x

Florentino Perez, dari Politikus Gagal sampai Jadi Orang Terkuat di Sepak Bola

Selasa, 20 April 2021 16:25 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Menyelami karier Presiden Real Madrid, Florentino Perez, si sosok paling berpengaruh di dunia sepak bola yang kini memimpin pembentukan Liga Super Eropa.

INDOSPORT.COM - Menyelami karier Presiden Real Madrid, Florentino Perez, si sosok paling berpengaruh di dunia sepak bola yang kini memimpin pembentukan Liga Super Eropa. 

Nama Florentino Perez menjadi buah bibir di jagat sepak bola dunia. Bagaimana tidak, sosok presiden Real Madrid itu jadi tokoh utama dalam pembentukan Liga Super Eropa (European Super League) yang tengah menjadi perbincangan masyarakat luas. 

Gonjang-ganjing terjadi di persepakbolaan Eropa. Sebanyak 12 klub elite benua biru sepakat membentuk Liga Super Eropa atau European Super League (ESL) sebagai tandingan Liga Champions milik UEFA. 

Gagasan Liga Super Eropa gaungnya kian santer sejak beredarnya informasi per Minggu (18/04/21) di mana belasan tim elite Eropa akan mendeklarasikan bergabung dengan kompetisi ini.

Baca Juga
Baca Juga

Meski dideklarasikan pada menjelang musim panas 2021, faktanya rencana pendirian ESL sudah tercetus bertahun-tahun lalu. Adalah sosok Florentino Perez (presiden Real Madrid) yang dikabarkan mengingini kompetisi semacam ini pada 2009 silam. 

"Kami sudah menyepakati European Super League terbaru yang menjamin bahwa yang terbaik akan selalu bermain melawan yang terbaik - itu tidak terjadi di Liga Champions," kata Perez ketika itu kepada The Telegraph.

Sebagai informasi, Liga Super Eropa terbentuk lantaran sejumlah besar klub raksasa Eropa (12 tim yang disebutkan tadi dan kini dianggap sebagai pendiri European Super League) percaya bahwa format Liga Champions saat ini masih dianggap kurang menguntungkan.

Florentino Perez mengklaim pendirian ESL adalah usaha untuk menyelamatkan sepak bola. "Ketika saya mengatakan menyelamatkan sepak bola, saya bermaksud menyelamatkan semua orang, sehingga selama 20 tahun ke depan setidaknya kita bisa hidup damai. Situasinya sangat dramatis. Kami yakin format ini bisa menyelamatkan sepak bola, seperti Piala Eropa menyelamatkan sepak bola pada 50-an," ujarnya. 

Perez meyakini bahwa Liga Super Eropa adalah wadah yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Meski begitu, pernyataan dari Perez ini dianggap egois oleh banyak pihak. 

Bagaimana tidak, membawa embel-embel 'menyelamatkan sepak bola dunia' tetapi fakta yang ada adalah belasan klub hanya mencari keuntungan untuk mereka sendiri. Ratusan juta euro masuk ke kantong klub-klub besar yang akhirnya melebarkan kesenjangan dengan klub-klub kecil.

Baca Juga
Baca Juga

Namun, bukan Florentino Perez namanya jika tidak memiliki kuasa. Pria 74 tahun itu dengan lantang menantang UEFA untuk mendepak klub-klub peserta Liga Super Eropa dari Liga Champions. Perez juga bertaruh UEFA tak akan berani melarang para pemain bermain di Piala Dunia dan Piala Eropa. 

Sebetulnya, seperti apa sosok Florentino Perez yang sesungguhnya? Bagaimana ia bisa menjadi begitu kuat seperti sekarang ini?


1. Dari Politikus Gagal sampai Jadi Orang Terkuat di Sepak Bola

Pemain Real Madir Sergio Ramos mendapat ucapan selamat dari presiden Real Madrid Florentino Perez, Kamis (16/07/20).

Sebelum Liga Super Eropa ramai diperbincangkan, Florentino Perez telah terlebih dahulu menunjukkan kuasanya di jagat sepak bola. Hal itu terbukti dari kepemimpinannya selama belasan tahun di klub raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid. 

Florentino Perez adalah orang di balik proyek Galacticos Real Madrid pada era 2000-an. Di bawah Florentino Perez, Real Madrid merengkuh tiga gelar Liga Champions yang diraih secara berturut-turut. 

Secara umum, ia adalah presiden yang paling sukses mempertahankan performa timnya di Eropa. Geliat Florentino Perez di balik layar jelas tidak bisa dianggap remeh. 

Florentino Perez memiliki pengaruh yang begitu kuat di Santiago Bernabeu. Ia bisa mengumpulkan bintang-bintang terbaik dunia dan sekaligus mendepak pemain selevel Cristiano Ronaldo. 

Mungkin, latar belakangnya yang adalah mantan politikus sekaligus pebisnis andal membuat Perez begitu lihai dalam birokrasi sepak bola. Jauh sebelum mengisi kursi jabatan presiden Los Blancos, Florentino Perez merupakan mahasiswa yang belajar di jurusan teknik sipil. 

Selepas berkuliah, ia bekerja di instansi pemerintah. Florentino muda bekerja di Dewan Kota Madrid dengan jabatan rendah. Tak lama kemudian, ia bekerja di Kementerian Pekerja dan Transportasi 

Tak puas dengan kariernya, Florentino Perez akhirnya merambah dunia politik. Ia diangkat sebagai Sekjen Partai Reformis Demokratik Spanyol yang baru didirikan. 

Namun, kariernya di politik tak berlangsung lama. Hanya hitungan hari setelah Pemilu 1986, partai yang menaunginya bubar. Florentino pun memutuskan tidak melanjutkan karier di politik dan hijrah ke dunia bisnis. 

Di sinilah sepertinya peruntungan Florentino Perez berada. Florentino memulai karier bisnisnya dengan membeli perusahaan konstruksi kecil bersama sejumlah rekannya. 

Tak ada yang menyangka, perusahaan konstruksi kecil dan hampir bangkrut yang dibelinya bakal menjadi perusahaan kontruksi terbesar di Spanyol sekaligus salah satu raksasa korporasi internasional dengan nama ACS (Actividades de Construcción y Servicios)

Florentino yang berjuang di era 90-an akhirnya sukses merintis bisnis kontruksinya hingga menjadi elemen penting dalam pengembangan perekonomian Spanyol hingga saat ini. 

Akhirnya, dengan modal yang cukup, pada tahun 1995 ia memutuskan membeli saham mayoritas Real Madrid sekaligus menyingkirkan presiden Lorenzo Sanz. 

Florentino Perez bersama rekrutan anyar Real Madrid, Cristiano Ronaldo. 

Florentino Perez memimpin Real Madrid dalam dua era, yakni tahun 2000-2006 dan 2009 - hingga saat ini. Ia menjadi salah satu presiden tersukses dalam sejarah klub Real Madrid. 

Pengaruhnya yang besar di dunia bisnis dan perekonomian Spanyol serta statusnya sebagai pemilik klub terbesar di dunia membuat Florentino Perez menjadi orang yang begitu disegani. 

Apalagi, Florentino Perez adalah orang yang berani alias bernyali besar dalam mengambil keputusan-keputusan nekat seperti pemecatan dan lainnya. Maka tak heran sabda-sabdanya begitu 'ditakuti' oleh UEFA termasuk dalam kisruh Liga Super Eropa.  

Real MadridLaLiga SpanyolUEFAFlorentino PerezLiga Super EropaLiga Spanyol

Berita Terkini