x

Pertama dalam Sejarah! Anthem Persis Solo Menggema di Markas PSIM Yogyakarta

Rabu, 5 Oktober 2022 09:09 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
Doa bersama yang digelar suporter PSIM, Brajamusti, turut dihadiri ribuan suporter PSS Sleman dan Persis Solo

INDOSPORT.COM - Selasa, 4 Oktober 2022 akan dikenang sebagai peristiwa bersejarah bagi suporter dua klub tertua di Indonesia yakni Persis Solo dan PSIM Yogyakarta.

Setelah puluhan tahun bermusuhan, suporter dari dua klub pendiri PSSI ini bersatu dalam satu lokasi. Peristiwa bersejarah ini terjadi di halaman markas PSIM Yogyakarta yakni Stadion Mandala Krida.

Baca Juga

Acara ini sejatinya merupakan doa bersama untuk Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang pasca duel Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Namun, di tengah situasi duka, ada sedikit kegembiraan yang dirasakan. Ya, suporter yang berulang kali terlibat bentrok ini pada akhirnya setuju untuk saling memaafkan dan berdamai.

Baca Juga

Ribuan suporter Persis Solo yang hadir dalam acara doa bersama itu bisa tersenyum dan saling berjabat tangan dengan ribuan suporter PSIM Yogyakarta.

Bahkan, suporter PSIM Yogyakarta memberikan sambutan luar biasa ketika anthem Persis Solo berjudul "Satu Jiwa" menggema di Stadion Mandala Krida.

Peristiwa ini tak terbayang bakal terjadi pada tahun ini, ketika pada 25 Juni 2022 lalu, dua kelompok suporter "Trah Mataram" ini masih bentrok.

Baca Juga

Bentrokan itu terjadi di beberapa titik saat rombongan suporter Persis Solo nekat menerobos wilayah Yogyakarta, dalam perjalanan ke Magelang.

Kini, rentetan kejadian itu sudah termaafkan dan menjadi sebuah sejarah lama. Sejarah baru terjadi bahwa suporter Persis Solo dan PSIM sepakat untuk berdamai.


1. Pendiri Pasoepati Buka Suara

Doa bersama yang digelar suporter PSIM, Brajamusti, turut dihadiri ribuan suporter PSS Sleman dan Persis Solo

Salah satu pendiri suporter Pasoepati, Mayor Haristanto, mengaku sangat gembira dengan kabar bahagia ini. Ia masih ingat betapa kerusuhan pernah terjadi antara suporter Solo dan Yogyakarta pada tahun 2000 lalu.

Kerusuhan itu terjadi karena suporter Pasoepati yang kala itu masih jadi pendukung Pelita Solo memadati seluruh tribun Stadion Mandala Krida, 4 Juni 2000 silam.

Baca Juga

Pendukung PSIM yang masih bernama PTLM tak terima hingga mereka melempari suporter Solo dan memecahkan kaca bus serta mobil suporter Solo.

"Saya sangat bersyukur, sangat gembira dengan kabar ini. Saya sudah menanti perdamaian ini selama 22 tahun," kata Mayor Haristanto, Selasa (4/10/22).

Baca Juga

Ketika kerusuhan besar pada Liga Indonesia 1999/2000, Mayor masih bertindak sebagai Presiden Pasoepati. Ia mengakui bukan hal mudah untuk memulihkan keharmonisan suporter Solo dan Yogyakarta.

Baca Juga

"Sebenarnya sempat ada upaya, seperti saat PSIM ke Solo tahun 2003, kita ucapkan selamat datang ke rombongan suporternya, tapi memang belum membuahkan hasil," tutur Mayor.

"Semoga ini bukan pertemuan yang biasa saja, tapi benar-benar menjadi awal dari sebuah perdamaian. Bagi saya tetap penak seduluran," lanjut Mayor.


2. Inspirasi Suporter Indonesia

Doa bersama yang digelar suporter PSIM, Brajamusti, turut dihadiri ribuan suporter PSS Sleman dan Persis Solo

Mayor ingin perdamaian ini juga menjadi kabar baik bagi sepak bola Indonesia. Perdamaian antara suporter PSIM dan Persis Solo bisa menjalar ke semua suporter yang masih berkonflik.

Beberapa suporter yang hubungannya masih renggang adalah suporter Persija dengan suporter Persib, serta suporter Arema FC dengan suporter Persebaya.

"Semoga ini menjadi inspirasi buat kelompok suporter yang lain untuk, ayo sama-sama berdamai lagi, karena sepak bola itu memang sejatinya mempersatukan. Sepak bola itu merupakan sebuah kegembiraan," papar Mayor.

Selain berdamai dengan suporter Persis Solo, suporter PSIM juga berdamai dengan suporter PSS Sleman. Hadir dalam acara doa bersama itu ribuan suporter Brigata Curva Sud dan Slemania.

Tiga suporter besar di wilayah Jawa Tengah dan DIY ini akhirnya membuat cerita indah di tengah suasana duka sepak bola Indonesia. Rivalitas tak sehat yang memakan banyak korban pada akhirnya berakhir di Stadion Mandala Krida.

Persebaya SurabayaPSIM YogyakartaPersis SoloLiga IndonesiaArema FCStadion Mandala KridaTragedi Kanjuruhan

Berita Terkini