x

Buruknya Stigma Kiper Ketiga, Jadi Sasaran Tembak hingga Numpang Juara

Senin, 2 Agustus 2021 21:36 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Chelsea resmi merekrut bintang rival, yakni Marcus Bettinelli

INDOSPORT.COM – Stigma kiper ketiga memang selalu buruk di mata pecinta sepak bola. Selain karena jarang bermain, kontribusinya selalu tak dianggap.

Bursa transfer Liga Inggris musim panas ini dikejutkan dengan keputusan dua tim papan atas, Manchester United dan Chelsea, merekrut kiper.

Diketahui, Man United merekrut Tom Heaton. Sedangkan Chelsea merekrut Marcus Bettinelli. Keduanya datang dengan status bebas tansfer.

Baca Juga
Baca Juga

Jika dilihat dari komposisi pemain kedua klub, baik Man United dan Chelsea memiliki kiper-kiper hebat dalam skuatnya.

Di Manchester United ada sosok David De Gea dan Dean Henderson, sedangka di Chelsea ada sosok Edouard Mendy dan Kepa Arrizabalaga.

Tak pelak, kedatangan Heaton ke Man United dan Bettinelli ke Chelsea hanya untuk menjadi kiper ketiga saja. Lalu, apa fungsinya kiper ketiga jika dengan dua kiper saja sudah cukup?

Biasanya, slot kiper ketiga digunakan untuk para kiper muda guna meninmba ilmu atau diisi kiper tua untuk mememuhi administrasi dan aturan Homegrown Player (untuk Inggris).

Selain itu, kiper ketiga kerap dipakai untuk sasaran tembak para pemain dalam latihan. Maka tak heran posisi ini banyak ditempati pemain muda ataupun kiper yang berusia tua.

Baca Juga
Baca Juga

Dengan status itu, kiper ketiga punya citra buruk di mata pecinta sepak bola. Kala tim juara, kiper ketiga dianggap hanya numpang.

Padahal, peran para kiper ketiga ini penzting, selain menjadi sasaran tembak namun juga untuk berjaga-jaga andai tim kehilangan dua kipernya.

Tak percaya besarna peran kiper ketiga? Ambil kisah dari Chelsea dan tim nasional Italia yang sangat terbantu akan adanya sosok kiper ketiga.


1. Kiper Ketiga Pembawa Berkah

Caption

Pada musim 2006/07, Chelsea harus bergantung pada sosok kiper ketiga, yakni Enrique Hilario, untuk mengawal gawang tim utama di banyak pertandingan.

Hilario yang berstatus kiper ketiga harus tampil karena kala itu dua kiper Chelsea, Petr Cech dan Carlo Cudicini, cedera saat bertanding melawan Reading di Liga Inggris.

Hilario tampil di banyak pertandingan terhitung sejak Oktober 2006 hingga Januari 2007. Saat dua kiper utama sembuh, ia pun kembali ke bangku cadangan lagi.

Dengan pengalaman yang diterima Hilario, bisa dikatakan kiper ketiga bisa turun bermain andai ada kejadian yang tak terelakkan seperti kasus Chelsea.

Lalu, bagaimana saat kiper pertama dan kedua fit? Kembali lagi, kiper ketiga menjadi cadangan dan hanya bermain saat berlatih saja bersama tim utama.

Namun, peran kiper ketiga di luar latihan sangat vital. Apalagi jika posisi ini ditempati oleh kiper gaek atau bahkan kiper yang kenyang pengalaman di level teratas.

Sebagai contoh, ambil kasus Italia pada Piala Dunia 2006 dan Euro 2020. Pada Piala Dunia, Gianluigi Buffon sebagai kiper utama mendapat bantuan dari sosok kiper di belakangnya yakni Angelo Peruzzi dan Marco Amelia.

Selama di Piala Dunia 2006, Peruzzi dan Amelia tak pernah tampil. Namun keduanya membantu menjaga keharmonisan dan berlatih bersama agar Buffon tampil baik. Hasilnya? Italia meraih Piala Dunia 2006.

Lalu di Euro 2020, Italia dibela oleh tiga kiper hebat seperti Gianluigi Donnarumma, Salvatore Sirigu, dan Alex Meret.

Dari ketiga pemain itu, hanya Alex Meret selaku kiper ketiga yang tak pernah tampil selama gelaran Euro 2020. Padahal, ia tampil apik bersama Napoli.

Sedangkan Sirigu yang berstatus kiper kedua, hanya tampil dalam hitungan menit saja. Ia diturunkan dengan alasan sentimentil, yakni usianya telah 34 tahun dan Euro 2020 bisa jadi kompetisi akbar terakhirnya, beda dengan Meret yang berusia 24 tahun.

Keduanya tak menaruh cemburu dan meneruskan tradisi kiper-kiper Italia lainnya terus membantu Donnarumma yang tampil apik dari laga pertama hingga final. Tujuannya demi meraih gelar juara.

Pada akhirnya, kehadiran kiper ketiga bukanlah sebagai Camat atau Cadangan Mati saja. Mereka punya kontribusi yang tak bisa dipandang remeh dalam keberhasilan tim menjadi juara.

Manchester UnitedItaliaChelseaKiperTom HeatonBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini