x

3 Penyebab Romelu Lukaku Tampil Garang Bersama Manchester United

Minggu, 10 Maret 2019 14:57 WIB
Penulis: Ridi Fadhilah Khan | Editor: Isman Fadil
Romelu Lukaku selebrasi gol usai membawa Manchester United menang atas Southampton, Sabtu (02/03/19).

INDOSPORT.COM- Sejak diasuh oleh Ole Gunnar Solskjaer, Manchester United secara mengejutkan mampu tampil garang kembali di musim 2018/19 setelah sempat terseok-seok pada awal musim, kala masih dilatih Jose Mourinho.

Perubahan drastis yang dialami oleh The Red Devils ini, nyatanya turut berpengaruh dalam performa salah satu penyerangnya, yaitu Romelu Lukaku.

Selama masih diarsiteki oleh The Special One, Lukaku seolah-olah kehilangan instingnya dalam mencetak gol. Tercatat dari 76 pertandingan di bawah tangan dingin Mourinho, penyerang berkebangsaan Belgia ini hanya mampu mencetak 33 gol saja.

Bahkan dirinya pernah absen merobek jala lawan selama tujuh pertandingan secara berturut-turut di musim 2018/19. Mulai dari laga melawan Wolverhampton, West Ham, Newcastle United, Chelsea, Everton, Manchester City dan Crystal Palace. Barulah pada partai melawan Southampton, Lukaku bisa menghentikan catatan buruknya itu.

Baca Juga

Tentu saja dengan catatan minor tersebut, Lukaku pun menjadi bulan-bulanan para penggemar The Reds Devils. Banyak yang beranggapan gelontoran uang yang dikeluarkan untuk Lukaku, tidak ada artinya sama sekali setelah melihat performanya ini.

Akan tetapi, setelah Solskjaer mengambil alih kemudi Manchester United, Lukaku secara mengejutkan mampu tampil garang untuk kesekian kalinya. Bisa dikatakan, penyerang 25 tahun ini seolah-olah lahir kembali sebagai perobek jala lawan.

Tercatat dari 15 pertandingan yang sudah dilakoni Lukaku bersama Solskjaer, mantan pemain Everton ini telah berhasil mencatatkan namanya sebanyak sembilan kali di papan skor. Bila dirasiokan, catatan tersebut lebih bagus dibandingkan saat masih bersama Mourinho.

Baca Juga

Perubahan yang dialami oleh Lukaku tentu saja menuai banyak pertanyaan? Bagaimana bisa? Apa yang dilakukan oleh Solskjaer sehingga Lukaku bisa garang kembali? 

Untuk menjawab semua pertanyaan itu, INDOSPORT.com pun secara akan mencoba menjabarkan jawaban-jawaban yang sekiranya mungkin bisa membantu. Apa sajakah itu? Berikut 3 alasan mengapa Lukaku bisa Garang kembali.


1. Kombinasi Rashford-Lukaku Mematikan

Romelu Lukaku dan Ole Gunnar Solskjaer

Dengan cederanya dua pilar di lini depan membuat Solskjaer harus merombak lagi formasinya, guna menemukan komposisi yang tepat. Pilihan pelatih 46 tahun ini pun jatuh pada formasi 4-4-2 dengan Romelu Lukaku dan Marcus Rashford sebagai ujung tombak.

Formasi ini pun nyatanya berhasil membuat decak kagum banyak pihak, terlebih lagi untuk kombinasi Rashford-Lukaku. Bagaimana tidak? Sejak keduanya dimainkan secara bersamaan, baik Lukaku ataupun Rashford berhasil saling melengkapi satu sama lain.

Rashford merupakan penyerang yang kerap kali melimpir ke sisi pertahanan lawan, serta mencari celah untuk menusuk ke kotak pinalti. Sedangkan Lukaku adalah penyerang yang senang menggunakan kekuatannya untuk menerjang pertahanan lawan. 

Tentu saja kedua kekuatan itu, merupakan kombinasi yang tepat untuk digunakan dalam permainan sepak bola Inggris yang dikenal dengan tempo cepat dan kuat.

Baca Juga

Absennya Lingard dan Martial

Jesse Lingard dan Anthony Martial

Seperti yang sudah diketahui, Jese Lingard dan Anthony Martial harus menepi beberapa pekan dari lapangan hijau setelah mengalami cedera panjang, nyatanya membawa berkah tersendiri untuk Lukaku. Kok bisa?

Ya, hal itu dikarenakan absennya Lingard dan Martial membuat komposisi lini depan Manchester United harus berubah total. Biasanya, lini serang The Reds Devils dikomandoi oleh tiga pemain muda, yakni Martial di kiri, Rashford di tengah dan Lingard di kanan.

Tak ayal dengan kehilangan 2 dari 3 pemain andalannya tersebut, Solskjaer wajib mengubah komposisinya demi mempertahankan ketajaman lini depannya. Mau tak mau, pelatih berkebangsaan Norwegia ini harus mengandalkan Lukaku dan Rahsford secara bergantian dan memaksimalkan keduanya, demi meminimalisir bertambahnya pemain yang cedera.

Lukaku sendiri sebenarnya lebih sering digunakan oleh Solksjaer sebagai pemain pengganti, atau lebih tepatnya pemain super-sub. Akan tetapi, penyerang Belgia ini nyatanya berhasil menunjukkan kelasnya di beberapa pertandingan terakhir. Puncaknya ketika United berhadapan dengan Crystal Palace dan Southampton di mana Lukaku berhasil menyarangkan empat gol dalam dua laga tersebut.


2. Hadirnya Pemain Muda yang Senang Bermain Melebar

Diogo Dalot saat merayakan kemenangan dramatis Manchester United saat singkirkan PSG di Liga Champions, Kamis (07/03/19).

Selain absennya Lingard dan Martial, United turut harus kehilangan beberapa pilarnya di lini tengah, seperti Ander Herrera dan Juan Mata. Akan tetapi, absennya kedua pemain yang baru saja disebutkan ini, nyatanya memiliki andil yang cukup besar dibalik kembalinya keganasan Lukaku pada musim ini.

Baca Juga

Absennya Herrera dan Mata yang langsung digantikan oleh beberapa pemain muda, seperti Diego Dalot, Fred hingga Andreas Pereira nyatanya membawa dampak yang signifikan untuk Lukaku. Bagaimana tidak? Para pemain-pemain muda yang tadi disebutkan memiliki kesamaan dengan Lukaku, yaitu permainan direct.

Berbeda dengan duo gelandang asal Spanyol tersebut yang lebih gemar bermain bola-bola pendek, layaknya tiki-taka. Andai keduanya tidak cedera, niscaya Lukaku bisa gacor kembali, mengingat Lukaku, Herrera dan Mata merupakan pemain yang bertipikal berlawanan.

Terus Ikuti Update Liga Inggris Lainnya Hanya di INDOSPORT.

Manchester UnitedJuan MataRomelu LukakuOle Gunnar SolskjaerJesse LingardAnthony MartialMarcus RashfordLiga InggrisTRIVIADiogo Dalot

Berita Terkini