4 Tim Peraih Treble Winner di Era Liga Champions, Siapakah yang Terbaik?
INDOSPORT.COM – Sejak era Liga Champions dimulai pada tahun 1992/93, telah banyak tim yang mampu merengkuh Si Kuping Besar. Namun dari sekian banyak klub, hanya ada empat tim saja yang mampu meraihnya dengan status Treble Winner.
Keberhasilan Bayern Munchen menjuarai Liga Champions melengkapi torehannya di musim 2019/20. The Bavarian berhasil menyandang status Treble Winner usai menjuarai kompetisi tertinggi se Eropa tersebut.
Sebelum merengkuh Si Kuping Besar, Bayern Munchen telah terlebih dahulu memenangkan Bundesliga Jerman dan DFB Pokal 2019/20. Dua gelar tersebut pun berhasil dilengkapi dengan gelar Liga Champions.
Raihan Treble Winner ini menjadi kali raihan kedua Bayern Munchen sejak era Liga Champions dimulai. Namun FC Hollywood bukanlah tim pertama yang meraih status ini sebanyak dua kali di era tersebut.
Sebelumnya Barcelona pun pernah meraih Treble Winner di musim 2008/09 dan 2014/15. Namun terlepas dari hal tersebut, apa yang ditampilkan Bayern Munchen dan Blaugrana adalah sebuah pencapaian yang menawan di era Liga Champions sejauh ini.
Selain kedua tim tersebut, ada pula Manchester United dan Inter Milan yang mampu meraih status Treble Winner sepanjang era Liga Champions. Namun bedanya, kedua tim ini hanya mampu meraihnya sebanyak satu kali saja.
Jika ditelisik lebih jauh, maka akan muncul pertanyaan jenius. Siapakah di antara empat tim tersebut yang pantas menyandang peraih Treble Winner terbaik?
Berikut INDOSPORT urutkan penyandang status Treble Winner dengan catatan terbaik sepanjang era Liga Champions dari keempat tim tersebut.
1. 1. Barcelona (2008/09)
Jika berbicara yang siapakah tim terbaik di era Liga Champions sejak 1992/93, tentu jawabannya adalah Barcelona.Raksasa Catalan ini menjadi penyandang Treble Winner di musim 2008/09.
Pada musim tersebut, Barcelona diasuh oleh nama yang tak begitu terkenal, yakni Pep Guardiola. Pasalnya pria berkepala plontos ini bukanlah nama besar di dunia kepelatihan kala itu.
Namun, lewat tangannya dan permainan Tiki-Taka, Barcelona mampu menjadi yang terbaik di Eropa dan dunia. Total 62 pertandingan dijalani Blaugrana dengan meraih 42 kemenangan, tujuh kekalahan, dan 13 kali imbang.
Hebatnya, di musim tu Barcelona terbilang kokoh di lini depan dan belakang dengan mencetak 153 gol dan hanya kebobolan 55 gol.
2. Manchester United (1998/99)
Bagi pendukung Setan Merah, tak ada yang mampu mengalahkan sejarah Manchester United meraih Treble Winner di musim 1998/99. Pasalnya, status tersebut didapatkan lewat aksi heroik.
Sejak awal musim 1998/99, tak ada yang menyangka Man United akan meraih tiga gelar prestisius dalam semusim. Apalagi dalam perjalanannya di setiap kompetisi, Setan Merah menghadapi tim-tim kuat.
Sebagai contoh, di Liga Inggris Man United harus bersaing dengan tim legendaris Arsenal. Lalu di Piala FA, Setan Merah harus menghadapi Liverpool, Chelsea, Arsenal untuk menjadi juara. Pun di Liga Champions dengan menghadapi Barcelona, Inter Milan, Juventus dan Bayern Munchen.
Namun skuat arahan Sir Alex Ferguson tersebut mampu membalikkan prediksi banyak orang. Piala FA mampu direngkuhnya dengan dramatis. Pun dengan Liga Inggris yang harus ditentukan hingga pekan terakhir.
