x

Kisah Pahit Djanur di Persebaya dan PSMS, Semoga Tak Terulang di Barito Putera

Kamis, 22 Agustus 2019 06:30 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
Djadjang Nurdjaman memimpin latihan perdana Persebaya Surabaya di Lapangan Jenggolo, Sidoarjo. Kamis (10/1/19).

INDOSPORT.COM - Kisah pahit Djadjang Nurdjaman di Persebaya Surabaya dan PSMS Medan di Liga 1, semoga tak terulang di Barito Putera. Mungkin judul ini yang paling pas menggambarkan peresmian pelatih eks Persib Bandung ke Barito Putera.

Pelatih yang akrab disapa dengan sebutan Djanur itu sudah resmi dikabarkan melatih Barito Putera di sisa Liga 1 2019, pada Rabu (21/08/19) kemarin malam, belum sebulan dirinya dipecat Persebaya Surabaya.

Lewat unggahan akun resmi Instagram Barito Putera, @psbaritoputeraofficial, kabar resmi Djanur langsung mengundang reaksi positif dari para penggemar klub di kolom komentar.

Baca Juga

"Selamat bergabung Djadjang Nurdjaman di keluar besar klub Barito Putera. Salam kekeluargaan, Pride of Banua," tulis akun resmi tersebut.

Kabar kedatangan Djanur ke Barito Putera sebagai pelatih di sisa Liga 1 2019 ini pun mengembalikan Yunan Helmi ke posisi awalnya, sebagai asisten pelatih.

Yunan Helmi memang sempat menjabat sebagai pelatih kepala usai Jacksen F. Tiago mengundurkan diri pada tanggal 22 Juni 2019 lalu. Dari 11 pertandingan di bawah asuhan Yunan Helmi, Barito baru mencatat dua kemenangan.

Hal ini pun diyakini sebagai faktor utama manajemen memutuskan untuk merekrut Djadjang Nurdjaman yang memang baru saja dipecat oleh Persebaya Surabaya pada Sabtu (10/08/19) lalu.

Pemecatan Djanur oleh Persebaya juga sempat dipandang memilukan oleh sebagian besar pengamat sepak bola. Bahkan asisten pelatih Bajul Ijo, Bejo Sugiantoro juga pernah berujar sedih tentang pemutusan kontrak Djanur oleh manajemen.

Baca Juga

"Salah satunya, dia (Djanur) suka memotivasi saya sebagai pelatih muda dan menjelaskan resiko-resikonya. Bagi saya, dia bisa menjadi kakak, seorang saudara. Saya dan kami semua respek dengan Coach Djanur," ucap Bejo Sugiantoro usai memimpin latihan Persebaya untuk pertama kalinya, Senin (12/08/19) lalu.

Memang jelas, pemecatan Djanur oleh Persebaya sangat disayangkan. Mengingat posisi Persebaya di Liga 1 2018 lalu saat Djanur datang pertama kalinya dan ini jelas kisah pahit untuk sang pelatih sendiri.


1. Kisah Pahit Djanur Bersama Persebaya Surabaya

Djadjang Nurdjaman memperhatikan kondisi pemainnya saat official training di Stadion Maguwoharjo pada Jumat (12/7/19).

Kiprah Persebaya bersama Djanur di Liga 1 2019 memang kurang apik, tidak seperti paruh kedua musim 2018 lalu. Sejauh musim ini, Persebaya bertengger di urutan ke-6 klasemen sementara Liga 1 2019 setelah memainkan sebanyak 15 pertandingan.

15 pertandingan Liga 1 2019 tersebut, Persebaya mencatat lima kemenangan, enam hasil imbang dan sisanya empat kekalahan. Penampilan buruk Persebaya dilihat dari hanya satu kemenangan (vs Persipura Jayapura) dalam tujuh laga terakhir sebelum Djanur dipecat.

Namun jika kita lihat secara klasemen sementara, penampilan Persebaya tak membuat mereka terjun ke zona degradasi. Toh, mereka masih ada di peringkat ke-6 klasemen sementara Liga 1 2019 saat ini.

