x

4 Alasan RB Leipzig Bisa Jungkalkan Bayern Munchen di Final DFB Pokal 2018/19

Sabtu, 25 Mei 2019 16:42 WIB
Editor: Coro Mountana
RB Leipzig vs Bayern Munchen.

INDOSPORT.COM – Bayern Munchen perlu meningkatkan level kewaspadaannya dalam babak final DFB Pokal 2018/19 karena RB (RasenBallsport) Leipzig memiliki kemampuan untuk memberi kejutan itu.

Bayern Munchen dan RB Leipzig dijadwalkan akan bertemu dalam final DFB Pokal 2018/19 di Stadion Olimpiade, Berlin pada Minggu (26/05/19) dini hari nanti WIB. Sepintas memang terlihat mudah untuk mengatakan Bayern Munchen bakal menjadi pemenang dalam laga itu.

Baca Juga

Namun jika ditelisik lebih jauh, sejatinya Bayern Muchen haram untuk meremehkan RB Leipzig dalam babak final. Ada sejumlah alasan yang membuat Leipzig justru berpeluang sangat besar untuk menjadi kampiun.

Final DFB Pokal 2018/19 ini sangat penting dan bersejarah bagi RB Leipzig karena andai mampu mengalahkan Bayern Munchen, maka itu akan menjadi gelar bergengsi perdana mereka.

Baca Juga

Untuk itu berikut kami hadirkan sejumlah alasan yang dapat membuat RB Leipzig bisa jungkalkan Munchen.


1. Di Edisi Terakhir, Munchen Kalah di Final dari Tim Kuda Hitam

Pertandingan Leipzig vs Bayern Munchen. Grafis: Yanto/Indosport.com

Bayern Munchen adalah tim terbanyak dalam hal jumlah gelar DFB Pokal sepanjang sejarah dengan total mencapai 18. Bahkan jumlah itu tiga kali lipat lebih banyak dibanding milik Werder Bremen yang berstatus sebagai tim terbanyak kedua pengumpul gelar DFB Pokal.

Oleh karena itu, setiap kali Munchen bermain di final DFB Pokal, selalu menjadi tim yang diunggulkan untuk menang. Namun prediksi itu berbanding dengan hasil musim lalu di mana Bayern Munchen secara mengejutkan justru kalah dari Eintracht Frankfurt, 1-3.

Melihat fakta Munchen di edisi terakhir justru kalah dari tim kejutan seperti Frankfurt, itu membuka peluang Leipzig untuk meniru hal serupa. Terlebih di musim ini, Munchen sedang dalam kondisi transisi yang tentu membuat stabilitas tim sedikit terganggu.

Robert Lewandowski (Bayern Munchen).

Munchen Hanya Mampu Menang Sekali dari 3 Laga Terakhir

Dalam catatan 3 pertemuan terakhir, rupanya rekor Munchen dan Leipzig terbukti sama kuat dengan rincian masing-masing meraih kemenangan dan sisanya seri. Satu-satunya kemenangan Munchen atas Leipzig terjadi pada Bundesliga Desember tahun lalu dengan menang tipis, 2-1.

Di pertemuan teranyar, kedua tim bahkan bermain imbang tanpa gol yang membuktikan Leipzig terbukti selalu mampu menyulitkan Munchen.

Sementara itu pertemuan terakhir di DFB Pokal terjadi di edisi 2017, di mana saat itu, Munchen perlu sampai adu penalti untuk menyingkirkan Leipzig.

Baca Juga

Misi Terselubung Pelatih Leipzig, Ralf Rangnick

Perlu diketahui final DFB Pokal 2018/19 akan menjadi laga terakhir Ralf Rangnick sebagai pelatih Leipzig. Hal itu dikarenakan musim depan, Rangnick bakal kembali ke posisi aslinya sebagai direktur olahraga setelah bakal ada pelatih baru yang menukangi Leipzig.

Ralf Rangnick, pelatih RB Leipzig

Dia adalah Julian Nagelsmann yang akan mengambil tongkat kepelatihan di Leipzig setelah namanya besar bersama Hoffenheim. Sehingga Rangnick yang menjadikan ini sebagai laga terakhir, besar kemungkinan membawa misi terselubung.

Yaitu membawa pulang gelar juara DFB Pokal sebagai pelatih sebelum ia digantikan oleh Nagelsmann.

Ambisi Pribadi Timo Werner

Timo Werner pemain (RB Leipzig).

Selain Rangnick yang membawa misi terselubung, penyerang Leipzig, Timo Werner juga membawa ambisi pribadi. Ambisi itu adalah memperpanjang rekor pribadi selalu mencetak sedikitnya 20 gol dalam setiap musimnya.

Werner dalam dua musim terakhir (2016/17 dan 2017/18) selalu mampu mencetak 21 gol dalam semusim di berbagai ajang. Namun di musim ini, Werner baru mencetak 19 gol yang artinya masih kurang 2 lagi untuk menyamai pencapaian musim lalu.

Untuk itu, Werner diyakini akan bermain habis-habisan untuk mencetak setidaknya 2 gol untuk menyamai pencapaian pribadinya itu.

Bundesliga JermanBayern MunchenRB LeipzigDFB PokalBola InternasionalTimo Werner

Berita Terkini