Namun, yang paling diingat pecinta sepak bola adalah kemenangan dramatis di final Liga Champions. Man United yang tertinggal terlebih dahulu mampu melakukan comeback luar biasa dan mengalahkan Bayern Munchen di babak tambahan waktu.
Total 63 pertandingan dijalani Manchester United di musim 1998/99. Namun catatan Setan Merah tak begitu baik dibanding Barcelona dengan hanya meraih 36 kemenangan, lima kekalahan dan 22 kali imbang dengan memasukkan 128 gol dan kebobolan 63 gol.
2. 3. Bayern Munchen (2019/20)
Hampir sama seperti Manchester United, Bayern Munchen menjalani musim 2019/20 dengan inkonsistensi. The Bavarian tak mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai raksasa di awal-awal musim.
Bahkan peristiwa memalukan dialami Bayern Munchen memasuki paruh kedua musim 2019/20. Kekalahan 5-1 dari Eintracht Frankfurt memaksa FC Hollywood melakuka perombakan. Niko Kovac dilengserkan dan diganti oleh Hansi Flick.
Perubahan ini lantas membawa Bayern Munchen ke kejayaan. Gelar Bundesliga Jerman mampu dikunci dengan DFB Pokal. Dua gelar ini pun dilengkapi dengan satu gelar Liga Champions yang tidak didapat dengan mudah.
Jika menilik lawan-lawan yang dihadapi, Bayern Munchen sejatinya menghadapi tekanan dalam perjalanannya ke tangga juara. Di babak 16 besar, The Bavarian harus bertemu Chelsea, kemudian Barcelona di perempatfinal dan Olympique Lyon di semifinal.
Namun secara perkasa, Bayern Munchen mampu memenangkan setiap pertandingan yang ada dengan skor besar. Hal ini pun dibarengi dengan catatan 100 persen kemenangan hingga merengku gelar Liga Champions.
Alhasil Treble Winner pun menutup musim 2019/20 Bayern Munchen dengan catatan 43 kemenangan, lima kali kalah dan empat kali seri dalam 52 penampilan dengan memasukkan 159 gol dan kebobolan 50 gol saja.
4. Inter Milan (2009/10)
Pada musim 2009/10 atau satu dekade silam, Inter Milan menorehkan sejarah sebagai tim Italia yang meraih Treble Winner pertama kali. Torehan Nerazzurri ini tak lepas dari tangan dingin Jose Mourinho.
Pada musim tersebut, Inter dikenal sebagai tim dengan semangat juang tinggi. Kepragmatisan Mourinho pun tercermin dalam strategi-strateginya. Catatan La Beneamata kala itu mungkin cukup menggambarkan keinginan The Special One untuk mendapat hasil akhir.
Berbanding terbalik dengan Barcelona, Inter mampu menampilkan kepragmatisan Mourinho dengan hasil akhir yang memuaskan. Mungkin publik tak lupa bagaimana permainan Nerazzurri kala itu yang menumpuk 10 pemain di belakang kala menjalani leg kedua melawan Blaugrana.
Terlepas dari strategi tersebut, Inter tetap menorehkan sejarah sebagai tim pertama Italia yang meraih Treble Winner. Gelar Serie A, Coppa dan Liga Champions menutup musim menakjubkan Nerazzurri.
Di kancah Eropa, Inter kerap dianggap underdog. Namun prediksi tersebut mampu dibalikkan Mourinho hingga di partai puncak menumbangkan Bayern Munchen dan membuat Nerazzurri meraih titel Liga Champions ketiganya sepanjang sejarah.
Musim 2009/10, Inter Milan total memainkan 57 laga dengan catatan 37 kali menang, tujuh kali kalah dan 13 kali imbang. Kepragmatisan Mourinho pun terlihat dari catatan gol Nerazzurri yang hanya memasukkan 99 gol dan kebobolan 46 gol.