x

3 Dampak Buruk Bagi Klub Jika Jadwal Liga 1 2019 Kembali 'Menggantung'

Kamis, 13 Desember 2018 21:12 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
LOGO LIGA 1.

INDOSPORT.COM - Tak seperti liga-liga profesional di Eropa dan Asia lainnya, Liga Indonesia memiliki 'keunikannya' sendiri dalam urusan jadwal. 

'Keunikan' itu terletak pada jadwal yang kerap menggantung alias tak kunjung jelas. Misalnya saja yang terjadi pada Liga 1 2018 lalu. 

Di awal Maret 2018, bisa dibilang tak seorang pun selain dari PT LIB yang tahu pasti kapan kick off Liga 1 2018 dimulai. Jadwal pun beberapa kali mundur dikarenakan masalah sponsor liga. 

Baca Juga

Akhirnya tanggal 23 Maret dipilih sebagai jadwal kick off. Itu pun baru ditentukan di 'detik-detik terakhir'. Kondisi ini tentunya sangat merugikan bagi klub. 

Gelaran Liga 1 2019 pun mulai menunjukkan gejala-gejala demikian. Hingga kini, belum ada satu klub pun yang mendapat kepastian kapan persisnya kick off Liga 1 2019 dimulai. 

Ada kabar yang mengatakan liga musim 2019 dimulai bulan April, ada pula yang menyebutkan di bulan Mei. 

Belum lagi ada kompetisi Piala Presiden yang kemungkinan juga akan digelar. 

Idelnya, jadwal kompetisi selevel Liga 1 2019 sudah harus ditentukan jauh-jauh hari, paling lambat sebulan setelah liga 2018 berakhir.

Mengapa? karena menggantungnya jadwal liga akan merugikan klub-klub peserta. Sebenarnya, kerugian apa saja yang akan dialami klub-klub jika jadwal menggantung? Berikut ulasannya.


1. 1. Kontrak Pemain

Perpanjangan kontrak Makan Konate di Arema.

Setelah liga berakhir, maka bursa transfer pemain pun akan langsung menggeliat. 

Klub-klub Indonesia belum selevel klub-klub Eropa atau klub mapan Asia yang bisa mengontrak pemain dalam jangkan panjang. 

Karena persoalan biaya, banyak klub yang umumnya hanya mampu mengontrak pemain atau pun pelatih selama satu tahun. Maksimal dua tahun. 

Dengan jadwal yang rapih dan sudah ditetapkan jauh-jauh hari, maka akan mudah bagi klub untuk menentukan kontrak dan bergerak cepat di bursa transfer. 

Kini, dengan jadwal kick off Liga dan Piala Presiden yang belum pasti, maka klub akan kesulitan menentukan kontrak yang tepat bagi pemain. 

Jangan sampai klub mengontrak pemain mulai dari bulan Februari, namun pemain bersangkutan baru bisa dimainkan di bulan Mei. 

Contoh buruk lain dari molornya jadwal dan kontrak sudah tercermin di musim lalu di mana banyak pemain yang sudah harus habis kontrakanya di saat Liga 1 2018 belum berakhir. 

Hal itu terjadi lantaran Liga 1 2018 mengalami sejumlah penundaan baik sebelum maupun di tengah-tengah kompetisi. Pelatih Arema bahkan harus ditambah kontrak beberapa hari lantaran hal ini.
 


2. 2. Persiapan Tim

Wiljan Pluim dan kawan-kawan sedang melakukan latihan di Pantai Kuta, Bali

Jika jadwal kompetisi telah tersusun rapih, maka akan memudahkan bagi tim pelatih untuk menyusun jadwal latihan tim. 

Jadwal ini mencakup kapan pemain bisa diliburkan, dan kapan pemain akan dikumpulkan kembali untuk berlatih. 

Jika jadwal masih menggantung dan molor, hal itu akan menyulitkan pelatih dalam menyusun program. 

Persiapan untuk bermain di kompetisi yang panjang tidak bisa sembarangan. Jadwal latihan yang kacau akan berpengaruh terhadap kesiapan fisik pemain. 

Seperti yang terjadi musim lalu, sejumlah klub pun terpaksa menggelar uji coba tambahan demi menjaga kondisi fisik pemain. 


3. 3. Tertahannya Proposal Klub untuk Sponsor

PSIS Semarang dapat sponsor baru jelang kompetisi Liga 1 2018 lalu.

Untuk persoalan gaji pemain maupun memenuhi kebutuhan lainnya, tentunya setiap klub membutuhkan adanya sponsor yang sekiranya akan mampu membantu mereka dari segi finansial. 

Namun, dengan jadwal kick-off Liga 1 yang belum pasti dan berpotensi molor, tentunya akan membawa dampak pada isi proposal setiap klub yang akan dikirimkan pada sponsor terkait. 

Ada sejumlah poin yang rupanya berkaitan erat dengan PT LIB sendiri. 

Seperti yang diungkapkan Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, beberapa waktu lalu.

Lewat akun Twitter pribadinya, Achsanul menulis setidaknya ada lima hal penting yang wajib dicantumkan oleh klub dalam proposal yang mesti diajukan ke sponsor. 

Kelima poin tersebut berkaitan dengan jadwal kompetisi, jumlah tayang siaran langsung atau tidak, jadwal operasional jika ada laga kandang (hari libur/kerja), jumlah A Board yang diambil oleh PT LIB, dan jumlah tiket yang diminta perusahaan tersebut.

Jika hingga kini kepastian jadwal kompetisi belum dapat diberikan, tentunya hal tersebut akan mengacaukan klub dari segi finansial. 

Baca Juga

PT LIB harus tahu bahwa klub juga harus segera mencari dana untuk memenuhi kebutuhan mereka, salah satunya lewat sponsor.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.

Liga IndonesiaLiga 1PT Liga Indonesia Baru (PT LIB)TRIVIA

Berita Terkini