Flashback sedikit ke Liga 1 2018 musim lalu, di mana Djanur ditunjuk menjadi pelatih Persebaya pada paruh kedua. Saat Djanur masuk, posisi Bajul Ijo masih tertahan di urutan ke-13, hanya terpaut lima poin dari zona degradasi di kala itu.

Baca Juga

Bahkan kondisi memburuk saat Djanur memainkan laga debutnya bersama Persebaya di pekan ke-21 Liga 1 2018. Mereka tersungkur dengan skor 2-0 menghadapi TIRA-Persikabo di kandang sendiri. Kekalahan ini sempat membuat para pecinta Persebaya Surabaya atau biasa kita sebut Bonek geram dengan permainan tim.

Djanur juga mengakui di laga debutnya itu, tempo permainan tim asuhannya masih belum sesuai dengan harapan. Laga selanjutnya, yaitu tandang ke markas Sriwijaya FC di pekan ke-22, poin pertama berhasil direngkuh Djanur bersama Persebaya Surabaya. Bajul Ijo berhasil menahan imbang Sriwijaya FC usai skor berakhir 3-3.

Persebaya Sempat Naik-Turun di Liga 1 2018 Bersama Djanur

Kemenangan pertama Djanur bersama Persebaya juga didapat pada pekan ke-23, saat mereka berhasil menunjukkan penampilan impresif di Gelora Bung Tomo. Mencukur Mitra Kukar dengan skor telak 4-1, membuat Djanur mulai mendapat tempat di hati para Bonek Mania.

Menariknya, setelah kemenangan pertamanya membesut Persebaya, Djanur harus melihat skuat asuhannya menelan kekalahan bahkan di dua laga beruntun setelah menghadapi Sriwijaya FC.

Tapi ogah larut dalam penampilan buruk, Djanur kembali berhasil mengembalikan Bajul Ijo ke jalur kemenangan. Skor kemenangan 4-1 atas Persib dan 4-0 atas Madura United, membuat Persebaya mulai menjauh dari zona degradasi.

Baca Juga

Skor telak lainnya juga berhasil dicatat oleh Persebaya dan Djanur, saat mereka menang 3-0 di dua pertandingan, menghadapi Persija dan PSM Makassar di Stadion Gelora Bung Tomo pada pekan ke-29 dan ke-30 secara beruntun.

Alhasil, Persebaya yang di pertengahan musim terancam masuk zona degradasi, berhasil mengakhiri musim di posisi ke-5 klasemen akhir Liga 1 2018. Ini sebuah pencapaian yang fantastis.

Penampilan apik Persebaya juga menular ke Piala Presiden 2019, turnamen pra musim sebelum Liga 1 2019 dimulai. Mereka berhasil meraih gelar runner-up setelah menelan kekalahan dari Arema FC di final Piala Presiden 2019.

Djanur dan Persebaya di Liga 1 2019

Memasuki kompetisi Liga 1 2019 di mana laga perdana Persebaya Surabaya adalah bertamu ke markas Bali United, Djanur harus menerima tim asuhannya kalah. Mereka dipukul 2-1 oleh Bali United di laga perdana musim ini.

Dua pertandingan selanjutnya menghadapi PSIS Semarang dan Kalteng Putra, juga harus puas dengan hanya berakhir imbang. Mereka meraih kemenangan pertama musim ini saat mencuri tiga poin dari markas Borneo FC di pekan ke-4 Liga 1 2019.

Setelah tiga laga menang beruntun, Persebaya kembali memiliki tren negatif yang diawali dengan hasil imbang 2-2 kontra Barito Putera pada pekan ke-7 Liga 1 2019. Setelah hasil tersebut, dalam enam laga terakhir Djanur, Persebaya tak pernah meraih kemenangan.

Enam laga tersebut hanya mampu diakhiri dengan catatan sekali menang, tiga hasil imbang dan dua kali kalah. Tren negatif ini pun membuat manajemen memutuskan untuk memecat Djanur usai hasil imbang 2-2 menghadapi Madura United pada tanggal 10 Agustus 2019 lalu.

Baca Juga

Setelah mampu mengangkat performa Persebaya yang di awal musim Liga 1 2018 terpuruk hingga mampu mengakhiri kompetisi di urutan kelima klasemen akhir, tentu pemecatan ini menjadi kisah pahit Djanur.

