5 Tim yang Dalam Satu Musim Pernah Diisi Banyak Calon Pelatih Top Eropa
INDOSPORT.COM – Pelatih adalah salah satu kunci kesuksesan sebuah klub. Klub yang berisi pemain hebat namun tak memiliki pelatih kualitas jempolan akan kalah dengan klub yang berisi pemain biasa saja namun memiliki pelatih dengan kualitas kelas wahid.
Beberapa pelatih hebat tersebut tak semuanya sempat merasakan karir sebagai pemain hebat. Namun, ada juga yang mampu meraih kesuksesan ketika masih menjadi pemain dan saat menjadi pelatih.
Carlo Ancelotti, Antonio Conte, Pep Guardiola adalah deretan pelatih yang tak kalah hebat ketika masih berkarir sebagai pemain profesional. Bandingkan dengan nama-nama seperti Jurgen Klopp atau Jose Mourinho yang hanya hebat ketika berkarir sebagai pelatih saja.
Beberapa pelatih top Eropa saat ini ternyata pernah bermain bersama dalam satu tim. Dirangkum dari Squawka, berikut adalah 5 tim yang dalam satu musim pernah diisi oleh banyak calon pelatih top Eropa.
Juventus 1996/97
Antonio Conte (Inter Milan)
Zinedine Zidane (Real Madrid)
Didier Deschamps (Timnas Prancis)
Era ini adalah era di mana Serie A Italia masih menjadi kompetisi paling elit seantero Eropa. Musim ini sendiri merupakan salah satu musim tersukses Juventus.
Mereka berhasil menggondol trofi Serie A Italia dan hampir menjadi kampiun Liga Champions 2 musim beruntun andaikata mereka tidak dikalahkan oleh Borussia Dortmund di final.
Dari skuat asuhan Marcelo Lippi tersebut, muncul tiga pemain yang menjelma menjadi pelatih papan atas Eropa. Conte, Zidane, dan Deschamps telah berhasil membuktikan kesuksesan mereka.
Jika digabung, ketiga pelatih tersebut berhasil meraih 3 trofi Liga Champions, 1 trofi Piala Dunia, 1 trofi Liga Inggris, 3 trofi Serie A Italia, 2 trofi LaLiga Spanyol, dan beberapa trofi lainnya.
Argentina 2001
Diego Simeone (Atletico Madrid)
Mauricio Pochettino
Dipimpin oleh Marcelo Bielsa, Argentina tahun ini berhasil menelurkan 2 pelatih papan atas Eropa. Simeone sukses membawa Atletico menjadi salah satu kekuatan sepakbola Eropa beberapa musim terakhir ini.
Sedangkan Pochettino meraih ketenaran kala melatih Espanyol, Southampton dan Tottenham Hotspur. Untuk Tottenham, dirinya bahkan berhasil membawa klub asal London itu melaju ke final Liga Champions musim 2018/19 yang lalu.
1. 5 Tim yang Dalam Satu Musim Pernah Diisi Banyak Calon Pelatih Top Eropa
Lazio 1999/00
Roberto Mancini (Timnas Italia)
Simone Inzaghi (Lazio)
Lazio musim ini dilatih oleh Sven-Goran Eriksson, sosok yang memiliki reputasi mentereng di kancah persepakbolaan Italia pada tahun 1980-an sampai dengan tahun 1990-an.
Skuat ini menelurkan Roberto Mancini yang sukses membawa trofi Liga Inggris pertama untuk Manchester City dan Simone Inzaghi yang berhasil meloloskan Lazio ke Liga Champions untuk kali pertama sejak 13 tahun terakhir.
Barcelona 1998/99
Pep Guardiola (Manchester City)
Luis Enrique (Timnas Spanyol)
Pep Guardiola adalah lulusan Barcelona 1998/99 yang sukses menjadi pelatih dengan raihan berbagai macam trofi yang mempertegas statusnya sebagai pelatih papan atas Eropa.
Setelah sukses meraih hampir segalanya bersama Barcelona sebagai pelatih, Guardiola memutuskan untuk hengkang ke Bayern Munchen dan melakukan hal yang sama.
Saat ini dirinya masih menukangi Manchester City dan berhasil meraih treble winner lokal (Liga Inggris, Piala FA, Piala Liga Inggris) di musim 2018/19 lalu.
Sementara Luis Enrique kembali membangun pondasi Timnas Spanyol untuk bisa mendominasi Eropa atau bahkan dunia seperti yang sempat Spanyol lakukan beberapa tahun yang lalu.
Chelsea 1996/97
Roberto Di Matteo
Ruud Gullit
Gianluca Vialli
Steve Clarke
Musim ini Chelsea dilatih oleh Ruud Gullit yang berperan sebagai pelatih sekaligus pemain. Di musim pertamanya ini, legenda Belanda tersebut sukses mengantarkan Piala FA untuk Chelsea, trofi yang menjadi trofi pertama mereka dalam 26 tahun.
Skuat ini menelurkan Vialli yang sukses mengantarkan trofi Piala Winner’s (Liga Europa), Piala FA, dan Piala Liga Inggris. Sementara Di Matteo sukses membawa trofi Liga Champions untuk Chelsea dan Clarke saat ini sukses membawa Skotlandia menjadi salah satu kuda hitam di Eropa.