x

3 Beda Gaya Timnas Indonesia di Tangan Simon McMenemy dan Luis Milla

Rabu, 11 September 2019 14:35 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Skuat Timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT.

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 usai kalah 3-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (10/09/19) malam WIB. 

Menjalani laga kandang kedua, Timnas Garuda harus kejebolan tiga gol tanpa balas melalui aksi Supachok Sarachat (55' dan 73') serta Theerathon Bunmathan (65' p). 

Ini merupakan kekalahan kedua beruntun yang harus diderita Indonesia usai minggu lalu dipermalukan Malaysia 2-3 di tempat yang sama. 

Baca Juga

Imbas dua kekalahan beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022, pelatih TImnas Indonesia, Simon McMenemy, mendapatkan tekanan untuk mundur. 

Mulai dari upaya untuk mengosongkan Stadion Gelora Bung Karno, hingga sampai munculnya petisi #SimonOut yang digagas salah satu suporter Timnas Indonesia lewat halaman change.org.

Bukan hanya tuntutan mundur Simon McMenemy, kekelahan Timnas Indonesia juga diikuti oleh sikap suporter Timnas yang berharap Tim Garuda bisa kembali dipimpin pelatih asal Spanyol, Luis Milla.

Suporter mulai mengingat-ingat kembali masa-masa ketika timnas dibesut Luis Milla. Wajar saja karena kala itu timnas mejadi tim yang tak mudah untuk dikalahkan. Secara gaya permainan pun, Luis Milla dan Simon berbeda. 

Berikut ini kami rangkum 3 beda gaya permainan Timnas Indonesia era Luis Milla dan Simon McMenemy. 

1. Formasi

Perbedaan mencolok tentu saja ada pada formasi tim. Di bawah McMenemny, Indonesia memakai formasi 3-4-3. 

Rinciannya, Andritany di posisi kiper. Kemudian Yanto Basna, Manahati Lestusen, dan Hansamu Yama di belakang. Serta Yustinus Pae, Rizky Pellu, Evan Dimas, dan Ruben Sanadi di lini tengah. 

Untuk lini depan jadi milik trio Riko Simanjuntak/Saddil Ramdani, Ilija Spasojevic, Stefano Lilipaly.

Sementara saat dibesut Luis Milla, Indonesia hampir selalu memakai formasi 4-2-3-1. Akan tetapi, belakangan di kualifikasi Piala Dunia 2022 Simon McMenemy juga mulai memakai formasi 4-2-3-1. 

2. Pragmatis vs Ball Possession

Timnas Indonesia di bawah Simon McMenemy menerapkan strategi pressing yang ketat. Dalam dua laga kualfiikasi Piala Dunia terlihat bahwa bek-bek lawan tak bisa tenang lama-lama memegang bola karena ketatnya pressing pemain tim nasional. 

Simon tipe pelatih yang tak mau berlama-lama memegang bola. Ketika bola berhasil didapat, saat itu juga serangan cepat dibangun. Dengan kata lain, ia tipe pelatih yang pragmatis. 

Luis Milla resmi diperpanjang tangani Timnas Indonesia.

Hal ini berbeda dengan gaya main Luis Milla yang lebih ingin berlama-lama dengan bola. Permainan timnas di bawah Luis Milla lebih sering dibangun dari bawah lalu masuk ke sektor gelandang sebelum akhirnya dialirkan ke barisan depan. 

3. Pilihan Pemain

Perbedaan lainnya tentu saja ada pada pilihan pemain. Dari skuat yang diumumkan Simon McMenemy untuk kualifikasi Piala Dunia 2022, tak ada nama tiga pemain 'kesayangan' Luis Milla. Ketiga pemain itu adalah Septian David Maulana, Febri Hariyadi, dan  I Putu Gede Juni Antara. 

Baca Juga

Nama Febri Hariyadi tergeser oleh sosok Saddil Ramdani dan Andik Vermansah. Sementara I Putu Gede harus digantikan oleh fullback gaek, Ruben Sanadi. 

Timnas IndonesiaLuis MillaBola InternasionalSimon McMenemyTRIVIAKualifikasi Piala Dunia 2022

Berita Terkini