x

Tak Seperti Simon McMenemy, Akira Nishino Adalah Pelatih yang Naif

Selasa, 2 Juli 2019 07:09 WIB
Editor: Coro Mountana
Akira Nishino, pelatih Timnas Jepang dalam konferensi pers pra laga Jepang vs Kolombia di Piala Dunia 2018.

INDOSPORT.COM – Thailand baru saja menunjuk pelatih barunya yaitu Akira Nishino yang merupakan sosok naif, tak seperti Simon McMenemy.

Sudah menjadi rahasia umum apabila Thailand dan Timnas Indonesia merupakan musuh abadi di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, kedua Negara saling bersaing demi meraih prestasi lebih tinggi di tingkat Asia Tenggara.

Baca Juga

Untuk tingkat Asia Tenggara, harus diakui bahwa Timnas Indonesia kalah telak dari Thailand. Bagaimana tidak, Thailand adalah pemenang Piala AFF sebanyak 5 kali sedangkan Timnas Indonesia, hanya runner up dengan jumlah yang sama.

Untuk itu, Timnas Indonesia di tahun 2019 ini menunjuk pelatih berkualitas seperti Simon McMenemy guna mengatrol pencapaian tim.

Baca Juga

Seolah tak mau kalah dengan Timnas Indonesia, Thailand memilih untuk menggunakan jasa Akira Nishino, si naif dari Jepang. Siapa sebenarnya Akira Nishino? Mari INDOSPORT mengajak anda untuk lebih mengenal lebih dekat dengan sosok pelatih baru Thailand itu. 


1. Akira Nishino, Pelatih Naif dari Jepang

Jan Vertonghen berduel dengan pemain Jepang untuk tetap menguasai bola.

Nama Akira Nishino mulai dikenal pecinta sepak bola Indonesia saat ia menangani Jepang di Piala Dunia 2018 yang lalu. Pada saat itu, Akira Nishino sukses membawa Jepang bertahan hingga babak 16 besar Piala Dunia 2018 sekaligus tim tersukses untuk benua Asia.

Namun sejatinya, Akira Nishino seharusnya bisa membawa Jepang melaju lebih jauh lagi ke babak 8 besar andai ia menyingkirkan kenaifannya. Singkat cerita Jepang di babak 16 besar sempat unggul 2-0 atas Belgia dengan sisa waktu tinggal 38 menit.

Alih-alih mencoba untuk mengamankan skor pertandingan dengan bermain lebih bertahan, Akira Nishino justru meminta Jepang bermain menyerang habis-habisan guna mencari gol ketiga. Hal itu membuka kesempatan bagi Belgia.

Pelatih Belgia saat itu, Roberto Martinez menyadari bila bek Jepang tidak bisa menang duel udara, sehingga ia memilih memasukan Marouane Fellaini. Hasilnya Belgia dengan cepat sukses mengimbangi Jepang 2-2.

Lagi-lagi Akira Nishino keras kepala menolak untuk bermain bertahan demi sepak bola indah nan atraktif yang ia agungkan. Hingga akhirnya di menit terakhir, Jepang dihukum gol ketiga dari Belgia melalui proses serangan balik cepat.

Jepang tertunduk lesu setalah Nacer Chadli mencetak gol yang membalikka keadaan.

Memang Jepang bermain begitu baik dan menghibur di bawah arahan Akira Nishino tapi di level turnamen seperti Piala Dunia, main cantik saja tidak cukup. Biasanya tim yang bermain dengan lebih cerdas atau pragmatis bakal lebih sukses.

Sosok Akira Nishino yang begitu naif tetap mempertahankan filosofi permainan itu sedikit bertolak belakang dengan pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy.

Simon McMenemy Lebih Pragmatis

Pelatih Timnas Indonesia, Simon Mcmenemy saat memasuki lapangan pada ofisial training jelang laga uji coba melawan Timnas Vanuatu di Stadion GBK, Jakarta, Jumat (14/06/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

Meski tidak begitu mutlak, tapi Simon McMenemy merupakan sosok yang lebih pragmatis dibanding Akira Nishino.

Hal itu setidaknya bisa dilihat saat dirinya menangani Bhayangkara FC di 4 laga terakhir, di mana timnya hanya kebobolan 1 kali dengan mencetak 5 gol.

Selama dua musim menangani Bhayangkara FC juga di Liga 1, timnya selalu masuk dengan jajaran tim dengan pertahanan terbaik. Itu semua terjadi karena Simon lebih memilih main lebih pragmatis asal menang.

Jika tujuan dari kedua pelatih itu adalah Piala AFF 2020, jelas Simon McMenemy memiliki peluang karena di ajang yang levelnya turnamen, siapa yang mampu beradaptasi, dia yang menang.

Simon McMenemy yang pragmatis cenderung lebih adaptif dengan segala situasi dibanding Akira Nishino yang naif.

ThailandPelatihTimnas IndonesiaLiga IndonesiaSimon McMenemyBola Indonesia

Berita Terkini