x

Luigi Del Neri dan Kisah Dongeng Chievo Verona

Jumat, 9 Oktober 2020 16:37 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Serie A Italia musim 2001-2002 mungkin akan terus dikenang sebagai salah satu musim paling mengejutkan bagi Luigi Del Neri dan Chievo Verona-nya.

INDOSPORT.COM - Serie A Italia musim 2001-2002 mungkin akan terus dikenang sebagai salah satu musim paling mengejutkan di kasta teratas Italia. Mengapa? karena di musim itu, tercipta kisah dongeng Chievo Verona, 'Sang Keledai Terbang'.

Chievo adalah tim pendatang baru kala itu. Sejak berdiri pada 1929, baru musim 2001-2002 tim yang bermarkas di pinggiran kota Verona itu bermain di Serie A.

Keberhasilan Chievo promosi dicapai setelah mereka menempati posisi ketiga klasemen akhir Serie B pada musim 2000-2001. Bak klub berpengalaman, Chievo sama sekali tampil tak canggung.

Baca Juga
Baca Juga

The Flying Donkey alias si Keledai Terbang berhasil memimpin klasemen Serie A di awal musim mengangkangi klub mapan seperti Juventus, AS Roma, Lazio, Inter dan AC Milan. Hal ini segera membuat mereka menjadi tajuk headline di banyak media olahraga di seluruh dunia.

Sebabnya, hampir semua pemain di klub ini memiliki label kelas dua. Alias nama-nama pemain yang tak diperhitungkan.

Adalah sosok pelatih jenius bernama Luigi Del Neri yang mampu meramu Chievo Verona menjadi tim kuat dengan skuad tanpa bintang ternama kala itu.

Lahir di Aquileia, 23 Agustus 1950, Luigi Del Neri merupakan mantan pemain yang memutuskan untuk menjadi pelatih. Namanya hampir tak terdengar di sepak bola Italia, karena ketika menjadi pemain, ia lebih sering membela klub-klub kecil.

Termasuk pula ketika memulai memulai karier sebagai pelatih di mana ia lebih sering memegang tim-tim Serie B dan C seperti Ravenna, Novara, Teramo, Ternana, dan Empoli. Meski begitu, ia sempat empat kali membawa tim berbeda meraih promosi ke divisi lebih tinggi.

Akan tetapi, baru bersama dengan Chievo Veronalah Luigi Del Neri mengalami perubahan nasib 180 derajat. Karena bersama tim gurem inilah ia berhasil melambungkan namanya menjadi salah satu pelatih diperhitungkan di Italia.

Luigi Del Neri sanggup meramu pemain-pemain berlabel kelas dua seperti Cristiano Lupatelli, Salvatore Lana, Eugenio Corini, Eriberto, Christian Manfredini, Simone Perotta, Massimo Marazzina, dan Bernardo Corradi menjadi sebuah tim yang solid dan kompetitif.

Di bawah asuhan Luigi Del Neri, Chievo Verona tidak mengalami demam panggung dalam mengarungi Serie A. Melalui formasi 4-4-2 kesayangannya, mereka menggoyang tim-tim papan atas.

Kemenangan demi kemenangan dipetik hingga tak terasa mereka sempat menjadi Capolista dalam waktu cukup lama. Sampai pekan ke-22 pun mereka masih aman di posisi keempat.

Skuad asuhan Luigi Del Neri akhirnya mengakhiri kompetisi di posisi kelima dengan 54 poin. Chievo hanya berselisih satu poin saja dari zona Liga Champions. Sebuah pencapaian luar biasa bagi tim debutan.

Di posisi kelima, mereka berhak atas tiket Liga Europa bersama dengan Lazio. Kehebatan Chievo ini dinilai banyak pihak kala itu karena kemampuan Del Neri dalam menjembatani sepak bola tradisional dan modern.

Chiveo memiliki kekuatan pertahanan yang optimal. Sementara di lini serang, mereka mulai menyerang dengan memanfaatkan sisi sayap.

Baca Juga
Baca Juga

Christian Manfredini dan Eriberto merupakan dua pemain sayap yang sudah mampu menerapkan gaya main sepak bola modern kala itu. Semenetara di lini tengah, Del Neri masih menempatkan sosok playmaker klasik atas nama Eugenio Corini.

Pemain yang kini melatih Lecce itu memegang peranan penting dalam serangan pasukan Luigi Del Neri. Luigi Del Neri sanggup menciptakan ritme permainan dan daya agresi mereka yang begitu tinggi di tiap lininya. 


1. "Sukses Chievo Bukan Kisah Dongeng"

Serie A Italia musim 2001-2002 mungkin akan terus dikenang sebagai salah satu musim paling mengejutkan bagi Luigi Del Neri dan Chievo Verona-nya.

Tanpa disadari, kala itu Del Neri telah memainkan sepak bola modern yang akhirnya menjadi begitu umum di masa sekarang.

Atas hal ini, Luigi Del Neri pun selalu menolak jika kesuksesan timnya disebut sebagai 'Kisah Dongeng', sebab menurutnya, apa yang diraih Chievo adalah hasil kerja keras.

"Saya berharap orang-orang berhenti menyebut kesuksesan Chievo ini sebagai dongeng. Chievo adalah hasil dari kerja keras tiap hari yang kami lakukan," ujar Del Neri dalam wawancara eksklusif kepada Guerin Sportivo di masa silam.

Luigi Del Neri juga menanamkan kepada pemainnya agar tidak pasrah dengan status tim promosi. Justru ia bertekad mempertahankan level kompetitif Chievo. Hal inilah yang menjadi kunci bagi timnya dalam beberapa musim awal di Serie A Italia.

Para alumni pemain Chievo sendiri akhirnya bermain di klub-klub besar dan level tim nasional seperti Simone Perotta, Bernardo Corado, dan lainnya.  

Setelah mengejutkan seluruh Italia dan dunia, Luigi Del Neri akhirnya dilirik menangani tim besar, AS Roma. Sayang, perjalannya di musim 2004-2005 tak begitu bagus karena hanya mampu membawa Roma ke posisi 8.

Setelah itu, Luigi Del Neri banyak melatih klub-klub Serie A Italia lain seperti Palermo, Atalanta, Genoa, sampai Udinese. Mungkin puncak pencapaian tertingginya di level kepelatihan adalah kala menangani Juventus pada 2010-2011.

Namun, sama seperti di Roma, ia cuma bisa membawa Bianconeri ke peringkat tujuh klasemen Serie A Italia. Del Neri yang kini sudah berusia 70 tahun mengakhiri telah karier kepelatihan pada 2017. Namun kabar terbaru menyatakan ia telah sepakat menjadi pelatih kepala Brescia di Serie B 2020-2021.

Serie A ItaliaChievoLuigi Del Neri

Berita Terkini