x

Aga Khan Gold Cup, Turnamen Tempat Wakil Indonesia Sering Juara

Senin, 11 Mei 2020 18:07 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Di akhir tahun 1950-an hingga awal 1980-an ada turnamen internasional bergengsi tempat wakil-wakil Indonesia sering meraih juara, Aga Khan Gold Cup.

INDOSPORT.COM – Di akhir tahun 1950-an hingga awal 1980-an ada turnamen internasional bergengsi tempat wakil-wakil Indonesia sering meraih  juara, Aga Khan Gold Cup.

Tak bisa dipungkiri belakangan ini sepak bola Indonesia cukup sulit untuk bisa menorehan prestasi di level Internasional. Baik itu lewat Tim Nasional, juga klub-klub, yang hanya mampu sekadar menjadi penggembira turnamen.

Padahal jika melihat beberapa dekade ke belakang, sepak bola Indonesia cukup dipandang di level Internasional, khususnya Asia, lantaran cukup sering menacatatkan prestasi membanggakan di berbagai turnamen bergengsi yang ada saat itu. Seperti salah satunya Aga Khan Gold Cup.

Baca Juga
Baca Juga

Berlangsung di Dhaka Bangladesh sejak tahun 1958, Aga Khan Gold Cup merupakan turnamen yang cukup terpandang pada masanya.

Bahkan banyak kalangan sepak bola yang menilai Aga Khan Gold Cup merupakan cikal bakal digelarnya Liga Champions Asia. Pasalnya Aga Khan Gold Cup merupakan turnamen internasional pertama yang pesertannya berasal dari berbagai negara di benua Asia. (Liga Champions Asia barumulai bergulir 1967).

Dengan kesan sarat gengsi itu, menjadi menarik sebab di turnamen yang diprakasai oleh Pangeran Shah Karim Al Hussaini dari Iran atau yang dikenal sebagai Aga Khan IV itu, sepak bola Indonesia cukup bisa menorehkan prestasi membanggakan.

Dimulai sejak keikutsertaan pertama di edisi ketiga Aga Khan Gold Cup tahun 1960. Diwakili PSM Makassar, wakil Indonesia itu bisa melaju hingga babak final, sebelum dikalahkan tim asal India, Calcutta 1-4.

Selanjutnya di tahun 1960. Kali ini Indonesia diwakili langsung oleh Timnas, yang bermaterikan gabungan pemain muda dan junior. Dengan nama-nama seperti ardi Purnomo, Ishak Udin, Sonny Sandra, Rasjid Dahlan, Ipong Silalahi, John Simon, Eddy Simon, hingga Frans Jo.

Hasilnya luar biasa saat itu. Sebab Timnas Indonesia langsung sukses keluar sebagai juara, setelah di final mengalahkan klub asal Pakistan, Mohammedan SC dengan skor tipis 2-1.

Tak berhenti di situ. Pada gelaran Aga Khan Gold Cup 1962, diwakili Persib Bandung yang tampil tanpa pemain berlabel Timnas. Wakil Indonesia itu bisa melaju hingga final dan menyulitkan tim All Star Singapura, meski akhirnya harus mengaku kalah 1-3.

Sempat kembali gagal karena hanya bisa bersaing hingga fase grup di tahun 1963 saat diwakili Persija Jakarta., Indonesia akhirnya kembali menorehkan prestasi juara pada gelaran berikutnya di tahun 1966.

Mengirimkan Tim Indonesia Garuda, yang berisikan peman-pemain Timnas, gelar juara didapat setelah lagi-lagi mengalahkan Mohammedan SC di partai final, dalam skor 2-1.

Kedigdayaan Indonesia di Aga Khan Gold Cup semakin sempurna setelah di tahun 1967 giliran PSMS Medan yang keluar sebagai juara.

Baca Juga
Baca Juga

Usai itu Indonesia sempat beberapa kali gagal dan hanya bisa menghadirkan Persebaya Surabaya sebagai runner up 1970, Indonesia baru akhirnya bisa meraih gelar juara lewat klub Galatama NIAC Mitra di tahun 1979. Setelah berhasil menang lewat adu penalti 2-1, melawan klub China, Liaoning.

Gelar juara NIAC Mitra tersebut juga merupakan yang terakhir yang bisa di raih wakil Indonesia di Aga Khan Gold Cup. Sebab setelah sempat kembali bergulir di tahun 1981/82, Aga Khan Gold Cup akhirnya tak pernah lagi digulirkan sejak itu karena semakin merosotnya popularitas sepak bola di Bangladesh.

Buat Indonesia sendiri, Aga Khan Gold Cup jelas merupakan turnamen yang menyimpan kesan mendalam. Sebab di sana Indonesia bisa menjadi negara kedua tersukes dengan total empat gelar juara. Hanya tertinggal satu gelar juara, dari sang tuan rumah, Bagladesh yang wakil-wakilnya bisa lima kali meraih juara.

Persebaya SurabayaPersib BandungPSM MakassarPSMS MedanTimnas IndonesiaBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini