x

2015 Pernah Diskors, Ada 3 Kejanggalan Hukuman Komdis PSSI pada Bambang Suryo

Rabu, 26 Desember 2018 20:16 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Isman Fadil
Bambang Suryo, eks runner (penghubung bandar dgn tim utk melakukan match fixing)

INDOSPORT.COM - Pada 2015 lalu Bambang Suryo pernah dijatuhi hukuman oleh Komdis PSSI dimana ia dilarang melakukan aktivitas sepak bola di Indonesia seumur hidup.

Tetapi baru-baru ini Bambang Suryo, selaku manajer Persekam Metro FC, kembali dijatuhi hukuman oleh Komdis PSSI dengan masa yang sama ketika edisi 2015 lalu.

Bambang Suryo dinyatakan bersalah karena telah meminta uang sebesar Rp100 juta ke pelatih PS Ngada Kletus Gabhe. Upaya suap ini terjadi pada ajang Liga 3 2018 lalu.

Baca Juga

"Sdr. Bambang Suryo dihukum larangan ikut serta dalam aktivitas kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI seumur hidup karena telah terjadi pelanggaran terhadap pasal 72 ayat (4) jo. pasal 141 Kode Disiplin PSSI," bunyi surat yang ditandatangani oleh Ketua Komdis PSSI Asep Edwin Firdaus.

Kendati begitu ada sejumlah hal yang banyak menjadi pertanyaan. Bagaimana bisa Bambang Suryo lepas dari hukuman yang pernah menjeratnya 2015 lalu?

Hukuman tersebut seperti tidak mempan karena Bambang Suryo malah masih bisa tetap berkecimpung di dunia sepak bola nasional lantaran bisa menjabat sebagai manajer klub.

Baca Juga

Lantas hukuman tersebut menimbulkan sejumlah kejanggalan. Kira-kira apa saja hal yang tak lazim dari hukuman Bambang Suryo pada 2015 lalu?


1. 1. 30 Mei 2015 PSSI Dibekukan FIFA

FIFA.

Kejanggalan pertama adalah ketika PSSI secara resmi dibekukan oleh FIFA pada 30 Mei 2015 lalu. Keputusan tersebut ditandatangani oleh Sekjen FIFA, Jerome Valcke.

FIFA menilai kalau pemerintah Indonesia telah melakukan pelanggaran lewat internvensi. Hal tersebut tidak dibenarkan berdasarkan Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA.

Baca Juga

Hukuman tersebut membuat PSSI tak bisa melakukan aktivitas sepak bola di dunia internasional. Bahkan tak hanya dari FIFA hukuman yang menimpa PSSI, Kemenpora turut menghakiminya.

Dengan keputusan tersebut membuat PSSI harusnya tak bisa menjalankan roda kompetisi. Sekaligus membuat federasi ini mendadak 'mati' dalam mengurus sepak bola nasional.


2. 2. Juni 2015 Ungkap Match Fixing

Bambang Suryo (BS).

Kejanggalan kedua adalah ketika Bambang Suryo berbicara kepada media tentang pengaturan skor pertandingan (match fixing) yang terjadi di Liga Indonesia pasca dibekukan FIFA.

Bambang Suryo pun mengaku kalau penuturannya itu dilakukan usai mendapat uang Rp50 juta dari terduga pihak Kemenpora. Bahkan dilakukan sebelum bulan puasa 2015 lalu (atau Juni).

Baca Juga

”Saya dijanjikan dikasih uang Rp50 juta, Rp50 juta sudah dibayar sebelum bulan puasa 2015 karena saya sudah mau bicara ke media. Namun mereka berbohong kepada saya kalau saya akan dapat bulanan,” jelas Bambang Suryo 2015 lalu.

Pengakuan ini membuat masyarakat Indonesia kaget. Apalagi pihak PSSI juga tampak dipojokan dengan pengakuan yang mengejutkan Bambang Suryo.


3. 3. 19 Oktober 2015 Hasil Sidang ke luar

Logo Komite Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI).

Kejanggalan terakhir adalah bagaimana bisa Bambang Suryo menerima hukuman pertama dari Komdis PSSI terjadi pada 19 Oktober 2015 lalu.

Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Ketua Komdis PSSI Ahmad Yulianto, yang menjabat 2015 lalu. Dimana Bambang Suryo dinyatakan bersalah atas praktik kecurangan match fixing di Liga Indonesia.

Keluarnya hasil sidang ketika PSSI telah dibekukan FIFA membuat publik bertanya-tanya akan keabsahan hukuman yang dialamatkan ke Bambang Suryo.

Baca Juga

"Yang menghukum ini siapa, Tim Transisi atau PSSI yang dibekukan? Kalau PSSI yang dibekukan, kan mereka sendiri dibekukan, kok mau menghukum orang," tutur Bambang Suryo 2015 lalu.

Lantas sah kah hukuman yang diberikan Komdis PSSI kepada Bambang Suryo pada 2015 lalu? Pasalnya PSSI telah dibekukan FIFA dan Kemenpora sebelumnya.

Terus Ikuti Update Bambang Suryo dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.

FIFAPSSIKementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)Komisi Disiplin PSSIPengaturan Skor Pertandingan (match fixing)Bambang SuryoLiga IndonesiaTRIVIA

Berita Terkini