x

Meramal Nasib Persija Jakarta di Bursa Saham

Senin, 18 Februari 2019 16:46 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti, Prio Hari Kristanto | Editor: Lanjar Wiratri
Bursa saham persija

INDOSPORT.COM - Klub sepak bola Persija Jakarta baru-baru ini memiliki wacana melepas saham kepemilikan ke publik. Upaya menjadi perusahaan terbuka dengan melantai di Bursa Efek Indonesia ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama klub sepak bola Indonesia asal Ibu Kota itu, Kokoh Afiat, dalam konferensi pers Sabtu (09/02/19). INDOSPORT akan mencoba meramal Persija di bursa saham.

Kokoh menyatakan pihaknya kini tengah menggodok IPO (Initial Publicly Offering). Manajemen menilai penawaran saham Persija untuk publik di bursa saham merupakan langkah tepat klub untuk lebih berkembang secara finansial. 

Baca Juga

"Ini dinamika atau percepatan di Persija, karena Persija punya program besar. Yaitu Persija tahun ini mencanangkan program IPO dan masuk ke bursa saham," ujar Kokoh Afiat.  

Klub-klub sepak bola Indonesia saat ini memang sedang menuju ke arah yang lebih profesional. Bahkan sudah berniat untuk melantai di bursa saham.

Pesija Jakarta sendiri bukan tim pertama yang menyatakan niatnya untuk melepas saham ke publik. Dua klub besar lainnnya, Persib Bandung dan Bali United sudah lebih dulu menyampaikan hal ini. 

Menurut Direktur Promosi dan Marketing Persib Bandung, Muhammad Farhan, pada Maret 2012 lalu, Maung Bandung yakin untuk melantai. 

Kendati demikian pada 2017, Komisaris Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Zainuri Hasyim, menjelaskan kalau Maung Bandung belum ingin terburu-buru melantai.

Lain lagi dengan Bali United, Laskar Semeton Dewata mengaku telah menyampaikan rencana ini secara lisan ke BEI. Hanya saja mereka belum menyampaikan dokumen

Lalu, apakah melantai di bursa benar-benar menguntungkan bagi Persija Jakarta? 


1. Aspek Finansial Klub

Jalannya pertandingan Newcastle Jets vs Persija.

CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus, mengungkapkan alasan utama dari klubnya untuk melantai di bursa. Menurutnya, tujuan utama Persija melepas saham kepemilikan ke publik adalah untuk meningkatkan kemampuan finansial Persija.

Dengan menjadi perusahaan terbuka, ia berharap Persija tak akan terseok-seok seperti di masa lalu.

“Saya ini yang mengantarkan tranformasi Persija menuju era baru. Jadi kami tidak ingin Persija seperti kemarin terseok-seok, hanya mengandalkan orang per orang,” ujar Ferry dalam wawancara dengan INDOSPORT, Sabtu (16/02/19).

“Rencana IPO itu untuk mengantarkan Persija menjadi lebih baik,”

Redaksi INDOSPORT pun turut mewawancarai Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, untuk membantu menganalisis keuntungan dan kerugian yang bakal didapat Persija jika melantai di bursa. 

Menurut Hans Kwee, harapan yang diungkapkan Ferry Paulus ternyata bukanlah hal yang mengada-ngada. Menurutnya, Persija Jakarta bisa meraup keuntungan berlipat ganda jika terjun ke bursa saham. Keuntungan ini tentunya dalam hal finansial. 

"Pertama, tentu klub butuh dana sehingga mereka harus masuk ke bursa saham untuk mencari pendanaan," ujar Hans Kwee.

Hans Kwee menambahkan, dengan melantai di bursa saham, maka kesempatan Persija untuk dikenal oleh investor-investor berkantong tebal akan semakin besar. 

Terbuka kemungkinan ada investor-investor yang tergiur dengan potensi Persija dan berniat menginvestasikan uangnya ke klub. Bahkan bisa jadi dari investor itu adalah pendukung fanatik klub yang ingin berinvestasi di Persija.

"Ini menarik ya. Artinya, ada salah satu pendukung fanatik yang kemungkinan besar menjadi investor mereka," ujar Hans.

Ia juga menambahkan, apabila jumlah investor bisa terus bertambah, klub bisa mendapatkan suntikan dana segar untuk ekspansi ke hal-hal lain seperti pembelian dan pembinaan pemain.

Seperti bola salju, keuntungan Persija bisa berlipat-berlipat dengan investasi yang masuk. Dengan pendanaan sehat, klub akan berprestasi dan menghasilkan keuntungan lain seperti hadiah juara yang besar, sponsor, dan nilai hak siar klub bertambah tinggi.

Ditambah lagi, ada satu keuntungan lainnya dari melantai di bursa, yaitu akan ada transparansi dan akuntabilitas klub. Hal ini sendiri memang sudah menjadi sasaran manajemen Persija. 

"Kenapa IPO dilakukan, karena Persija ingin maju dan besar. Kedua Persija ingin transparan, saat Persija masuk bursa, diharapkan transparansi terjadi," ujar Direkrut Utama Persija, Kokoh Afiat. 

