x

Jersey dan Logo Sponsor Anyar Sebagai Cermin Labilnya Performa Chelsea

Minggu, 12 Juli 2020 11:48 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Menilik pengaruh angka tiga di bagian depan jersey dengan labilnya performa Chelsea dalam 4 pertandingan terakhir di Liga Inggris 2019/20.

INDOSPORT.COM – Raksasa Liga Inggris, Chelsea, tengah menjalani performa naik turun sejak Liga Inggris 2019/20 dilanjutkan kembali. Jersey anyar dan sponsor baru yang hadir pun terasa memberi andil besar dari performa The Blues di atas lapangan.

Pengenalan jersey sebuah tim umumnya dilakukan saat menyambut musim baru. Namun Chelsea membuat gebrakan dengan mengenalkan jersey anyarnya di Juli 2020 ini di mana musim 2019/20 belum sepenuhnya usai.

Usut punya usut, sponsor menjadi alasan Chelsea mengenalkan jersey untuk musim 2020/21 lebih cepat. Tepat di tahun 2020 ini, kontrak The Blues dengan perusahaan ban asal Jepang mengakhiri lima tahun kerja sama keduanya.

Kontrak tersebut pun berakhir pada 30 Juni 2020. Mengetahui kontrak sponsor utama akan berakhir, Chelsea pun mengambil langkah di awal tahun dan menjalin kontrak dengan sebuah perusahaan telekomunikasi asal Inggris untuk menjadi sponsor mereka untuk musim depan dan seterusnya.

Berakhirnya sponsor lama dan hadirnya sponsor baru memaksa Chelsea mau tidak mau mengenakan jersey anyar untuk di tengah-tengah kompetisi. Hal tersebut terlihat saat The Blues menjalani laga tandang ke markas West Ham United yang berujung kekalahan.

Siapa sangka sponsor dengan logo angka tiga besar di bagian depan jersey Chelsea ternyata membawa keberuntungan dan kesialan tersendiri bagi klub asal London Barat ini. Tercatat, sejak pemakaian jersey anyar ini, angka tiga pada logo sponsor anyar tersebut menjadi cermin tajamnya lini serang dan rapuhnya lini pertahanan The Blues.


1. Sponsor Anyar Pembawa Keberuntungan dan Kesialan bagi Chelsea

Sponsor anyar di jersey Chelsea disebut membawa keberuntungan dan kesialan bagi klub asal London Barat tersebut.

Hal tersebut terlihat pertama kali saat Chelsea mengenakan jersey anyarnya pada laga tandang ke markas West Ham. The Blues harus menelan kekalahan memalukan dan dipaksa menyerah dari tim papan bawah tersebut dengan skor 3-2. Jumlah kebobolan yang sama dengan logo sponsor mereka.

Lantas Chelsea menjalani laga melawan tim papan bawah lainnya dengan menjamu Watford di Stamford Bridge. Di laga ini, anak asuh Frank Lampard meraih kemenangan dengan skor meyakinkan 3-0. Logo sponsor mereka pun dianggap memberi tuah baik.

Angkat tiga pada bagian depan jersey Chelsea pun kian diyakini membawa keberuntungan nyata bagi The Blues. Pada laga selanjutnya, klub berjuluk The Pensioner ini menjalani laga tandang ke markas Crystal Palace dan berhasil meraup tiga poin dengan skor 3-2 atas tuan rumah.

Kemenangan atas Crystal Palace membawa Chelsea merangsek ke peringkat ketiga sementara Liga Inggris 2019/20. Melihat kecocokan angka tiga sebagai logo sponsor dengan The Blues sejak penggunaan sponsor baru di jersey, harapan besar muncul di relung pendukungnya.

Sayangnya, di pekan ke-35 melawan Sheffield United (12/07/20), The Blues tumbang secara mengenaskan. Angka tiga di bagian depan jerseynya tak lagi memberi keuntungan seperti laga sebelumnya dan dikaitkan dengan kesialan setelah The Blades menjebol gawang Kepa Arrizabalaga sebanyak tiga kali.

Mungkin terlalu dini mengklaim bahwa logo sponsor dengan angka tiga di bagian depan jersey memberi efek di atas lapangan dan dibalik performa naik turun Chelsea di pekan-pekan terakhir Liga Inggris 2019/20

Namun kehadiran angka tiga di logo sponsor Chelsea menghadirkan fakta yang tak terbantahkan. Bahwasanya ada perbedaan besar dalam kualitas antara lini serang dan lini belakang The Blues pasca Liga Inggris 2019/20 dilanjutkan kembali di bulan Juni lalu.


2. Logo Angka 3 Sebagai Tanda Ada yang Salah dengan Chelsea

4 pertandingan terakhir yang dijalani Chelsea menjadi PR besar bagi Frank Lampard untuk membawa anak asuhnya berjaya di musim depan.

Jika dirunut kembali, Chelsea musim ini mengandalkan beberapa pemain muda karena adanya larangan transfer. Pembelian terakhir The Blues sebelum mengarungi musim 2019/20 adalah Christian Pulisic yang notabene seorang winger dan Mateo Kovacic yang merupakan seorang gelandang.

Untuk lini belakang, Frank Lampard yang ditunjuk sebagai pelatih Chelsea memilih mengandalkan pemain yang ada dan sama dengan musim sebelumnya. Bedanya, Lampard memasukkan nama Fikayo Tomori dan Kurt Zouma dalam skuatnya dan melepas bek berpengalaman pada sosok David Luiz.

Kepergian David Luiz ke Arsenal diyakini meninggalkan lubang besar di area pertahanan. Lubang yang ditinggalkan ini adalah pengalaman dan jiwa kepemimpinan. Sejak kepergian John Terry dan Gary Cahill, pria asal Brasil ini praktis menjadi satu-satunya pemain yang memiliki jiwa kepemimpinan dan paling vokal.

Sayangnya, ia ditendang oleh Lampard pada musim panas 2019 silam. Lampard merasa yakin dengan pemain-pemain muda seperti Andreas Christensen dan Fikayo Tomori untuk mengisi lini belakangnya. Keputusan Lampard tak salah, apalagi saat itu Chelsea tak memiliki kesempatan mendatangkan bek anyar.

Sayangnya, perjudian Lampard tak berbuah manis. Dari tim The Big Six, Chelsea menjadi tim paling kerap kebobolan di Liga Inggris. Total 49 gol telah bersarang ke gawang The Blues. Adanya Antonio Rudiger dan Cesar Azpilicueta sebagai pemain yang dianggap berpengalaman tak banyak membantu lini pertahanan.

Bahkan sejak Liga Inggris bergulir kembali, lini belakang Chelsea benar-benar terekspos. Tak adanya figur pemimpin dan pemain paling vokal membuat lini pertahanan The Blues rapuh. Dalam empat laga terakhirnya, Chelsea harus kebobolan enam kali. Dan semua gol tersebut melalui situasi yang sama. Set pieces dan serangan balik.

Untungnya, lini serang Chelsea tak tumpul begitu saja. Perjudian mereka membawa Christian Pulisic berbuah manis. Pasca Liga Inggris 2019/20 dilanjutkan kembali, pria asal Amerika Serikat ini menjadi tulang punggung The Blues.

Bersama Olivier Giroud dan Willian, ketiganya bahu membahu mendobrak pertahanan lawan. Hasilnya, dalam empat laga terakhirnya, Chelsea mampu mencetak delapan gol. Pengalaman yang dimiliki Giroud dan Willian pun diyakini memberi imbas besar pada penampilan lini serang The Blues.

Uniknya dalam empat pertandingan terakhir dengan mengenakan jersey anyar, Chelsea harus takluk dan menang dengan skor yang sama. Kekalahan dari West Ham dan Sheffield didapatkan dari tiga gol lawan yang mengekspos pertanahan Chelsea.

Sedangkan kemenangan dari Watford dan Crystal Palace didapatkan dari tiga gol para penyerangnya. Setidaknya, angka tiga di bagian depan jersey serta dari hasil-hasil yang didapat Chelsea memberi satu isyarat penting bagi Lampard dan petinggi klub.

Bahwa Chelsea membutuhkan bek dengan jiwa kepemimpinan tinggi sekaligus konsisten untuk musim depan. Namun disisi lain The Blues malah santer dirumorkan mendatangkan pemain dengan karakter menyerang seperti yang telah mereka dapatkan dari sosok Hakim Ziyech dan Timo Werner.

Tentu angka tiga di bagian depan jersey dalam empat pertandingan terakhir ini menjadi pengalaman berharga bagi Frank Lampard untuk musim depan. Chelsea yang dilatihnya harus banyak belajar soal bertahan dan tak melulu belajar soal bagaimana cara mencetak gol ke gawang lawan.

WillianChelseaFrank LampardDavid LuizOlivier GiroudCesar AzpilicuetaJerseyAndreas ChristensenFikayo TomoriLiga InggrisAntonio RudigerChristian PulisicSepak BolaBerita Liga Inggris

Berita Terkini