x

Ketika Lazio Merasakan Pedihnya Hujan di Bulan Juli bersama Kepergian Sapardi

Selasa, 21 Juli 2020 12:42 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Lazio, klub peserta Serie A Italia 2019/20, kini pasti mengerti tentang makna kepedihan hujan di bulan Juli, seiring bersama kepergian sastrawan legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Darmono.

INDOSPORT. COM - Lazio, klub peserta Serie A Italia 2019/20, kini pasti mengerti tentang makna kepedihan hujan di bulan Juli, seiring bersama kepergian sastrawan legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Darmono.

Angka tujuh bagi sebagian pihak punya makna indah. Klub sepak bola Manchester United misalnya, mereka berulang kali punya bintang lapangan yang sohor dengan mengenakan nomor punggung tujuh.

Magis angka tujuh juga memberikan arti yang begitu mendalam bagi bintang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo. Sejak saat masih membela Manchester United, pindah ke Real Madrid, hingga yang terkini Juventus, kejayaan karier Ronaldo selalu dibarengi dengan kesaktian nomor punggung tujuh. Ronaldo sampai punya julukan tenar tersendiri, CR7.

Baca Juga
Baca Juga

Namun kalau berbicara angka tujuh dalam bulan kalender tahun 2020, rasa yang tercipta justru menimbulkan kesedihan mendalam untuk dua hal, pertama masyarakat penyuka sastra di Indonesia, dan yang kedua kiprah Lazio selaku klub peserta Serie A Italia.

Bulan ketujuh tahun 2020, simpelnya dipanggil bulan Juli, hujan turun begitu deras membanjiri pecinta sastra di Indonesia. Seorang sastrawan legendaris Tanah Air, Sapardi Djoko Darmono, menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (19/07/20) kemarin.

Sapardi dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, pukul 09.17 WIB. Kepergian penyair yang tenar dengan salah satu karya puisinya "Hujan Bulan Juni" ini, seakan menunjukkan premis bahwa ternyata hujan sebenarnya jatuh di bulan Juli.

Ketika pecinta sastra di Indonesia berduka mendengar kabar berpulangnya Sapardi, para pendukung serta seluruh elemen klub peserta Serie A Italia, Lazio, harus pula mengalami pedihnya hujan di bulan Juli. Konteksnya memang berbeda, yang satu mengenai sastra dan satunya tentang sepak bola, tapi kepedihan hujan bulan Juli yang dirasakan Lazio kurang lebih sama menderitanya.


1. Nestapa Lazio

Bendera Lazio

Mari kita ingat-ingat lagi ke belakang, tepatnya sebelum pentas Serie A Italia 2019/20 ditunda sementara akibat pandemi virus corona, Lazio punya kiprah yang sangat apik. Kala itu kompetisi masih memasuki pekan ke-26, Lazio sedang menduduki peringkat dua berkat koleksi 62 poin, punya peluang juara karena hanya berjarak satu angka saja dari pemuncak klasemen, Juventus.

Rekor pertandingan Lazio sangat mengesankan pula. Sedari pekan ke-6 sampai pekan ke-26, Lazio tak sekalipun tersentuh kekalahan, dengan catatan 17 kemenangan dan hanya empat imbang.

Namun situasinya tiba-tiba berubah ketika kompetisi Serie A Italia 2019/20 dilanjutkan kembali mulai bulan Juni kemarin. Kala di bulan Juni, hasilnya tidak terlalu buruk, meski ada satu kekalahan, Lazio tetap mampu meraih dua kemenangan.

Kondisi Lazio makin memburuk setelah memasuki bulan Juli. Lazio memainkan laga pekan ke-30 sampai pekan ke-34 tanpa sekalipun pernah merasakan kemenangan.

Pahitnya lagi, hasil-hasil laga sepanjang bulan Juli didominasi oleh kekalahan. Lazio menderita empat kekalahan dan cuma sekali imbang.

Paling baru, Lazio menelan kekalahan 1-2 dari Juventus, Selasa (21/07/20) dini hari WIB tadi. Lazio tersungkur tak bisa membalas lebih banyak torehan brace penyerang andalan Juventus, Cristiano Ronaldo.

Akibat segala hasil buruk itu, posisi Lazio di tabel klasemen pun merosot drastis. Lazio kini turun ke peringkat empat klasemen mengoleksi 69 poin, atau tertinggal 11 angka dari Juventus yang setia menempati posisi puncak.

Begitulah kurang lebih kisah kepedihan Lazio yang merasakan hujan di bulan Juli. Hal yang patut dipertanyakan sekarang, apakah Lazio bisa segera bangkit?

Serie A ItaliaLazioLiga Italia

Berita Terkini