x

Habiskan Lebih dari Rp7 Triliun Musim Ini, Mengapa Chelsea Masih Bisa Lolos FFP?

Selasa, 17 Januari 2023 01:36 WIB
Penulis: Antonius Wahyu Indrajati | Editor: Prio Hari Kristanto
Kehadiran Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea tentu menjadi topik pembicaraan yang panas di media sosial karena terus berfoya-foya di musim ini. Foto: REUTERS-Andrew Couldridge

INDOSPORT.COM – Kehadiran Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea tentu menjadi topik pembicaraan yang panas di media sosial karena terus "berfoya-foya" di musim ini.

Chelsea diyakini masih belum ingin berhenti untuk mendatangkan pemain baru, meskipun baru saja membajak Mykhaylo Mudryk dari Arsenal dengan biaya sekitar 100 juta euro (sekitar Rp1,6 triliun).

Dengan deretan pemain baru yang didatangkan, tentu sulit untuk menerka apa yang sejatinya diinginkan dari pemilik baru Todd Boehly dan Clearlake Capital.

Mereka tidak takut untuk berinvestasi besar-besaran dengan menambah pemain baru untuk skuat Graham Potter.

Jika ditotal secara keseluruhan, pada musim 2022-2023 Chelsea telah menghabiskan lebih dari 400 juta pounds (sekitar Rp7 triliun) untuk 14 pemain baru termasuk peminjaman Joao Felix.

Baca Juga

Hal yang lebih "membagongkan" lagi adalah Boehly berniat untuk mendatangkan sejumlah pemain baru lagi tanpa khawatir terkena pelanggaran Financial Fair Play (FFP).

Tentu hal ini cukup menyita perhatian, di mana Manchester United terpaksa hanya bisa meminjam Wout Weghorst karena pertimbangan FFP.

Baca Juga

Namun, ternyata hingga saat ini Chelsea belum dilaporkan menerima pelanggaran FFP meskipun telah membelanjakan dana hingga lebih dari Rp7 triliun.

Kieran Maguire, seorang Dosen Senior Akuntansi dan Keuangan di Universitas Liverpool sekaligus penulis The Price of Football turut menjelaskan bagaimana The Blues bisa dengan santai belanja tanpa khawatir terkena FFP.

Melalui podcast The Price of Football, Kieran Maguire menjelaskan bahwa Financial Fair Play ternyata memiliki kelemahan yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh Chelsea.

Baca Juga

1. Chelsea Manfaatkan Celah Financial Fair Play

Todd Boehly, pemilik Chelsea. Foto: REUTERS/Matthew Childs

Berdasarkan penjelasan dari Kieran Maguire, dinamika uang yang masuk dan keluar dari klub merupakan hal dasar yang memengaruhi Financial Fair Play (FFP).

Dia menyebutkan bahwa salah satu kelemahan FPP karena didasarkan pada angka akuntansi, meskipun memanipulasi hal tersebut bukanlah sebuah kata yang tepat.

“Jika kita melihat Chelsea, apa yang Anda temukan adalah selama dekade terakhir mereka telah menjual pemain dengan keuntungan 658 juta pounds,” kata Kieran Maguire dikutip via Football London.

“Ketika kita memikirkan soal uang, maka kita akan memikirkan uang tunai. Tetapi, untuk FFP itu datang ke amortisasi seperti ketika mendatangkan Mykhaylo Mudryk,” sambungnya.

Sebagai tambahan informasi, amortisasi dalam istilah akuntansi merupakan pengalokasian biaya aktiva yang dibayarkan secara teratur hingga terbayar pada saat jatuh tempo.

Baca Juga

“Jadi, jika saya mendatangkan pemain dengan harga 80 juta pound dengan kontrak tujuh tahun, Anda akan membagi biaya itu melalui amortisasi dan berakhir dengan biaya lebih dari 11 juta pounds,” jelasnya.

“Ketika Anda menjual pemain, semua keuntungan masuk ke perhitungan dengan segera. Tetapi, ketika membeli pemain, biaya tersebut tersebar selama masa kontrak (per tahun),” pungkasnya.

Baca Juga

Hanya saja, rencana ini tentu juga memiliki risiko yang besar, di mana Chelsea harus mampu memaksimalkan pemain dengan kontrak panjang tersebut.

Dengan demikian, meskipun hingga saat ini Chelsea masih aman dari pelanggaran FFP. Tetapi, jika gagal untuk masuk ke Eropa bukan tak menutup kemungkinan segalanya bisa menjadi lebih buruk pada bursa transfer musim panas mendatang.

Baca Juga

Sumber: Football London

ChelseaFinancial Fair PlayLiga InggrisTodd Boehly

Berita Terkini