Kejayaan dan Kejatuhan Aston Villa, Raksasa Liga Inggris yang Terlupakan
INDOSPORT.COM - Jauh sebelum era Manchester City dan Chelsea, Liga Inggris pernah memiliki tim raksasa baru dalam tim Aston Villa. Dari tim yang berlaga di divisi dua, Aston Villa menjelma menjadi raksasa yang disegani pada awal 80-an.
Di sepak bola Inggris, hanya ada lima klub yang pernah menjuarai Liga Champions Eropa. Mereka adalah Liverpool, Manchester United, Chelsea, Nothingham Forest, dan Aston Villa. Trofi tertinggi yang diraih Aston Villa di sepak bola Eropa ini didapat pada musim 1981/1982.
Tidak banyak yang menyangka Villa akan meraih piala paling prestisius di Eropa tersebut. Sebab, tujuh tahun sebelumnya mereka masih bermain di divisi dua dengan utang yang menumpuk.
Bahkan, ketika mereka promosi ke divisi utama Liga Inggris, raihan tertinggi Villa hanya duduk di posisi keempat. Namun, sejarah membuktikan bahwa hal tersebut bisa terjadi di Aston Villa.
Benih kejayaan Aston Villa bisa ditelusuri dari keberhasilan mereka menjuarai Piala Liga pada 1975 dan 1977. Baru promosi ke Liga Utama Inggris, Aston Villa menjelma menjadi tim kuda hitam usai melewati masa-masa gelap.
Dibesut oleh mantan pelatih Man City, Ron Saunders, Aston Villa membuat kejutan dengan menembus empat besar liga dan meraih dua Piala Liga di dekade 70-an.
Aston Villa resmi kembali ke jajaran elite Liga Inggris seiring dengan Ron Saunders yang terus membentuk tim juara. Pada musim 1980/81 Aston Villa dibawa Ron Saunders menjuarai Liga Inggris pertama mereka setelah puasa sekitar 70 tahun lamanya.
Gelar itu menjadi gelar ketujuh mereka sepanjang sejarah. Skuad juara memang tengah dibangun oleh Ron Saunders bermodalkan pemain-pemain lokal Britania seperti Allan Evans (bek), Ken McNaughy (bek), sampai Peter White (striker).
Akhirnya Villa tiba pada panggung terbesar mereka di Liga Champions (dulu Piala Champions) 1981/82. Musim itu adalah musim pertama Aston Villa berlaga di Liga Champions semenjak kompetisi itu dibentuk pada dekade 50-an.
Sebelumnya, turnamen Eropa tertinggi yang pernah diikuti Aston Villa hanyalah Piala UEFA. Hal inilah yang membuat Aston Villa begitu mengejutkan kala itu.
Sayang, musim 1981/82 tidak berjalan mulus sepenuhnya. Sebab di liga mereka harus turun 10 peringkat dari musim lalu dan mereka juga harus kehilangan pelatih Ron Saunders akibat konflik dengan pemilik klub.
Namun, hal itu tak menodai perjuangan Aston Villa di Liga Champions. Ketika ditinggal Ron Saunders, Villa sedang on fire di babak perempatfinal.
Sebagai anak baru, rupanya Aston Villa tidak mengalami demam panggung sama sekali. Asisten Ron, Tony Barton, naik menjadi pelatih kepala.
Pada leg pertama perempatfinal melawan Dynamo Kyiv, Aston Villa berhasil menahan imbang tim tuan rumah 0-0. Pada leg kedua, Villa menghajar Dynamo Kiev dengan skor 2-0.
Kemenangan itu jadi modal penting untuk mereka menatap semifinal. Di babak ini Villa berjumpa dengan raksasa Belgia, Anderlecht.
Villa sama sekali tak minder. di leg pertama mereka menang tipis 1-0 dan berhasil menahan imbang Anderlecht di Belgia. Babak final pun di depan mata.
Aston Villa mendapat lawan kuat Bayern Munchen di partai puncak. Melawan raksasa Bundesliga tersebut, Villa jelas kurang diunggulkan.
Bagaimana tidak, Munchen diperkuat oleh legenda hidup Jerman seperti Paul Breitner, HJans Wreiner, hingga sang kaisar Karl-Heinz Rummenigge. Namun dewi fortuna berpihak kepada Aston Villa.
Meski tampil tertekan, Aston Villa sempat melancarkan serangan rapi yang berujung gol. Diawali dari operan bola dari Dennis Mortimer yang diberikan kepada Gary Shay, bola kemudian diteruskan kepada Tony Morley setelah melakukan sejumlah gerakan tipu.
Dari situ, Morley meneruskan kepada striker Villa, Peter White, yang tak terkawal di lini depan. Sontekan bola dari Peter White pun tak bisa diamankan oleh Manfred Muller.
Sebanyak kurang lebih 13 ribu suporter Aston Villa bergemuruh di Stadion De Kuip, Feyenoord, Belanda. Berkat satu gol itu, mereka pun berhak atas gelar juara Liga Champions pertama mereka sepanjang sejarah.
Aston Villa menorehkan tinta emas untuk sepak bola Inggris. Villa kembali melanjutkan dominasi tim Inggris di Eropa setelah sebelumnya Piala Champions dikuasai oleh Nothingham Forest (1979, 1980) dan Liverpool (1977, 1978, 1981).
1. Kejatuhan Aston Villa
Ironisnya, kejatuhan Aston Villa langsung terlihat di musim yang sama mereka menjuarai Liga Champions. Sampai menjelang akhir musim 1981/1982, Villa terjerembab ke zona degradasi.
Beruntung, perlahan mereka mampu memperbaiki peringkat. Meski begitu, sejak kemenangan di De Kuip atas Munchen, Aston Villa tidak benar-benar kembali ke performa terbaik mereka.
Tidak ada trofi penting yang mereka raih dalam kurun waktu lama selain Piala Super Eropa tahun 1982. Prestasi Aston Villa menukik tajam di pertengahan 80-an.
Puncaknya mereka harus terdegradasi ke divisi dua pada akhir musim 1986/87 setelah menjadi juru kunci di peringkat ke-22 dengan koleksi 36 poin.
Dua musim di divisi dua, Aston Villa akhirnya promosi pada akhir musim 1989/90. Villa turut berpartisipasi sebagai anggota asli gelaran akbar Liga Primer Inggris yang mulai dibentuk pada 1992.
Namun, sejak era Liga Inggris 1992 sampai saat ini, satu-satunya trofi penting yang mereka raih hanya Piala Liga tahun 1997. Meski begitu, mereka beberapa kali sempat mengikuti kualifikasi Piala UEFA dan tembus ke final Piala FA 2000.