x

Mengenang George Toisutta, Jenderal TNI yang ‘Terjegal’ Jadi Ketua PSSI

Rabu, 12 Juni 2019 13:37 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak

INDOSPORT.COM – Mantan calon Ketua Umum PSSI, Jenderal (Purn) George Toisutta, meninggal dunia pada usia 66 tahun, Rabu (12/06/19), di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.

George Toisutta menghembuskan napas terakhir akibat menderita kanker usus. Pada masa perawatannya, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini sempat dibesuk Prabowo Subianto.

Rencananya, almarhum George Toisutta akan dibawa ke kampung halamannya. Beliau diberangkatkan melalui Bandara Halim Perdanakusuma dan dimakamkan di TPU Dadi, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar.

Baca Juga

Selain dikenal sebagai Panglima Komando Strategi TNI Angkatan Darat (Kostrad) pada 2007, George Toisutta pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI pada periode 2011-2015.

Berikut portal berita olahraga INDOSPORT menghadirkan sepak terjang George Toisutta di kancah sepak bola Indonesia.


1. Sepak Terjang Sang Jenderal

George Toisutta, mantan calon ketua umum PSSI

George Toisutta pernah maju ke bursa calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Beliau bersaing dengan Arifin Panigoro, Nurdin Halid, dan Nirwan Bakrie.

Banjir dukungan kepada George Toisutta datang dari banyak pihak, terlebih mereka yang tidak ingin Nurdin Halid kembali menduduki kursi Ketua Umum PSSI.

Situasi saat itu memang sedang panas. PSSI dan kompetisi sepak bola Indonesia terbelah. Semua bertikai dan mulai membentuk kubu-kubu.

George Toisutta dan Arifin Panigoro sempat ‘terjegal’ dari bursa calon Ketua Umum PSSI. Keduanya tidak lolos verifikasi karena masa aktif kepengurusan sepak bola yang tidak memenuhi minimal lima tahun.

Alhasil, beliau harus tereleminasi oleh tim verifikasi. Akan tetapi, George Toisutta yang pernah menjadi Pembina PSAD dan Ketua Umum Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) lolos banding.

Baca Juga

Jenderal bintang empat itu pernah menyentil PSSI terkait aturan yang berbelit dan multitafsir. Beliau juga menyindir PSSI yang terlalu sering ribut sendiri.

"Aturan PB PJSI lengkap dan bisa dimengerti semua orang. Tidak ada penafsiran," kata George Toisutta kepada para wartawan, Jumat (25/03/11) silam.

"Ya, memang pengurus (organisasi olahraga) tidak boleh ribut. Kan tidak ada pengurus yang ribut, kecuali yang satu itu (PSSI)."

Namun demikian, setelah lolos banding, George Toisutta justru dijatuhi sanksi oleh FIFA. Beliau dilarang maju dalam bursa Ketua Umum PSSI 2011-2015.

Meski begitu, George Toisutta tetap legawa. Ia menerima dan menghormati keputusan FIFA tersebut serta mendoakan Ketua PSSI terpilih dapat mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia.

"Niat saya hanya ingin mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia di dunia internasional. Bukan menjadi ketua umum. Saya ini hanya dicalonkan. Kita dukung sepenuhnya calon yang menang,” katanya usai membuka Kejuaran Judo Kartika Cup IV di GOR Ken Arok, Kota Malang, Kamis (12/05/11) silam. 

Menariknya, pada 2014, FIFA kemudian mempertanyakan sanksi yang dijatuhkan kepada George Toisutta dan Arifin Panigoro terkait pemilihan Ketua Umum PSSI 2011.

Pangeran Ali Bin Al Hussein yang kala itu baru terpilih sebagai wakil presiden FIFA bertanya kepada Komite Normalisasi (KN) soal keputusan tersebut. Agum Gumelar selaku Ketua KN waktu itu juga mengaku terkejut.

Terlepas dari itu, George Toisutta kini telah tutup usia. Namun demikian, harapannya untuk mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia terus terwarisi dari generasi ke generasi.

PSSILiga IndonesiaSepak BolaBola Indonesia

Berita Terkini