x

3 Fakta Tersembunyi di Balik Pembangunan Stadion Baru Persija

Jumat, 15 Maret 2019 07:48 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Stadion BMW.

INDOSPORT.COM - Pemerintah provinsi DKI Jakarta resmi memulai pembangunan Jakarta International Stadium di Sunter, Jakarta Utara, Kamis (14/03/19).

Stadion yang lebih dikenal dengan sebutan Stadion BMW ini digadang-gadang bakal menjadi lapangan bertaraf internasional. Bahkan, Jakarta International Stadium dikabarkan akan lebih megah dibandingkan stadion yang pernah ada di Indonesia.

Stadion ini sendiri sudah lama ditunggu-tunggu warta Jakarta, khususnya The Jakmanai, kelompok suporter Persija Jakarta

Baca Juga

Ya, pembangunan stadion ini memang sudah dijanjikan oleh gubernur DKI Jakarata sebagai calon markas baru Tim Macan Kemayoran. 

Dengan proses pembangunan yang panjang, tentunya banyak hal yang telah terjadi dan luput untuk diketahui. 

Untuk itu berikut ini INDOSPORT rangkum tiga fakta di balik pembangunan Jakarta Internasional Stadium.


1. 1. Rencana Awal Selesai pada 2017

Kondisi Pembangunan Stadion BMW pada Oktober 2017 lalu.

Berawal dari nama Stadion BMW (Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa), stadion megah di utara Jakarta ini pada awalnya direncanakan selesai pada tahun 2017 lalu. 

Namun, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pengelola yang menggarap proyek triliunan rupiah ini sempat kebingungan lantaran belum ada kepastian dana. Alhasil pembangunan pun molor lagi. 

Kini, stadion yang bakal berkapasitas 80 ribu penonton itu direncanakan akan rampung pada 2021 atau sekitar 2,5 tahun lagi. 

Tahap awal pembangunan stadion ini akan didanai oleh Penyertaan Modal Daerah sebesar Rp400 miliar untuk anggaran 2019 yang telah disetujui DPRD 2018 lalu. 


2. 2. Sengketa Lahan dan Permasalahan Modal

Kondisi Pembangunan Stadion BMW

Penyebab utama dari molornya jadwal pembangunan Jakarta International Stadium adalah permasalahan sengketa lahan. 

Tanah seluas 5 hektare di kawasan eks Taman BMW, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta itu ternyata masih bermasalah. 

Seiring bergantinya tampuk kepemimpinan, pembebasan lahan menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Di era Gubernur Joko Widodo, masalah sengketa tanah diklaim telah usai setelah 14 tahun lamanya meski akhirnya Pemprov DKI digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Pemprov DKI sempat kalah di PTUN oleh PT Buana Permata Hijau (BPH). PTUN membatalkan Sertifikat No. 250 dan 251 atas nama Pemprov DKI Jakarta.

Akan tetapi, Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Syaiful Hidayat, kukuh memperjuangkan sengketa lahan BMW.

Counter attack dilancarkan oleh Pemprov DKI dan berbuah gol kemenangan banding atas status dua sertifikat di lahan Taman BMW yang dimiliki PT BPH.

Sengketa tersebut tak heran memakan waktu sehingga membuat rencana pembangunan stadion baru Persija Jakarta terhambat.

Itu baru masalah hukum, belum soal duit. Di era Anies Baswedan, pembangunan stadion terkendala permodalan.

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pengelola yang menggarap proyek senilai Rp5 triliun ini sempat kebingungan lantaran belum ada kepastian dana

.


3. 3. Dikelola Pemprov, Bukan Milik Persija

Antrean suporter Persija untuk masuk ke Stadion GBK jelang laga Persija Jakarta vs Mitra Kukar.

Walau nantinya bisa digunakan sebagai markas Persija, namun stadion ini adalah milik pemerintahan provinsi DKI Jakarta. 

Pembangunan Stadion ini menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar Rp 5 triliun serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.

Dana yang besar dikarenakan selain bangunan yang megah, nantinya akan ada kompleks olahraga di sekitaran Jakarta International Stadium. 

Baca Juga

Persija pun sepertinya akan mengeluarkan biaya sewa dalam penggunaan stadion ini seperti klub-klub lain di Indonesia yang memakai stadion milik Pemprov. 

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM 

Persija JakartaThe JakmaniaStadion BMWDKI JakartaLiga IndonesiaAnies BaswedanTRIVIA

Berita Terkini