x

Terpisahkan Benua, Intip Darah Jawa yang Ada Dalam Timnas Madagaskar

Rabu, 1 April 2020 19:18 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Terpisahkan Benua, Intip Darah Jawa yang Ada Dalam Timnas Madagaskar

INDOSPORT.COM - Meski terpisahkan benua, Timnas Madagaskar dari belahan Afrika ini memiliki hubungan sejarah dan kental kaitannya dengan pulau Jawa.

Indonesia dan Madagaskar sendiri memang memiliki hubungan sejarah yang cukup erat, bahkan kedua negara sempat saling bekerjasama pada zaman kekaisaran Sriwijaya.

Disebutkan bahwa kekaisaran Sriwijaya telah berkontribusi terhadap populasi Madagaskar, lantaran pada sekitar tahun 830 M banyak bangsa Austronesia migrasi ke negara yang berjarak 6,600 kilometer (4,101 mi) dari arah barat daya ini.

Baca Juga
Baca Juga

Bangsa Austronesia atau masyarakat kekaisaran Sriwijaya yang tiba di Madagaskar saat itu, akhirnya melakukan kolonisasi sehingga bangsa Madagaskar asli saat ini memiliki warisan genetik dari 30 ibu berbeda dari bangsa Indonesia.

Bahkan bahasa Madagaskar saat ini terdiri dari beberapa kata serapan Sansekerta, yang semuanya telah dimodifikasi lewat linguistik lokal bahasa Jawa atau bahasa Melayu yang dulu di bawah oleh masyarakat Sriwijaya.

Dilansir laman Tempo, beberapa ucapan bilangan di bahasa Malagasi disebut rua (dua), telu (tiga), efat (empat), dan limi (lima). Ini mirip ucapan bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, dan Bali.

Ada juga kata kata anak, mati, padi, dan tembok, yang dalam bahasa Malagasi disebut anaka, maty, pary, dan tambuk. Serapan bahasa Indonesia pun masih digunakan dalam beberapa nama di Madagaskar sampai saat ini, termasuk di nama para pemain Timnas mereka yang tampil di Piala Afrika 2019.

Kedekatan unsur Indonesia dalam sejarah Madagaskar, membuat berbagai unsur kebudayaan termasuk sepak bola di negara Afrika tersebut, sedikit banyak ada nuansa melayu atau Jawa.

Melansir dari laman resmi federasi sepak bola Madagaskar, dalam gelaran Piala Afrika 2019 lalu terdapat beberapa pemain 'berdarah' Jawa yang memperkuat Timnas Madagaskar.

Diantaranya adalah Jean Dieu-Donné Randrianasolo dan Gervais Randrianarisoa, nama dua pemain tersebut sekilas biasa saja. Namun berdasarkan sejarah serta etimologi, keduanya merupakan pemain bernuansa Nusantara.

Secara etimologi, Randrianasoloi atau Randriana atau Andriana menurut K. Adelaar merupakan gelar Malagasi yang berasal dari gelar bangsawan Jawa-Indonesia kuno bernama Rahadyan (Ra-hady-an).

Roandriana atau Randriana, lebih sering digunakan di bagian tenggara pulau Madagaskar atau di antara kelompok etnis Zafiraminia, Antemoro dan Antambahoaka.

Sementara di dataran tinggi tengah di antara Merina, Betsileo, Bezanozano, dan Sihanaka, istilah Roandriana berubah menjadi Randryan dan kemudian Randriana atau sekadar andriana.

Tidak cuma Randrianasolo, terdapat satu marga lain yang juga kental dengan nuansa Jawa yakni Andrianarimanana. Kata Andriana atau Randriana, sejatinya memiliki asal kata yang sama, sehingga besar juga berasal dari bahasa Jawa-Indonesia.

Baca Juga
Baca Juga

Beberapa pemain Madagaskar yang menyandang marga ini antara lain Arohasina Andrianarimanana, serta penyerang muallaf dari klub Al-Adalah, Charles Carolus Andriamatsinoro. Bahkan top skor sepanjang masa Timnas Madagaskar juga menyandang marga ini, yakni Faneva Imà Andriatsima.

Timnas Madagaskar sendiri sepanjang terbentuknya tahun 1961 tersebut, belum memiliki prestasi mentereng bahkan di ajang COSAFA Cup atau Piala AFF benua Afrika Selatan, skuat sepak bola berjuluk Barea itu paling tinggi hanya meraih peringkat tiga.

Penampilan paling impresif Timnas Madagaskar mungkin terjadi dalam gelaran Piala Afrika 2019 lalu, di mana mereka sukses melangkah hingga perempatfinal.

Bola InternasionalJawaMadagaskarprofilSepak Bola

Berita Terkini