x

2 Kiper yang Nasibnya Tak Seberuntung Cahya Supriadi Usai Benturan, Meregang Nyawa di Lapangan

Sabtu, 17 September 2022 21:05 WIB
Editor: Juni Adi
Kiper muda Persija Jakarta U-18, Cahya Supriadi.

INDOSPORT.COM - Dua kiper ini nasibnya kurang beruntung tak seperti Cahya Supriadi di Timnas Indonesia U-19, karena harus meregang nyawa usai benturan dengan rekan setim di lapangan.

Timnas Indonesia U-19 kembali meraih hasil positif saat melakoni pertandingan kedua di babak Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 Grup F, melawan Hong Kong, Jumat (16/09/22) kemarin.

Baca Juga

Bermain di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Timnas Indonesia U-19 menang dengan skor telak 5-1 atas Hong Kong.

Skuad Garuda Nusantara sudah unggul cepat melalui gol Rabbani Tasnim di menit ke-10. Lima menit berselang digandakan oleh Alfriyanto Nico Saputro di menit ke-15.

Keunggulan 2-0 untuk Timnas Indonesia U-19 bertahan hingga menit akhir babak pertama, sebelum diperlebar oleh Zanadin Fariz di menit ke-43.

Baca Juga

Babak pertama ditutup 3-0. Di babak kedua, Hong Kong coba tampil lebih agresif. Serangan yang mereka bentuk berbuah hasil pada menit ke-63.

Chen Ngo Hin mencetak gol memperkecil skor jadi 3-1. Akan tetapi Timnas Indonesia U-19 yang lebih unggul segala, mampu terus mendominasi pertandingan.

Jelang berakhirnya babak kedua, anak asuh Shin Tae-yong menambah dua gol lagi melalui Marselino di menit ke-86 dan 90. Skor 5-1 bertahan hingga pertandingan usai.

Baca Juga

Sayang kemenangan Timnas Indonesia U-19 itu harus dibayar mahal karena cederanya kiper utama mereka, Cahya Supriadi.

Cahya Supriadi harus keluar lapangan setelah ia cedera karena mengalami insiden benturan dengan rekan setimnya, Beri Santoso, saat berusaha mempertahankan gawangnya.

Cahya langsung tergeletak. Penanganan medis dilakukan, sampai akhirnya Cahya langsung dilarikan ke rumah sakit. 

Mobil ambulans masuk ke lapangan, dan membawanya ke rumah sakit. Kabar terbaru menyebut kalau kondisi Cahya Supriadi mulai membaik.

"Cahya telah melalui observasi, kemudian pemeriksaan CT scan, dan foto rontgen di kepala, serta dikonsultasikan dengan dokter bedah saraf," kata Syarif Alwi, dikutip dari unggahan di akun Instagram PSSI. 

"Hasil CT scan dan rontgen menunjukkan Cahya dalam keadaan baik. Saat ini kondisi Cahya dalam keadaan sadar dan stabil," ujar Syarif Alwi.

Dengan kabar terbaru itu nasib Cahya Supriadi bisa dibilang beruntung, karena ada dua kejadian serupa di sepak bola nasional yang harus berakhir dengan meninggal dunia. Siapa saja mereka?


1. Choirul Huda

Batu nisan Choirul Huda.

Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia usai terjadi benturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues De Mesquita saat menjamu Semen Padang di Stadion Surajaya, Minggu 15 Oktober 2017.

Benturan keras terjadi saat kiper berusia 38 tahun tersebut mencoba menghadang umpan terobosan pemain Semen

Padang. Usai benturan, Huda mengerang kesakitan sambil memegangi dada dan rahangnya. Tak berselang lama, ia dilarikan ke UGD RSUD Soegiri.

Menurut Dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi UGD RSUD Soegiri, analisa awal penyebab meninggalnya Huda disebabkan oleh benturan keras di beberapa bagian tubuh.

“Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher.

Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak.

Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas,” katanya seperti dikutip dari Liputan6.com

Pihaknya, telah semaksimal mungkin memberikan pertolongan kepada Huda dengan melakukan pompa jatung dan otak selama 1 jam.

“Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas. Itu analisa awal kami, karena tim kami tidak sempat melakukan scaning," ujarnya.

"karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal,” tambahnya.

Kiper Choirul Huda mengembuskan nafas terakhirnya di RSUD dr. Soegiri, Lamongan. Dada bagian kiri Choirul Huda cedera dalam insiden yang terjadi pada menit ke-44 tersebut.


2. Taufik Ramsyah

Logo Liga 3.

Kiper Tornado FC Taufik Ramsyah meninggal dunia pada Selasa (21/12), beberapa hari setelah mengalami benturan di kepala dalam laga Tornado FC vs Wahana FC di babak 6 besar Liga 3 2021 di Stadion Universitas Riau, Sabtu (18/12).

Cedera di kepala itu terjadi saat Taufik ingin mengamankan bola. Saat insiden terjadi pertandingan memasuki menit ke-40 dan skor kedua tim imbang 1-1.

Dalam video yang bereda di media sosial Twitter, Taufik tidak bergerak usai benturan tersebut. 

Setelah berupaya ditolong tim medis, Taufik dimasukkan ke mobil ambulans.

Beberapa hari mendapat perawatan di rumah sakit, kiper 20 tahun itu mengembuskan napas terakhir pada Selasa (21/12) malam.

"Penjaga gawang masa depan sepakbola Riau. Yang sejak kecil mencintai olahraga ini. Momen terakhirnya saat sedang mengawal gawangnya dan melakukan profesi yang amat dicintainya ini," tulis Tornado FC dalam unggahan di Instagram.

Bola InternasionalTimnas Indonesia U-19Shin Tae-yongCahya SupriadiKualifikasi Piala Asia U-20 2023

Berita Terkini