Menebak Masa Depan Egy Maulana Vikri di Lechia Gdansk Usai Juara Piala Polandia

INDOSPORT.COM - Kabar membanggakan datang dari pesepakbola muda asal Indonesia, yang tengah menjalani karier di Eropa yaitu Egy Maulana Vikri.

Pemain asal Medan itu sukses merebut gelar pertamanya bersama Lechia Gdansk, usai mengalahkan Jagiellonia di partai final Piala Polandia musim ini, dengan skor 1-0 di Stadion Narodowy, pada Kamis (02/05/19) waktu setempat.

Butuh waktu hingga menit injury time babak kedua, untuk Lechia Gdansk bisa mencetak gol melalui Artur Sobiech tepatnya menit ke-90+6.

Ini adalah kali kedua Lechia Gdansk menjuara Piala Polandia, setelah sebelumnya tahun 1983 atau 36 tahun silam mereka juga pernah memenangkannya.

Namun sayang, Egy Maulana Vikri belum bisa memberikan kontribusi yang nyata untuk kemenangan klubnya di final, lantaran namanya tidak terdaftar dalam 11 pemain inti maupun cadangan yang dipilih oleh pelatih Piotr Stokowiec.

Hal tersebut tentunya membaut masa depan Egy Maulana Vikri sedikit dipertanyakan, oleh publik sepak bola Indonesia. Padahal saat direkrut pada tahun 2018 lalu, Egy dijanjikan kerap tampil di tim utama.

"Alasan memilih Lechia karena (mereka) menjanjikan (Egy) sebagai pemain inti," kata Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta saat dihubungi wartawan pada Maret lalu.

Janji hanyalah janji, sejauh musim ini Egy Maulana Vikri baru tampil sebanyak 1 kali untuk tim utama Lechia Gdansk, dan lebih banyak bermain di tim Lechia Gdansk II.

Debutnya dicatat pada 12 Desember 2018 lalu, saat turun melawan Gornik Zabreze di pekan ke-20 Ekstralaksa. Egy tampil sebagai pemain pengganti di babak kedua sebanyak 13 menit. 

Egy Maulana Vikri masih mempunyai kesempatan untuk bisa membuktikan dirinya, dan merebut kepercayaan pelatih Piotr Stokowiec musim depan, karena kontraknya masih menyisakan satu musim lagi atau hingga Juni 2021.

Hal itu sudah dibuktikan oleh Egy dengan penampilan moncernya bersama Lechia Gdansk II. Yang terbaru, ia mencetak 1 gol dan 1 assist melawan Jantar Ustka dalam lanjutan IV Liga di Stadion Ustka, pada awal April lalu.

Dalam laga tersebut, Egy sukses memberikan kemenangan untuk tim yakni 4-2. Performa apik Egy tentunya bisa jadi pertimbangan pelatih  Piotr Stokowiec untuk memberi kesempatan tampil cukup banyak, di tim utama.

Apalagi musim depan Lechia Gdansk berpeluang tampil di level Eropa, baik di Liga Champions atau Liga Europa, karena sejauh ini mereka masih berada di posisi ke-2 klasemen Liga Polandia, dengan 63 poin.

Mereka bisa meniru jejak Ajax Amsterdam musim ini, yang sukses melaju hingga semifinal Liga Champions dengan banyak pemain mudanya.

Namun andai situasinya tidak berubah, jalan satu-satunya Egy untuk berkembang adalah meminta untuk dipinjamkan ke klub Eropa lain, seperti yang pernah dirasakan oleh senior terdahulunya yakni Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandy dan Bima Sakti.

Kurniawan yang pernah membela Sampdoria, gagal menembus tim utama dan dipinjamkan ke klub Swiss, FC Luzern. Tercatat, Si Kurus sempat bermain dalam 10 pertandingan sebelum kembali ke Sampdoria, dan pulang ke Indonesia tahun 1996.

Memiliki nasib yang sama dengan Kurniawan DY, Kurnia Sandy juga mendapatkan kontrak dari Sampdoria pasca berakhirnya program PSSI Primavera. Namun ia tak pernah sekali pun bermain untuk Il Samp, dan pulang ke Indonesia.

Jebolan PSSI Primavera lainnya yang sempat melalang buana di Eropa adalah Bima Sakti. Dia mendapatkan tawaran dari klub Swedia, Helsinborg IF pada musim 1995-1996.

Sayangnya karier mantan pelatih Timnas Indonesia itu hanya bertahan satu musim, sebelum akhirnya pulang ke Indonesia dan memperkuat Pelita Jaya.