Persija Jakarta sejauh ini merupakan tim ideal di Tanah Air untuk memulai terobosan ini. Mereka punya finansial yang stabil, skuat bagus, sejarah, prestasi, dan tentunya basis suporter fanatik yang besar.

The Jakmania bisa dibilang menjadi basis investor. Keberadaan The Jakmania bisa membantu sustainable funding untuk klub.  

Di Eropa, sudah banyak klub-klub yang melantai di bursa saham semisal Manchester United, AS Roma, Juventus, sampai Borussia Dortmund.  

Nyatanya, dalam lima tahun terakhir, klub-klub tersebut mendapatkan keuntungan. Misalnya, saham klub Juventus pada perdagangan Selasa (12/02/19) kini senilai 1,31 euro per saham. Nilai itu mengalami pelonjakan 469,56 persen dari lima tahun terakhir, 

Begitu juga dengan Dortmund yang sahamnya melonjak 119,14 persen dalam lima tahun terakhir. 


2. Persiapan Menuju IPO

bursa saham

Persija sendiri saat ini belum memastikan berapa persen saham yang akan dilepas ke publik. Jika melihat komposisi saham di Persija, saat ini Tim Macan Kemayoran dimiliki oleh perseroan Persija Jaya Jakarta.

Di dalam perseroan tersebut, ada PT Jakarta Indonesia Hebat yang menguasai 99 persen saham serta Yayasan Persija  dengan satu persen saham. Menurut Ferry, saham yang akan dilepas ke publik adalah milik PT Jakarta Indonesia Hebat.

Persija Jakarta saat ini masih menggodok formula untuk menuju IPO (Initial Publicly Offering). Ferry Paulus mengaku, disamping menghitung saham yang akan dilepas ke publik, timnya sedang melakukan perbaikan internal.

Salah satu yang sudah tercapai tentunya perbaikan rapot tim. Persija Jakarta musim lalu sukses menjadi juara Liga 1 dan Piala Presiden.

“Kalau beberapa tahun yang lalu kan merah (rapot). Kemudian Pak Gede Widiade itu mengantarkan bukunya itu menjadi biru (juara),” ujar Ferry.

Selain prestasi, Persija tengah mematangkan profesionalisme klub agar lebih terstruktur dan sistematis yang juga meliputi manajemen income (pemasukan) yang baik. “Itulah, sehingga nanti publik melihat bahwa apa yang mau di IPO-kan betul-betul barang yang cantik,”

Proses ini pun masih berlangsung cukup panjang. Saat ini Persija masih dalam tahapan audit. Mereka juga harus memperbesar aset klub.

“Bukunya harus biru, bagus, harus rapi auditnya. Setelah diaudit, kemudian diperbesar asetnya. Jika aset sudah memadai, baru kita registrasi ke OJK. Baru kita daftarkan ke BEI sehabis itu,”

Akan tetapi, dalam memperbesar aset klub, Ferry mengaku manajemen akan melakukannya secara beriringan setelah nanti Persija benar-benar sudah ada di bursa saham.


3. Bahaya Kerugian untuk Persija

Aksi tendangan salto Bambang Pamungkas ke gawang PS Tira Persikabo

Namun begitu, ada potensi kerugian yang siap mengintai Persija Jakarta. Kerugiannya sendiri memang tidak langsung terlihat tetapi bakal muncul seiring dengan keputusan klub itu sendiri. 

Banyak contoh di luar negeri di mana klub-klub mendapatkan suntikan dana besar dan memilih untuk menghabiskan dana tersebut untuk belanja pemain-pemain mahal.

Layaknya perjudian, jika prestasi klub tak terdongkrak setelah manajemen berbelanja pemain-pemain mahal, maka otomatis klub tersebut akan mengalami kerugian dan mengalami defisit neraca.

Alasan klub merambah bursa saham pun bisa bermacam-macam. Ada yang mengejar prestasi, ada pula yang memang ingin membina pemain muda sebelum akhirnya dijual mahal ke klub lain.

Maka dari itu ini merupakan tantangan bagi manajemen Tim Macan Kemayoran apakah bisa mengonversi investasi yang masuk menjadi hal yang menguntungkan secara jangka panjang. 

Bagi klub sepak bola, faktor penggerak saham adalah hasil pertandingan dan bursa transfer. Pemain bintang yang datang bisa direspons positif oleh investor karena selain menaiakan penjualan merchandise, bisa meningkatkan value klub. 

Namun, apabila pembelian pemain tak mampu mendongkrak prestasi klub, maka hasilnya bakal jalan di tempat. 

Juventus bisa dijadikan contoh bagaimana dalam lima tahun terakhir nilai sahamnya melonjak 469,56 persen karena kesuksesan klub menguasai sepak bola Italia dan mendatangkan megabintang Cristiano Ronaldo. 

Sementara hasil berkebalikan didapat Man United dan AS Roma yang pelonjakan nilai sahamnya rendah lantaran prestasi klub yang belum kunjung membaik. 