Kisah pahit serupa juga dialami oleh Djanur sebelum dia memutuskan gabung ke Persebaya di paruh kedua Liga 1 2018. Yaitu bersama PSMS Medan, tim yang dia antarkan promosi dari Liga 2 2017 ke Liga 1 2018.


2. Tak Hanya Persebaya, Djanur Juga Alami Kisah Pahit di PSMS Medan

Djajang Nurdjaman, saat melatih PSMS Medan di Liga 2 2017 dan Liga 1 2018.

Djanur ditunjuk sebagai pelatih PSMS Medan saat tim sudah menempuh babak 16 besar Liga 2 2017. Sesuai harapan, pelatih asal Majalengka itu pun membawa PSMS meraih gelar runner-up dan kembali promosi ke Liga 1 2018.

Bersama Djanur, PSMS Medan pun menunjukkan penampilan yang tak konsisten di paruh pertama Liga 1 2018. Bahkan selama dirinya melatih, tim berjuluk Ayam Kinantan itu tak mampu menang di laga tandang sekali pun.

Karena PSMS Medan yang terus berjibaku di zona degradasi saat paruh pertama Liga 1 2018 selesai, manajemen pun memecat pelatih yang pernah menjuarai Indonesia Super League bersama Persib Bandung itu.

Saat dipecat oleh manajemen, Djanur hanya mampu membawa timnya mengantongi 15 poin dalam 15 pertandingan. Catatannya lima kemenangan dan sisanya berakhir dengan kekalahan.

Menariknya, sebelum resmi dipecat, Djanur mengaku dirinya sudah merasakan bakal didepak dan menuding manajemen telah membuat skenario untuk mencopotnya dari kursi pelatih PSMS.

Baca Juga

"Sudah bisa dilihat situasi terakhir, mereka sudah membuat skenario seperti ini. Mulai dari memasukkan Suharto tanpa koordinasi dengan saya, lalu memecat dua asisten saya yang juga tanpa berbicara kepada saya," bongkar Djanur kepada awak media pada pertengahan Juli 2018 tak lama setelah dirinya resmi dipecat.

Dengan pengakuan Djanur, tentu apa yang dialaminya lebih buruk dari sekadar pemecatan oleh PSMS. Klub kebanggaan kota Medan itu seperti menggoreskan luka dalam di hati Djanur, yang menurut pengakuannya, dia tak dianggap sama sekali sebagai pelatih kepala.

Semoga Tak Terulang di Barito Putera

Setelah memiliki kisah pahit bersama PSMS Medan, yang diantarkan promosi ke Liga 1 2018 dan juga Persebaya Surabaya yang sebenarnya tidak begitu jelek musim 2019 ini, Djanur sekarang akan memulai petulangan barunya.

Bersama Barito Putera, tim kebanggaan masyarakat Banjarmasin yang memang merindukan sosok pelatih hebat usai Jacksen F. Tiago mengundurkan diri karena serangkaian hasil negatif di awal musim.

Penampilan tim berjuluk Laskar Antasari itu bersama Yunan Helmi yang menjabat sebagai pelatih kepala sebelum Djanur datang, juga tak begitu bagus. Mereka baru mencatat dua kemenangan hingga pekan ke-15 Liga 1 2019.

Barito Putera di Liga 1 2019 kini juga tak jauh berbeda posisinya dengan Persebaya di Liga 1 2018 saat Djanur datang. Barito kini duduk di peringkat ke-14 klasemen sementara Liga 1 2019 dengan hanya 12 poin.

Baca Juga

Dengan skuat yang sebenarnya berisikan para pemain berkualitas, seperti Evan Dimas, Bayu Pradana, Gavin Kwan Adsit hingga striker asing asal Brasil, Rafael Silva, Barito punya cukup modal untuk bersinar bersama Djadjang Nurdjaman.

Semoga saja kisah pahit Djanur bersama PSMS dan Persebaya, tidak terulang saat dia melatih Barito Putera. Menarik untuk dinantikan, perjalanan Djanur bersama Barito Putera di paruh kedua Liga 1 2019.

Persebaya SurabayaPersib BandungBarito PuteraPSMS MedanLiga 1Liga 2Bejo SugiantoroFeatureShopee Liga 1

Berita Terkini