih oleh Guardiola, membuat kemampuannya berada pada dimensi baru menjalani peran sebagai false nine


2. Lahirnya False Nine Paling Berbahaya di Dunia

Pep Guardiola dan Lionel Messi saat upacara perayaan juara Liga Champions (29/05/11).

Dalam otobiografi Pep Guardiola yang berjudul ‘Herr Pep’ atrau lebih dikenal dengan nama 'Pep Confidential', diceritakan jika pelatih yang saat ini memimpin Manchester City sedang berpusing ria mempersiapkan timnya menghadapi Real Madrid yang tak terkalahkan dalam 18 pertandingan.

Dengan ditemani alunan musik yang tenang, Pep mengunci dirinya di kamar sembari menyaksikan video rekaman pertandingan Real Madrid untuk mencari kelemahannya.

Hingga pada akhirnya di pukul 10 malam menjelang pertandingan El Clasico di esok harinya, ia menemukan jawabannya.

“Leo, ini aku, Pep. Aku baru saja melihat sesuatu yang penting. Lebih baik kau datang ke sini sekarang, aku mohon,” tulis Pep dalam bukunya.

Lionel Messi dan Pep Guardiola saat masih melatih Barcelona.

Pep pun menjelaskan di mana Messi akan bermain di pertandingan yang akan dimainkan dalam hitungan jam itu. Intinya Messi diminta untuk mengeksploitasi area kosong yang berada di antara area dua bek Real Madrid dan gelandangnya.

Di pertandingan itu sendiri, Lionel Messi bermain di posisi normal sebagai sayap kanan, tetapi tiba-tiba di menit ke-10, Messi mulai bermain di area yang sedikit mundur ke belakang. Sontak, itu mengundang rasa bingung yang timbul di antara duet bek Real Madrid.

Baca Juga

“Fabio (Cannavaro) dan aku saling memandang, kami bertanya-tanya tentang apa yang kita lakukan? Apakah kita harus mengikutinya ke tengah atau menjaga kedalaman?” cerita Metzelder yang merupakan duet Cannavaro dalam buku Herr Pep.

Pada akhirnya Cannavaro dan Metzelder terpancing untuk menjaga Messi dan terciptalah lubang menganga yang berada di area yang ditinggalkan duet bek Real Madrid.

Hasilnya, rekor 18 pertandingan tak terkalahkan harus terhenti dengan kekalahan gara-gara false nine bernama Lionel Messi.


3. Kehilangan Induk di Argentina

Lionel Messi, pemain megabintang Timnas Argentina.

Kondisi di Barcelona dan Argentina bagi Lionel Messi benar-benar berbeda, di klubnya, Lionel Messi berdiri dengan para pemain hebat yang siap mencekokinya dengan umpan-umpan enak.

Di Argentina, ia hanya berdiri dengan para gelandang yang tidak selevel dengan dirinya, yang membuat Messi harus turun ke belakang menjemput bola.

Seringkali ketika Lionel Messi turun ke belakang dan mengirimkan umpan ke depan yang malah menjadi sia-sia karena Gonzalo Higuain selalu gagal mencetak gol penting meski dalam posisi one on one dengan kiper.

Meski begitu, Messi yang sempat ingin pensiun kembali lagi dengan kostum Argentina.

Baca Juga

Jiwa pejuang Che Guevara seakan merasuki Messi untuk bermain di Piala Dunia 2018, tetapi pada akhirnya ia kembali mengakhiri kompetisi dengan wajah tertunduk.

Sangat jelas di Argentina, Messi seperti berdiri di lapangan tanpa seorang teman ataupun ‘induk ayam’ yang dapat memberikan bantuan.

Memang hingga saat ini, masih belum ada kata pensiun yang keluar dari kata Messi bersama Argentina. Tetapi dengan usia yang sudah menua, rasanya Messi akan sulit untuk menyamai Maradona yang mampu juara dunia dengan Argentina.

Penampilan Diego Maradona saat menggiring bola.

Jika seandainya Messi tidak mendapatkan Ballon d’Or lagi tahun ini, rasanya itu mungkin terjadi karena gagal totalnya dia bersama Argentina di Piala Dunia.

Mungkin agar Messi bisa berprestasi di Argentina, diperlukan sosok induk ayam yang dapat membantu Messi ‘berdiri’ menghadapi tim lawan.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Internasional Lainnya Hanya di INDOSPORT