☰
x

'One Love' Dilarang di Piala Dunia 2022, Jerman Tetap Nekat Suarakan Hak dan Keberagaman

Kamis, 24 November 2022 19:26 WIB
Penulis: Lukman Hadi Subroto | Editor: Nugrahenny Putri Untari
Bentuk aksi protes Timnas Jerman untuk FIFA saat sesi pemotretan jelang lawang Jepang di Piala Dunia 2022. Foto: REUTERS/Annegret Hilse.

INDOSPORT.COM - Timnas Jerman menyatakan akan terus menggaungkan protesnya terkait kampanye LGBT. Hal itu dilakukan karena pelarangan simbol pelangi di Piala Dunia 2022 Qatar.

Sebelum melawan Jepang dalam gelaran Piala Dunia 2022, sebelas pemain Jerman melakukan sesi foto sambil menutup mulut sebagai bentuk protesnya.

Pose tersebut dilakukan sebagai protes sanksi FIFA terkait pemakaian ban lengan kapten simbol solidaritas terhadap kaum lesbian, gay, bisexual, transgender, dan queer (LGBTQ).

Selain itu, pihak asosiasi sepak bola Jerman (DFB) telah merilis pernyataan khusus mengenai pose menutup mulut tersebut melalui akun twitter-nya @DFB_Team_EN.

Berikut pernyataan resmi dari DFB:

"Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai-nilai yang kami anut di tim nasional Jerman: keberagaman dan saling menghormati. Bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, kami ingin suara kami didengar.

Baca Juga

"Menentang pemakaian ban kapten sama dengan membungkam suara kami. Kami tetap berdiri dengan sikap kami."

Selain itu, Jerman juga melakukan protes terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh pemerintah Qatar kepada para pekerja migran yang membangun sarana untuk Piala Dunia.

Baca Juga

Jerman melakukan protes tersebut ketika pertandingan Piala Dunia 2022 saat melawan Islanda pada 26 Maret 2021. Saat itu, skuad Der Panzer menggunakan kaos bertuliskan "Human Rights".

The Guardian melaporkan sekitar 6.500 pekerja migran yang telah meninggal dunia. Pemerintah Qatar sendiri mengatakan bahwa informasi tersebut salah.

Hal serupa juga mereka lakukan ketika pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Rumania pada 28 Maret 2021. Saat itu seluruh pemain dan staf membalikkan baju sebagai dukungan terhadap pelanggaran HAM.

Baca Juga

1. Larangan FIFA

Kiper Jerman, Manuel Neuer saat laga Jerman melawan Jepang di Piala Dunia Qatar2022. Foto: REUTERS/Matthew Childs.

"Idenya datang dari tim. Kami menginginkan permainan yang adil di dalam dan di luar lapangan. Kami mendukung 30 hak asasi manusia dan keragaman itu," kata Manuel Neuer.

Sebelumnya asosiasi sepak bola dunia (FIFA) telah melarang penggunaan ban lengan (armband) kapten pelangi One Love sebagai bentuk menghormati aturan yang berlaku di Qatar.

Adapun pelarangan pemakaian ban lengan dengan simbol pelangi dan dukungan terhadap komunitas LGBTQ di Piala Dunia telah dirilis FIFA pada Senin (21/11/2022).

FIFA mengatakan bahwa setiap modifikasi peralatan yang digunakan oleh pemain di lapangan harus dilakukan di bawah persetujuan official dan perangkat pertandingan.

Meski telah dilarang FIFA, beberapa negara seperi Belanda, Inggris, dan Wales sempat berniat untuk nekat mengenakan ban lengan pelangi dalam pertandingan Piala Dunia 2022.

Baca Juga

Namun, Jerman, Inggris, Belanda, dan beberapa tim nasional Eropa lainnya pada akhirnya secara resmi tak akan memakai ban lengan pelangi dalam laga Piala Dunia 2022.

Meski sudah dilarang, masih saja ada yang melanggar peraturan yang berlaku di Qatar, seperti fans Wales yang mengenakan topi pelangi ketika akan mendukung timnya melawan Amerika Serikat.

Baca Juga

Selain itu, ada juga wartawan asal Amerika Serikat yang ditahan oleh pihak keamanan stadion karena mengenakan kaos simbol pelangi ketika akan menonton pertandingan negaranya melawan Wales di Piala Dunia 2022.

Qatar sendiri telah menetapkan bahwa perilaku homosksual sebagai perbuatan yang dilarang dan sudah ada di undang-undang. Bahkan para pelakunya akan mendapat hukuman.

Sebelum Piala Dunia 2022 dimulai, duta besar Piala Dunia Qatar menegaskan bahwa perilaku homoseksual merupakan sebuah kerusakan berpikir yang dialami manusia.

Baca Juga

Sumber: The Guardian

JermanPiala Dunia 2022LGBTUpdate Piala Dunia 2022

Berita Terkini