Menanggapi hal ini, Ferry Paulus mengaku Persija tidak takut rugi. Baginya, hal terpenting adalah Persija memiliki kekuatan finansial.

“Dalam konsekuensi, yang namanya rugi untung itu hal biasa. Tapi tujuan dari pemegang saham, penjualan saham ke publik itu, kita memiliki kekuatan finansial. Artinya, kita juga harus siap rugi,” ujarnya.


4. Tak Takut Rugi

Foto para pemain Persija Jakarta sebelum laga pertandingan sore tadi

Di dunia investasi, dikenal yang namanya penurunan nilai pasar. Hal ini tentunya tidak dapat diremehkan. 

Di sepak bola Indonesia, Persija mesti melakukan hitung-hitungan yang cermat jika tak ingin mengalami kejatuhan nilai pasar. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan iklim sepak bola tanah air. 

Mengapa? Karena hal yang paling utama dalam mebangun investasi yang sehat adalah membangun opini. 

Saat ini opini yang mencuat kencang di masyarakat adalah klub-klub sepak bola Indonesia terlibat dalam praktik pengaturan skor oleh para pelaku match fixing. Fatalnya, Persija adalah salah satu tim terdepan yang berkubang di pusaran ini. 

Selain itu, salah satu alasan seorang investor ingin menanamkan modalnya di klub adalah industri sepak bola nasional itu sendiri. Apakah industri sepak bola nasional memiliki prospek tinggi.  

Yang menjadi persoalan saat ini adalah masih banyak cela dan tantangan di industri sepak bola nasional. Jalannya kompetisi yang kurang profesional dengan ditandai banyaknya penundaan jadwal serta kick off Liga yang kerap diundur. 

Belum lagi kredibilitas dari federasi sepak bola PSSI yang akhir-akhir ini sedang dalam titik nadir dengan kasus pengaturan skor.

Akan tetapi, Ferry Paulus tidak merasa khawatir dengan hal tersebut. Baginya, Persija saat ini cukup berfokus pada memperbesar aset klub.

“Kita sedang membuat apa landasan-landasan yang bagus, salah satunya memperbesar aset. Kalau dulu kan Persija nggak punya apa-apa, besok ini kan tak hanya sekedar nama, kalau nama saja kan orang akan bisa lupa,”

Persija juga bakal berfokus pada penguatan sumber-sumber income (pemasukan) yang ada. Sumber pemasukan ini di antaranya adalah melalui merchandise, transfer pemain, sponsorship, dan ticketing.

Dengan perbaikan prestasi serta aspek finansial, Persija yakin sponsor dan investasi pun akan datang sendirinya. “(Ada) mutualisme antara product value yang dijual dengan peningkatan sponsorship,”


5. Iklim Sepak Bola Sudah Bagus?

Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono usai memenuhi panggilan Satgas Antimafia Bola, Kamis (24/01/19).

Persija di bawah komando Kokoh Afiat dan Ferry Paulus siap menggaet investor dengan iklim industri sepak bola nasional yang belum terbentuk sempurna. 

Saat ini harus diakui kompetisi Indonesia belum berjalan dengan baik. Masih banyak ketidakprofesionalan ditemukan di Liga Indonesia.

Belum lagi ulah suporter di Indonesia yang kerap kali merugikan yang memaksa klub harus merogoh kocek dalam untuk membayar sanksi denda. 

Baca Juga

Menanggapi hal ini. Ferry dengan tegas menyanggahnya.  Ia mengganggap bahwa iklim sepak bola Indonesia saat ini tengah berkembang.

“Sekarang ini, value-nya sepak bola Indonesia ini sudah mencapai 300 - 400 miliar. Nah itu membuktikan adanya loncatan yang sangat luar biasa,”

Namun begitu, hal yang patut  terus diingat oleh Persija adalah, kinerja keuangan klub sepak bola yang sudah melantai di bursa tidaklah stabil. Persija harus benar-benar serius dan pintar-pintar dalam berstrategi demi meningkatkan nilai pasar. 

Manajemen Persja boleh percaya diri dengan hal ini, namun faktanya kerugian memang akrab dengan tim-tim sepak bola yang melantai di bursa.

Dalam sejarahnya, kinerja harga saham klub-klub sepak bola cendrung buruk, saham klub bola raksasa Turki, Galatasaray, mengalami penurunan drastis dengan pergerakan minus 5,8 persen sebulan setelah IPO, setahun kemudian anjlok 53,2 persen. Kemudian Ajax dan juga Tottenham. Bahkan Tottenham memutuskan menarik diri dari bursa saham.

Baca Juga

Dengan penetapan tersangka Joko Driyono oleh Satgas Anti Mafiabola Indonesia bisa menghilangkan kepercayaan banyak pihak, terlebih jika nantinya saham Persija sudah dapat dimiliki Publik. Maka, bisa jadi mimpi Persija untuk mendapatkan keuntungan finansial akan buyar.  

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Seputar Persija Lainnya di INDOSPORT 

Persija JakartaFerry PaulusJoko Driyono

Berita Terkini