Mikel Arteta 'Sembuh', Giliran Frank Lampard Kena Sindrom Sulit Menang

INDOSPORT.COM - Setelah Mikel Arteta, kini giliran Frank Lampard dan Chelsea yang menjadi sorotan usai tampil mengecewakan dalam sebulan terkakhir di Liga Inggris. 

Liga Inggris 2020-2021 kembali menghadirkan kejutan menarik di paruh pertama musim ini. Kali ini Chelsea menjadi pemberitaan utama setelah meraih rentetan hasil buruk dalam sebulan terakhir di bawah pelatih Frank Lampard. 

Belanja besar-besaran di awal musim ternyata tak membuat skuad Chelsea makin kompetitif. The Blues menjalani musim ini dengan inkonsisten. 

Setelah melakoni sembilan laga tanpa kekalahan, Chelsea mulai memasuki periode sulit dengan hanya meraih satu kemenangan dari enam laga terakhir. Dalam rentan waktu tersebut, skuad asuhan Frank Lampard menderita empat kekalahan dan satu imbang. 

Posisi Chelsea pun kian melorot drastis di klasemen sementara. Setelah tembus dua besar, Chelsea kini tertahan di posisi delapan. 

Performa buruk Chelsea seakan melanjutkan tongkat estafet dari klub tetangganya, Arsenal. Mirip dengan Chelsea, Arsenal dalam dua bulan sebelum Natal juga tengah terjerat sindrom sulit menang. 

Skuad asuhan Mikel Arteta cuma merasakan satu  kemenangan di 10 laga beruntun mereka. Namun, situasi itu mulai terkendali setelah mereka berhasil memenangi tiga laga terakhir Liga Inggris yang dimulai dari partai Boxing Day melawan Chelsea.

Usai Arsenal bangkit, kini giliran Chelsea yang tengah dalam pesakitan. Bencana tersebut dimulai ketika mereka kalah 1-0 dari Everton di Goddison Park. 

Usai kekalahan tersebut, Chelsea seperti kesulitan kembali ke tren positif. Mereka digasak Wolverhampton 2-1, Arsenal 3-1, diimbangi Aston Villa 1-1, dan kembali kalah 1-3 dari Man City. 

Berdasarkan analisis pertandingan, Chelsea pada sebulan terakhir memang tampil kurang oke. Mereka menjadi lebih sering kehilangan kontrol bola. 

Saat melawan Man City misalnya, The Blues tampil kurang agresif sampai-sampai membiarkan Man City terlalu nyaman memegang bola.  

Padahal, jika main lebih agresif mereka bisa saja membuat Man City tak berkutik. Namun hal itu tak terlihat. Para penyerang tampil melempem seperti tanpa tekad, padahal lawan yang dihadapi adalah Man City.

Sejumlah kesalahan individu juga terlihat di laga itu yang membuat skuad Chelsea nampak tidak siap untuk laga ini. Untungnya hal tersebut disadari langsung oleh Frank Lampard. 

"Kami membuat kesalahan, kesalahan individu, dan tidak cukup dekat. Mereka menghukum kami," ujar Lampard kepada BBC Sport.

Frank Lampard jelas menjadi salah satu pihak paling bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Chelsea. The Blues sebetulnya memiliki skuad mumpuni dan mereka telah membuktikannya dari pekan ke-3 sampai 11 lalu. 

Namun setelah itu Chelsea seperti kehabisan bensin baik secara taktis maupun psikologis. Frank Lampard pun harus segera menemukan jalan keluar persoalan ini. 

Lampard perlu mengembalikan mental juara para pemain Chelsea. Dan yang tak kalah penting, Lampard juga harus lebih berani dalam melakukan rotasi pemain. 

Jika memang ada pemain yang tampil buruk terus-terusan, Lampard bisa mencopotnya tak peduli ia pemain bintang atau bukan. 

Bomber kedua Chelsea, Tammy Abraham layak untuk mendapatkan kesempatan tampil lebih banyak seiring dengan buntunya penampilan Timo Werner. Bahkan, Lampard bisa mempertimbangkan untuk mengubah formasi. 

Musim ini Chelsea tampil dengan dua formasi andalan yakni 4-2-3-1 dan 4-3-3. Kedua formasi itu sama-sama pernah melahirkan rentetan kemenangan musim ini. 

Namun, dalam sebulan terakhir, formasi 4-3-3 yang terus dipakai Lampard mulai terlihat tak efektif. Frank Lampard bisa melakukan penyegaran dengan balik ke formasi 4-2-3-1 dan menemukan keseimbangannya kembali.